Bos Mafia Playboy

Siapa Penyebab Irene Tewas?



Siapa Penyebab Irene Tewas?

0"Itu takkan terjadi! Aku tak akan pernah membiarkan Natasya menyakiti Imelda," tegas Jeffrey pada sosok suami dari Imelda Mahendra.     
0

Jeffrey sangat mengerti kecemasan Brian terhadap istrinya. Mengingat sudah banyak kekejaman yang telah dilakukan oleh mantan istri dari Adi Prayoga itu. Ia berharap jika Natasya segera mendapatkan hukuman yang pantas untuknya.     

"Apa kamu tahu, siapa sosok pria yang sedang berbicara dengan Natasya?" tanya Jeffrey pada temm5an dekatnya itu.     

Tak langsung menjawab pertanyaan itu, Davin Mahendra justru mengambil ponselnya. Ia pun mencoba untuk mencari sosok pria yang sedang bersama Natasya itu.     

"Dia berkata jika dirinya adalah atasan Rizal Hartanto saat insiden kecelakaan Irene terjadi." Davin Mahendra masih menatap layar ponsel miliknya. Ia sedang berusaha untuk mencari tahu tentang pria itu.     

Tak lama kemudian, Davin Mahendra menunjukkan sebuah gambar dari layar ponselnya. Ia pun menunjukkan gambar itu pada Jeffrey, Brian dan juga Imelda.     

"Jika benar dia adalah pria ini, berarti seseorang yang selama ini mendukung Natasya adalah Teddy Julian. Seorang hakim kontroversial yang tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya," ungkap Davin Mahendra atas gambar seorang pria dari layar ponselnya.     

"Benar! Pria itu yang tadi bersama Natasya. Hanya saja, wajahnya tak terlihat semuda itu," sahut Jeffrey penuh kelegaan. Akhirnya ia bisa mengetahui identitas dari pria yang bersama dengan mantan istri dari Adi Prayoga.     

Imelda hanya bisa mendengarkan pembicaraan mereka. Ia sama sekali belum pernah mendengar nama seorang hakim yang telah disebutkan oleh ayahnya itu.     

"Apa Papa mengenalnya?" tanya Imelda pada ayahnya.     

"Papa sama sekali tak mengenalnya. Saat itu papa hanya penasaran dengan seseorang yang memberikan perintah untuk menutup kasus mamamu. Dan ternyata ... Natasya ada di belakang pria itu." Lagi-lagi Davin Mahendra harus menemukan kebenaran baru yang di luar dugaan. Segalanya terasa begitu sulit untuk diterimanya.     

Jeffrey bangkit dari tempat duduknya lalu menatap luar jendela penuh kecurigaan.     

"Mungkinkah Natasya yang telah menyebabkan Irene tewas dalam kecelakaan itu?" gumam Jeffrey pelan namun masih bisa didengar oleh seisi ruangan itu.     

Keheningan di antara mereka, membuat suara pelan yang digumamkan Jeffrey terdengar begitu jelas. Ia masih belum yakin jika Natasya tega melakukan kejahatan itu pada sahabatnya sendiri.     

Seketika itu juga, Imelda memandang suaminya. Ia takut jika Brian akan syok mendengar banyak kejahatan yang mungkin saja telah dilakukan oleh ibunya. Segalanya terlalu sulit bagi mereka. Terlebih Natasya adalah wanita yang telah melahirkan Brian Prayoga.     

"Bagaimana jika Mama benar-benar terlibat dalam insiden itu, Brian?" Imelda semakin mengkhawatirkan suaminya itu. Ia tak ingin jika Brian sampai tak bisa menerima kenyataan pahit tentang ibunya.     

"Jika Mama memang terlibat, ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Jangan sampai ia terus sembunyi dari hukumannya." Meskipun sedikit ragu, Brian berhasil mengatakan hal itu kepada istrinya. Ia tak mungkin membiarkan seorang penjahat terus berbuat ulah dan melakukan kejahatan.     

Dalam suasana yang semakin menegangkan itu, Jeffrey kembali ke tempat duduknya lagi. Ia kembali memikirkan semua itu. Tak ingin semuanya kembali terkubur setelah beberapa bukti mulai muncul ke permukaan.     

"Siapa yang kira-kira bisa membantu kita untuk menyeret Natasya?" tanya Jeffrey pada mereka semua.     

