Bos Mafia Playboy

Aku Bukan Penjahat



Aku Bukan Penjahat

0Rizal Hartanto baru saja mendapatkan telepon dari seorang wanita yang selama ini selalu menemaninya. Tak jarang wanita itu mengisi kekosongan di dalam hatinya.     
0

Ia pun segera memacu mobilnya ke sebuah rumah yang selama ini ditinggali oleh Natasya. Wanita itu terdengar penuh amarah saat berbincang di telepon.     

Begitu sampai di depan rumah itu, beberapa penjaga terlihat sedang berdiri di depan pintu. Mereka sedikit lega saat melihat kedatangan Rizal Hartanto.     

"Mengapa kalian berdiri di sini?" tanya Rizal Hartanto pada orang-orang yang berjaga di rumah itu.     

"Nyonya Natasya baru saja mengamuk. Kami tak tahu apa yang sebenarnya terjadi," jelas salah seorang dari mereka.     

Pria itu masuk ke dalam sebuah rumah yang cukup besar dan juga mewah. Beberapa pelayan sedang membereskan kekacauan itu.     

"Di mana Natasya?" tanya Rizal Hartanto pada seorang wanita yang dipercaya untuk mengurus rumah itu.     

"Nyonya baru saja masuk ke dalam kamar," jawab wanita yang sangat dipercayai oleh Rizal Hartanto itu.     

Tanpa membuang waktu, Rizal Hartanto bergegas masuk ke kamar Natasya. Di dalam kamarnya, Natasya terlihat sangat kacau dengan pakaiannya yang sedikit berantakan karena baru saja mengamuk.     

"Apa yang sedang terjadi padamu?" Pria itu merasa jika wanita yang dicintainya itu terlihat sangat berantakan. Wajahnya dipenuhi oleh amarah yang nampak begitu jelas.     

Begitu menyadari kedatangan Rizal Hartanto, wanita itu langsung saja memeluk pria itu. Seolah ia sedang mencari perlindungan kepada sang hakim. Natasya merasa aman saat berada di dekat kekasihnya itu.     

"Sepertinya Eliza sengaja mengirimkan orang untuk membututi aku, Mas. Bukankah itu terlalu berlebihan? Bagaimana anak kesayanganmu itu bisa memperlakukan aku seperti itu? Eliza menyuruh anak buahnya untuk mengikuti aku, Mas," keluh Natasya pada seorang pria yang selama ini selalu memberikan dukungan untuknya.     

"Kalau kamu merasa tak melakukan kesalahan, mengapa harus cemas? Biarkan saja mereka mengikutimu," balas Rizal Hartanto atas keluhan Natasya yang sedikit berlebihan. Ia merasa jika wanita itu mulai berubah sejak menunjukkan dirinya pada orang-orang.     

Sejak kejadian surat kuasa palsu yang sengaja dibuat oleh Natasya, Rizal Hartanto merasa jika wanita itu memiliki niat jahat terhadap seseorang. Ia pun mulai berhati-hati dalam melakukan apapun yang berhubungan dengan mantan istri dari Adi Prayoga itu.     

Merasa tersudutkan, Natasya pun memberikan jurus terampuh yang dimilikinya. Ia pun mulai meraba bagian dada Rizal Hartanto untuk menggoda pria yang selama ini telah ditaklukkannya.     

"Aku bukan penjahat, Mas." Natasya mengatakan pembelaan untuk dirinya sendiri sembari membuka kancing kemeja Rizal Hartanto satu persatu. Dengan berbagai cara, wanita itu mencoba untuk menaklukkan seorang pria yang cukup memiliki kuasa atas meja hijau.     

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Natasya?" Rizal Hartanto mulai tergoda pada kekasihnya itu. Ia pun mendorong Natasya dan menghimpitnya ke dinding dalam kamar itu. Pria itu mencium kasar wanita yang selama ini selalu memberikan kenikmatan dunia yang tak didapatkannya dari wanita maupun.     

Apalagi setelah kecelakaan yang menimpa istrinya, Rizal Hartanto hanya bisa menahan dirinya untuk melampiaskan hasratnya sebagai seorang pria. Hingga akhirnya, seorang wanita yang menjadi kekasihnya itu hadir dan menawarkan surga dunia yang sudah sangat dirindukannya. Cinta di antara mereka kembali bersemi setelah sekian lama tak terjamah.     

