Bos Mafia Playboy

Sebuah Dendam Pada Adi Prayoga



Sebuah Dendam Pada Adi Prayoga

0Vincent cukup terkejut dengan kedatangan Imelda di tempat pelatihan. Ia tak bisa memikirkan apapun tentang alasan kedatangan adik perempuan kesayangannya itu.     
0

"Untuk apa kamu berada di sini, Imelda?" tanya Vincent pada seorang wanita yang sudah bersiap menembakkan kedua senjata yang berada di tangannya. Ia merasa jika tempat itu sangat tak cocok untuk adiknya yang sedang mengandung itu.     

"Apa Kak Vincent tak bisa melihat jika aku sedang latihan menembak?" Dalam sekali gerakan saja, Imelda sudah berhasil menembakkan kedua senjata itu dalam waktu bersamaan. Suara dentuman keras menggelegar keras mengiringi sebuah peluru yang melesat sangat cepat pada sebuah titik kecil yang menjadi target menembaknya kali ini.     

Seluruh orang langsung bersorak karena melihat kehebatan Imelda dalam menembakkan dua peluru sekaligus. Rasa kekaguman dan juga penasaran tercetak jelas di wajah mereka. Tentunya mereka sangat penasaran pada sosok wanita cantik yang begitu hebat dalam memakai senjatanya.     

"Tak perlu pamer padaku dan juga suamimu. Katakan apa tujuanmu datang ke sini!" Vincent menarik tangan Imelda agar sedikit menjauh dari mereka semua. Ia yakin jika kedatangan Imelda sama sekali bukan untuk bermain-main saja.     

Brian sengaja membiarkan pasangan adik kakak itu berbicara secara pribadi. Ia berdiri di sebelah Jeffrey yang terus memperhatikan pembicaraan mereka berdua.     

"Apa yang sedang direncanakan oleh Kak Vincent dan juga Mama Natasya? Aku curiga kalian berdua sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya bagi kita semua," tuduh Imelda pada kakaknya sendiri. Ia tak tahan harus terus menyimpan hal itu di dalam hatinya.     

"Siapa yang mengatakan hal itu padamu? Aku dan Tante Natasya tak melakukan apapun. Kami hanya mengobrol biasa saja," jelas Vincent tanpa menatap adik perempuan kesayangannya itu. Ia justru memandang beberapa orang yang juga berada dalam tempat latihan itu.     

Imelda merasa kehilangan kata-katanya untuk menjelaskan betapa berbahayanya sang ibu mertua. Ia sudah menyaksikan sendiri saat Natasya berusaha untuk menjebak suaminya ataupun melakukan banyak kejahatan lainnya. Seperti memalsukan tanda tangan milik ibunya, Irene Mahendra.     

"Kuharap Kak Vincent tidak terjebak dalam tipu daya Mama Natasya," bujuk Imelda dengan wajah yang terlihat cukup mencemaskan kakaknya itu.     

"Sudahlah! Jika ingin membahas hal itu lagi, lebih baik kalian pulang. Tak ada untungnya membahas sesuatu yang tidak penting." Vincent mulai kesal dengan tuduhan Imelda atas Natasya. Pria itu seolah telah menutup matanya tentang kejahatan yang pernah dilakukan oleh sahabat dari ibunya itu.     

Imelda terlihat sangat frustrasi atas jawaban dari Vincent. Ia tak menyangka jika kakak laki-lakinya itu bisa sangat mempercayai ibu mertuanya.     

"Kak Vincent pasti akan menyesal jika mempercayai Mama Natasya," peringat Imelda sebelum Vincent berlalu untuk meninggalkan Imelda begitu saja.     

Yang jelas, Vincent tak ingin menjadi pusat perhatian di antara agen yang lainnya. Ia pun memilih untuk menjauhi Imelda yang masih berdiri sembari terus memandang kepergian kakaknya.     

Brian yang melihat kekecewaan di wajah Imelda, bergegas menghampiri istrinya itu. Ia menyentuh jemari tangan Imelda dan menggenggamnya erat. Brian berharap jika hal itu bisa menenangkan hatinya.     

"Tenanglah, Sayang. Jangan diambil pusing, mungkin saja Kak Vincent sedikit lelah karena latihan ini," ujar Brian agar bisa menenangkan hati sang istri. Ia sangat yakin jika Imelda tak menyukai jawaban dari kakaknya itu.     