"Eliza Hartanto! Aku sangat yakin jika perempuan itu bisa membantu kita untuk menemukan bukti dan juga saksi." Davin Mahendra sangat yakin terhadap wanita yang berstatus sebagai kekasih dari Martin. Hanya dengan beberapa kali pertemuan saja, ia sudah bisa menilai jika Eliza Hartanto adalah sosok jaksa yang bisa diandalkan.     

Mereka baru saja mengingat tentang Eliza Hartanto. Wanita itu juga yang dengan sangat berani melawan Natasya dan membuktikan jika wanita itu telah memalsukan tanda tangan Irene Mahendra.     

"Kirimkan rekaman suara itu padaku, Om. Aku akan membawanya pada Eliza. Ada banyak hal yang ingin kukatakan padanya." Imelda meminta rekaman suara itu pada Jeffrey. Ia berharap jika Eliza bisa menemukan sebuah solusi untuk kekacauan itu.     

Tanpa diminta dua kali, Jeffrey bergegas mengirimkan hasil rekaman suara yang telah didapatkannya. Sebenarnya, ia sudah tak ingin terlibat hubungan apapun dengan Natasya. Namun wanita itu selalu berhasil mengancamnya dengan berbagai cara yang menjijikkan.     

"Di mana Om Jeffrey bertemu dengan Mama?" Kali ini giliran Brian yang bertanya pada sosok pria yang sengaja mengundang mereka semua. Ia sangat penasaran, di mana ibunya akan tinggal bersama sama pria itu.     

"Sepertinya Natasya menginap di Queen Hotel yang berada di pusat kota. Aku bertemu dengannya di sana, kebetulan ia memintaku untuk mengantarkan mobil di lobby hotel itu." Jeffrey menjelaskan pertemuannya dengan Natasya pagi-pagi tadi. Ia pun tak mengerti, mengapa wanita bisa berada di hotel itu.     

Imelda sangat mengetahui alamat hotel itu, beberapa kali ia pernah menginap di sana saat menghindari orang-orang suruhan dari Davin Mahendra.     

"Aku tahu di mana hotel itu. Lebih baik aku segera menemui Eliza sekarang juga. Bukankah lebih cepat lebih baik?" Imelda terlalu bersemangat untuk memberitahukan bukti baru yang bisa membuat Natasya menerima hukumannya.     

"Apakah kamu baik-baik saja, Imelda? Kamu sekarang sedang mengandung, jangan sampai kamu kelelahan karena harus membereskan kekacauan ini." Davin Mahendra mulai khawatir pada anak perempuannya itu. Akhir-akhir ini, Imelda harus bekerja keras untuk melakukan banyak hal karena ulah Natasya.     

Imelda langsung mengulum senyuman hangat dan juga sangat tulus pada ayahnya. Perhatian Davin Mahendra berhasil menyentuh hatinya, ia tak menyangka jika ayahnya akan begitu peduli dengannya. Wanita itu sangat bahagia mendengar semuanya.     

"Aku baik-baik saja, Pa. Ketika aku lelah, aku pasti akan beristirahat. Papa tak perlu mengkhawatirkan kamu," ucap Imelda dalam tutur kata yang begitu lembut dan terdengar menenangkan hati.     

"Aku akan menghubungi Eliza dulu." Imelda mengambil ponselnya dan mencoba untuk menghubungi kekasih dari Martin itu.     

Sepertinya Eliza tak menjawab panggilan dari Imelda. Hal itu membuat Imelda sedikit kecewa. Hingga tak lama kemudian, ponsel wanita hamil itu berdering cukup keras.     

"Ya, Eliza," sahut Imelda pada sosok yang berbicara di telepon.     

Imelda menunjukan wajah lega saat Eliza menghubunginya kembali. Ia merasa ada sedikit harapan yang bisa dilakukan Eliza untuknya.     

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, Eliza. Bisakah kita bertemu di Queen Hotel?" Imelda berharap wanita itu tak menolak untuk menemuinya.     

"Aku akan mengabarimu jika sudah sampai di sana." Kalimat itulah yang diucapkan oleh Imelda sebelum panggilan itu berakhir. Ia pun kembali memasukkan ponsel itu ke dalam tasnya.     

Imelda mengajak Brian untuk segera berangkat menemui Eliza. Ia sudah tak sabar untuk memberikan rekaman itu pada anak perempuan dari Rizal Hartanto. Mereka pun berpamitan pada Jeffrey dan juga Davin Mahendra yang masih membicarakan banyak hal.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.