Bos Mafia Playboy

Keterkejutan Jeffrey



Keterkejutan Jeffrey

0Jeffrey merasa curiga pada sikap Natasya kali ini. Ia merasa jika wanita itu sedang menyembunyikan sesuatu darinya.     
0

Beberapa saat setelah mobil bawahannya melaju, ia pun berpikir untuk mengejar mobil yang telah membawa Natasya itu. Ia tak peduli jika wanita itu akan murka ataupun melakukan hal gila kepadanya.     

"Ikuti mobilku yang masih berhenti di lampu merah depan!" perintah Jeffrey pada bawahannya.     

"Baik, Pak." Dengan kecepatan yang tidak terlalu tinggi, mereka pun mengikuti mobil yang dibawa oleh Natasya. Seperti seorang penguntit, Jeffrey sudah bertekad untuk mengikuti wanita itu.     

Setelah mengemudi beberapa saat, ternyata Natasya menuju ke sebuah bandara internasional. Jeffrey pun semakin penasaran pada seseorang yang sedang ditemui oleh wanita itu.     

"Untuk apa Natasya ke bandara?" gumam Jeffrey pelan sembari terus mengawasi mobilnya yang sudah berhenti di depan pintu masuk bandara.     

Terlihat, Natasya sedang menjemput seorang pria yang tak dikenalnya. Jeffrey terus memperhatikan pasangan yang terlihat sangat akrab itu. Mereka terlihat seperti pasangan yang sudah cukup lama tidak berjumpa.     

"Mobilnya sudah jalan, Pak. Apakah kita tetap mengikutinya?" tanya seorang pria yang duduk di sebelah Jeffrey.     

"Ikuti mobil itu kemana pun perginya," sahut Jeffrey tanpa mengalihkan pandangan dari mobil miliknya itu.     

Setelah melaju beberapa saat, mobil yang dinaiki oleh Natasya itu berbelok ke sebuah restoran yang berada tak jauh dari bandara. Jeffrey pun ikut masuk ke dalam halaman parkir restoran itu. Ia pun memikirkan sebuah cara agar penyamarannya tidak diketahui oleh Natasya.     

"Lepaskan jaket dan kacamata milikmu. Aku harus turun dan mengawasi mereka berdua," perintah Jeffrey pada bawahannya itu.     

Tanpa memberikan jawaban apapun, pria itu bergegas melepaskan kacamata dan juga jaket yang dipakainya. Ia sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh atasannya itu. Tak biasanya seorang pria seperti Jeffrey langsung turun sendiri ke lapangan. Terlebih penyamaran kali ini terlihat cukup berbahaya dan rentan terbongkar.     

Begitu Natasya dan pria itu mulai masuk ke dalam restoran, Jeffrey baru saja membuka pintu mobilnya. Ia berjalan pelan dengan wajah tenang agar tak menari perhatian orang-orang di sekeliling restoran.     

Dari kejauhan, Jeffrey melihat Natasya dan pria itu sengaja duduk di kursi paling pojok yang cukup dekat dengan jendela kaca besar. Ia pun melihat sekeliling untuk mencari sebuah tempat duduk yang cukup dekat dengan Natasya namun tak terlihat oleh wanita itu.     

Setelah berpikir beberapa saat, Jeffrey memutuskan untuk duduk di sebelah pohon imitasi yang berada cukup dekat dengan Natasya. Pria itu sangat yakin jika Natasya tak akan menyadari keberadaannya di dalam restoran itu.     

Untuk meminimalisir terjadinya perbincangan dengan pelayan restoran, Jeffrey sengaja memesan sekaligus melakukan pembayaran sebelum dirinya duduk di sebuah meja yang dipesannya. Ia akan melakukan apapun agar bisa mendengar percakapan Natasya dengan pria itu.     

"Apa kamu sudah menikahi Rizal Hartanto?" Sebuah pertanyaan baru saja dilontarkan pria itu pada Natasya. Jeffrey tentu saja sangat terkejut mendengar hal itu.     

'Pria itu mengenal Rizal Hartanto? Siapa sebenarnya pria itu?' batin Jeffrey dalam rasa penasaran yang terus saja menari-nari di dalam kepalanya.     

Jeffrey hanya bisa duduk diam sembari mendengarkan pembicaraan antara pria dan wanita itu. Tak lupa, ia sengaja merekam semua pembicaraan itu. Jeffrey berharap jika dirinya bisa menemukan bukti baru tentang insiden kecelakaan Irene Mahendra. Ia sudah berjanji akan memecahkan misteri dalam insiden itu.     