"Aku hanya ingin hidup bebas tanpa pengawasan dari siapapun, Mas. Eliza semakin membenciku sekarang, aku sudah tak bisa membujuknya lagi." Dengan gerakan sensual, Natasya sengaja membangkitkan gairah pria di depannya itu. Ia mencoba membuat seorang Rizal Hartanto takluk di dalam penguasanya.     

"Nanti aku akan membujuk Eliza agar tak mengawasimu lagi. Semoga saja anak itu mau mendengarkan aku." Rizal Hartanto mulai memejamkan matanya, saat tangan Natasya dengan lihai memainkan sesuatu yang sudah bergairah di bawah sana.     

Wanita itu selalu berhasil membujuk Rizal Hartanto hanya dengan tubuhnya saja. Seolah tubuh Natasya telah menjadi candu bagi hakim senior itu.     

Begitu selesai melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga di antara mereka, Rizal Hartanto duduk di sebelah Natasya yang terlihat masih sibuk untuk memainkan miliknya.     

"Apa kamu tak ingin menjadi istriku yang sah? Jika kamu mau, aku bisa menikahimu secepatnya, Natasya." Sebuah tawaran yang seharusnya cukup menggiurkan bagi wanita manapun. Sudah berkali-kali Rizal Hartanto berusaha untuk menikahi kekasihnya itu. Natasya selalu saja beralasan untuk menolak pria itu.     

"Kamu tahu sendiri, Mas. Sebelum aku berhasil untuk menghancurkan Adi Prayoga, aku tak ingin menikah, Mas." Lagi-lagi Natasya memberikan jawaban itu pada Rizal Hartanto. Seolah wanita itu sama sekali tak ingin menikah dengan seorang pria yang menjadi kekasihnya. Bahkan sebelum mereka berdua sama-sama menikah.     

Wanita itu lalu bangkit dari ranjang dan memakai bathrobe untuk menutupi tubuhnya. Kemudian Natasya membereskan beberapa pakaian ke dalam kopernya.     

"Apa kamu akan pergi?" tanya Rizal Hartanto pada seorang wanita yang baru saja memberikannya kenikmatan surga dunia.     

"Besok pagi teman-temanku mengajak liburan bersama. Mungkin aku akan pergi selama beberapa hari, Mas." Natasya menjawab pertanyaan itu sembari terus menata beberapa pakaian yang akan dibawanya untuk liburan bersama.     

Tanpa diduga, Rizal Hartanto justru memeluk wanita itu dari belakang. Memberikan beberapa serangan tak terduga pada Natasya. Ia tak ingin menyia-nyiakan waktu sebelum wanita itu akan pergi.     

"Sebelum pergi, kamu harus memuaskan aku sampai benar-benar puas," bisik Rizal Hartanto pada seorang wanita yang sudah tidak muda lagi. Namun Natasya masih terlihat sangat cantik dan juga sexy. Wanita itu selalu saja terlihat menggoda dan menggugah gairah.     

Seolah tanpa lelah, pasangan itu kembali melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga. Rizal Hartanto seolah tak ingin melepaskan Natasya dari dekapan. Hingga mereka berdua sangat lelah dan tertidur saling memeluk hingga esok hari.     

Keesokan harinya, Rizal Hartanto baru saja membuka matanya. Ia tak mendapati Natasya di sisinya. Pria itu akhirnya membersihkan diri lalu keluar dari kamarnya. Dengan sengaja ia mencari keberadaan kekasihnya itu.     

"Apa kamu melihat Natasya?" tanya Rizal Hartanto pada seorang wanita yang dipercayai untuk mengurus rumah itu.     

"Pagi-pagi sekali Nyonya Natasya pergi dengan sebuah koper. Beliau juga tak membawa mobilnya justru memiliki untuk menaiki sebuah taksi," jelas wanita itu tanpa menambahkan ataupun mengurangi apa yang baru saja dilihatnya itu.     

Rizal Hartanto merasa sedikit aneh saat mendengar Natasya pergi dengan taksi. Biasanya wanita itu selalu membawa mobil untuk kemanapun.     

"Kemana sebenarnya dia pergi?" Rizal Hartanto menjadi sangat penasaran dengan keberadaan wanita itu. Ia pun memutuskan untuk menghubungi kekasihnya itu. Sayangnya, nomor ponsel Natasya tidak bisa tersambung.     

Hal itu menambahkan kecurigaan di dalam hati Rizal Hartanto. Ia pun mulai merasa cemas memikirkan wanita yang semalaman telah memuaskannya itu.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.