"Aku akan berbicara dengan Om Jeffrey dulu. Bukankah Om Jeffrey memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Mama Natasya? Semoga saja ia tahu rencana Mama Natasya pada Kak Vincent." Imelda lalu berjalan ke tempat di mana Jeffrey masih berdiri sendirian untuk memperhatikan beberapa agen yang sedang latihan menembak.     

Baru melihat wajah Imelda dan juga Brian saja, Jeffrey sudah bisa menebak jika mereka ingin membicarakan hal penting kepadanya. Ia pun berjalan ke arah Imelda dan juga suaminya. Menanyakan tentang sesuatu hal yang sangat menggangu mereka.     

"Apakah ada hal buruk yang sedang terjadi?" tanya Jeffrey pada pasangan suami istri di depannya. Ia tak tega melihat wajah sedih yang diperlihatkan oleh Imelda di hadapannya.     

"Apa Om Jeffrey mengetahui rencana Mama terhadap Kak Vincent? Akhir-akhir ini, Mama Natasya sering menemukan Kak Vincent. Hal itu terlihat sangat mencurigakan bagi kami." Brian menanyakan hal itu secara langsung kepada atasan dari ayah mertuanya. Lagipula, beberapa kali ia melihat Jeffrey sedang bersama ibunya.     

Jeffrey cukup terkejut mendengar hal itu. Beberapa hari terakhir, Natasya sama sekali tak membahas hal itu dengannya. Bahkan saat mereka berdua bertemu, wanita itu sama sekali tak membahas tentang Vincent.     

"Natasya sama sekali tak membicarakan tentang Vincent. Ia hanya menyebutkan akan membalas dendam kepada Adi Prayoga. Itupun tak dijelaskan balas dendam seperti apa yang akan dilakukannya," terang Jeffrey pada mereka berdua. Ia sama sekali tak menutupi apapun dari Imelda ataupun Brian.     

"Apa Om Jeffrey sama sekali tak mencurigai apapun terhadap rencana Mama Natasya?" tanya Imelda pada sosok pria yang dulu pernah terlihat bersama dengan ibu mertuanya.     

Jeffrey terlihat sedikit bingung untuk menjelaskan hal itu kepada Imelda. Sejujurnya, banyak kecurigaan yang dirasakan oleh Jeffrey terhadap Natasya. Hanya saja, ia sama sekali tak bisa membuktikan apapun tentang kejahatan dari wanita itu.     

"Ada banyak hal yang terus memenuhi kepalaku. Sayangnya aku masih belum menemukan bukti tentang kejahatan Natasya. Ia hanya mengatakan padaku jika akan membalaskan dendam pada Adi Prayoga." Jeffrey mengatakan sesuatu yang pernah dikatakan oleh Natasya kepadanya.     

"Membalas dendam pada Papa? Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Mama?" Brian semakin tak mengerti dengan kegilaan yang telah dilakukan oleh ibunya sendiri. Ia sangat muak berhadapan dengan ibunya.     

Imelda lalu terdiam dan memikirkan sesuatu yang mungkin saja akan dilakukan oleh ibu mertuanya. Ia masih ingat beberapa ancaman yang pernah dilontarkan oleh Natasya kepada Adi Prayoga. Bahkan dengan lantang wanita itu melontarkan sebuah ancaman yang terdengar menakutkan.     

"Mama ingin memberikan sebuah pembalasan yang sangat menyakitkan pada Papa Adi Prayoga. Balas dendam seperti apa yang akan sangat melukai hati Papa?" Imelda bergumam lirih namun masih bisa didengar oleh dua pria yang masih berdiri di sebelahnya.     

"Apa hubungannya dengan Vincent?" Jeffrey pun ikut memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi. Ia juga sama sekali tak bisa memperkirakan sebuah rencana yang akan dilakukan oleh Natasya.     

Brian dan Imelda saling memandang satu sama lain. Mereka sama-sama bingung memikirkan rencana Natasya yang mungkin akan berbahaya bagi mereka semua.     

"Tenanglah. Sebisa mungkin, aku akan mencari tahu rencana Natasya. Begitu mengetahuinya, aku akan segera memberi kabar pada kalian," ucap Jeffrey yang cukup menenangkan hati pasangan suami istri itu.     

Imelda dan juga Brian berharap jika segala rencana jahat dari Natasya bisa digagalkan sebelum memakan korban.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.