Setelah beberapa lama mereka membicarakan beberapa hal yang terdengar tidak penting, akhirnya sebuah pertanyaan kembali terlontar dan seakan membuat jantung Jeffrey berhenti untuk beberapa saat.     

"Haruskah aku menghabisinya seperti saat kamu memintaku untuk menghabisi ibunya?" tanya pria itu pada Natasya.     

'Apa! Jadi Natasya yang telah membunuh istri dari Rizal Hartanto?' Ingin rasanya batin Jeffrey berteriak keras. Ia benar-benar tak menyangka jika wanita seperti Natasya tega melakukan hal yang begitu mengerikan.     

"Tutup mulutmu, Tedd! Jangan sampai ada orang lain yang mendengar pembicaraan kita!" protes Natasya pada pria yang sedang bersamanya itu.     

Mendengar sebuah panggilan "Tedd" pada pria itu, hati Jeffrey semakin bergejolak. Rasa penasaran di dalam hatinya semakin berkembang berkali-kali lipat. Ia tak pernah mendengar Natasya menceritakan tentang pria itu kepada dirinya.     

'Siapa sebenarnya pria itu?' Jeffrey hanya bisa bertanya di dalam hati sembari menahan dirinya agar tidak mengeluarkan suara apapun di meja yang dipesannya.     

Sebagai seseorang yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Natasya, Jeffrey masih saja tak mempercayai dengan semua yang sedang di dengarnya. Ia baru sadar jika Natasya telah melakukan banyak kejahatan selama ini.     

Mereka berdua juga menyinggung soal Yudha Fabian, kalau untuk hubungan Natasya dan penjahat itu ... Jeffrey sudah mengetahui semuanya. Kecuali bisnis yang dilakukan oleh Natasya di belakangnya. Beberapa kali, wanita itu melakukan pertemuan rahasia dengan Yudha Fabian. Meskipun Jeffrey mengetahui pertemuan mereka, ia sama sekali tak mengetahui pembicaraan mereka.     

Tak lama kemudian, Jeffrey mendengar saat mereka menyinggung tentang arsip kasus kematian Irene Mahendra. Sontak saja, ia langsung menajamkan telinganya. Pria itu tak ingin melewatkan sedikit pun menyangkut informasi tentang Irene Mahendra. Ia sengaja memperhatikan secara detail pembicaraan Natasya dan juga seorang pria yang tak dikenalnya itu.     

Sayangnya, Jeffrey tak mendengar mereka menyebutkan seseorang yang telah membuat Irene Mahendra tewas dalam insiden itu. Ia pun semakin penasaran dengan kasus yang sengaja ditutup karena dirasa tak memiliki bukti ataupun saksi yang cukup kuat.     

'Apa yang sebenarnya terjadi dengan Irene? Mengapa semuanya seolah telah ditutupi?' Hanya pertanyaan itu yang membuat Jeffrey menjadi semakin penasaran atas kematian wanita yang menjadi cinta pertamanya itu.     

Selain mendengar pembahasan singkat tentang kasus Irene Mahendra, ia juga mendengar rencana jahat wanita itu atas Imelda dan juga Adi Prayoga. Sudah sangat jelas jika dendam di dalam hati Natasya sudah tak bisa dipadamkan lagi.     

Berulang kali Jeffrey mendengar saat pria itu membujuk Natasya untuk menghentikan semuanya. Namun Natasya tetap bersikukuh untuk membalaskan dendamnya itu.     

"Pergilah! Aku bisa menangani Adi Prayoga dengan kekuatanku sendiri. Sudah cukup kamu mendukungku selama ini, Tedd," tegas Natasya pada seorang pria yang sedang duduk di sebelahnya.     

Jeffrey semakin yakin jika Natasya takkan berhenti sampai ia membalaskan semua dendamnya. Bahkan tanpa rasa takut, wanita itu sangat yakin jika dirinya bisa menghancurkan Adi Prayoga tanpa bantuan pria itu.     

Sebuah perkataan yang membuat Jeffrey harus mengelus dadanya berulang kali. Ia masih belum bisa menerima apa yang sedang di dengarnya itu.     

"Aku harus pergi sekarang juga, sebelum Natasya mengetahui keberadaanku," gumam Jeffrey sangat pelan sebelum ia bangkit dari tempat duduknya. Ia pun langsung masuk ke dalam sebuah mobil yang sejak tadi menunggunya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.