Bos Mafia Playboy

Kecemasan Seorang Kekasih



Kecemasan Seorang Kekasih

0Laura masih berdiri di depan lobby rumah sakit untuk menunggu kekasihnya itu datang. Kebetulan sekali ia baru saja mendapatkan tugas untuk menjadi dokter jaga pada malam hari.     
0

Tidak biasanya Vincent terlambat untuk menjemput dirinya. Pria itu biasanya datang lebih dahulu. Namun pagi itu sedikit berbeda, Laura sudah menunggu kekasihnya itu cukup lama. Hingga tak berapa lama, akhirnya Vincent datang dan langsung membukakan pintu untuk sang kekasih.     

"Tumben sekali agak terlambat untuk menjemput aku, Vincent," tanya Laura atas keterlambatan dari kekasihnya itu.     

"Maaf. Tadi tiba-tiba Tante Natasya memintaku untuk datang menemuinya. Jadi aku mengobrol sebentar dengannya," jelas Vincent sembari masuk ke dalam mobil. Ia pun langsung melajukan mobilnya ke arah apartemen milik wanita yang duduk di sebelahnya.     

Mendengar jawaban itu, Laura merasa ada keanehan dengan pertemuan mereka. Ia melihat jika kekasihnya itu sudah beberapa kali bertemu dengan Natasya. Hal itu tentu saja menciptakan tanda tanya yang cukup besar di dalam benaknya. Namun ia sedikit ragu saat ingin menanyakan hal itu kepada Vincent.     

"Bukankah sudah beberapa kali kalian bertemu? Apakah ada hal penting yang sedang kalian bicarakan?" Laura mencoba memberanikan diri untuk menanyakan hal itu pada kekasihnya. Bukan ingin ikut campur, Laura hanya tak ingin jika Vincent terlibat hubungan dengan seorang wanita yang cukup berbahaya. Mengingat banyak kejahatan yang telah dilakukan oleh Natasya.     

"Apa yang kamu pikirkan, Laura?" Vincent bisa merasakan jika wanita di sebelahnya itu begitu tak suka dengan pertemuannya dengan Natasya.     

Tak langsung menjawab pertanyaan itu, Laura mencoba untuk menggenggam tangan kekasihnya. Ia tahu jika Vincent sedikit tak nyaman dengan pertanyaannya.     

"Aku tak bermaksud untuk ikut campur, Vincent. Hanya saja ... aku takut Tante Natasya akan melakukan sesuatu yang jahat terhadapmu. Bukankah kita juga tahu, apa yang sudah dilakukan oleh Tante Natasya pada Brian dan juga Imelda." Laura hanya bisa mengingatkan beberapa kejadian yang telah dilakukan oleh Natasya pada anaknya sendiri.     

Vincent pastinya tak melupakan hal itu. Namun selama ini, Natasya telah menunjukkan sikap yang sangat baik kepadanya. Oleh karena itu, ia sama sekali tak mencurigai ataupun meragukan ketulusan ibu dari Brian Prayoga itu.     

"Selama ini, Tante Natasya bersikap sangat baik padaku. Dia juga sangat memahami diriku," jawab Vincent dengan sedikit keraguan yang tersirat di wajahnya. Ia langsung terdiam dan tak mengatakan apapun lagi pada kekasihnya. Hingga tak berapa lama, mereka berdua sudah sampai di depan gedung pencakar langit di mana Laura tinggal di sana.     

"Memahamimu?" Laura merasa jika sikap Natasya sedikit berlebihan dan juga sangat mencurigakan baginya. Namun ia tak mungkin mengatakan hal-hal buruk mengenai wanita itu. Vincent seolah telah tercuci otaknya atas hasutan dari mantan istri sang bos mafia itu.     

Bukannya memberikan tanggapan atas perkataan kekasihnya, Vincent justru membukakan pintu untuk Laura. Ia pun berdiri di sebelah pintu sembari memandang wanita itu keluar dari mobil.     

"Aku harus segera pergi, ada sebuah misi khusus yang diberikan oleh Om Jeffrey padaku." Dengan dalih ingin segera ke markas, Vincent pun bergegas meninggalkan Laura di depan gedung apartemennya. Ia sebenarnya tak mau berdebat perihal Natasya dengan kekasihnya itu.     

Laura terlihat sangat kecewa pada pria yang baru saja meninggalkan dirinya. Vincent terlihat sangat sengaja untuk membiarkan dirinya seorang diri. Pria itu terlihat sedang menghindari pertanyaannya.     

Tak ingin hal buruk terjadi dengan kekasihnya, Laura memutuskan untuk mendatangi Imelda di rumahnya. Ia pun mencoba untuk menghubungi calon adik iparnya itu. Wanita itu mengambil ponsel dari dalam tas dan langsung menghubungi Imelda.     

"Apa kamu sedang berada di rumah, Imelda? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," ucap Laura dengan sebuah ponsel yang melekat di telinganya. Ia terlihat sangat cemas dan juga sedikit takut jika hal buruk sampai menimpa kekasihnya.     

"Aku akan segera ke rumah kalian," seru Laura pada Imelda via panggilan telepon.     

Begitu panggilan itu berakhir, Laura bergegas menuju ke sebuah tempat di mana mobilnya terparkir. Ia sudah sangat tak sabar untuk segera mengatakan semuanya pada Imelda. Semua harus dikatakan pada Imelda sebelum terlambat.     

Dalam kecepatan yang cukup tinggi, Laura melajukan mobilnya menembus jalanan sepanjang kota itu. Kebetulan jarak antara apartemen dengan tempat tinggal Brian dan Imelda cukup jauh. Apalagi, lokasi itu memang berada di pinggiran kota.     

Setelah beberapa waktu perjalanan, sampailah Laura di sebuah rumah yang terlihat cukup mewah dan juga dengan penjagaan ketat di depannya. Untung saja para penjaga itu sudah mengenalnya, hal itu membuat Laura tak perlu melewati pemeriksaan ketat saat melewati gerbang rumah itu.     

Begitu turun dari mobil, Laura diantarkan masuk oleh seorang bodyguard yang kebetulan membukakan pintu mobilnya.     

"Mari saya antarkan ke dalam. Nona Imelda sudah menunggu Anda," sapa bodyguard itu dengan cukup sopan dan juga ramah.     

"Terima kasih," balas Laura singkat.     

Begitu masuk, terlihat Brian dan juga Imelda sedang duduk di kursi yang berada di ruang tengah bersama dengan Martin. Mereka semua terlihat sedang menantikan kedatangan Laura.     

"Silahkan duduk, Dokter Laura. Apakah ada hal yang penting mengenai Kak Vincent? Apakah hubungan kalian baik-baik saja?" Imelda mulai cemas jika hubungan kakaknya dengan rekan seprofesinya itu dengan dalam masalah.     

Laura langsung duduk dengan tatapan cemas dan juga perasaan gelisah yang tak bisa ditutupinya. Ia merasa sangat khawatir dengan kedekatan Vincent dan juga Natasya dalam beberapa hari belakangan.     

"Aku merasa sangat aneh karena Vincent sering bertemu dengan Tante Natasya akhir-akhir ini. Rasanya tak tenang melihat Vincent terus menemui ibu mertuamu." Laura mencoba untuk menjelaskan kecemasan di dalam hatinya. Ia berpikir jika Imelda mungkin saja bisa membantunya untuk menjauhkan Vincent dari wanita itu.     

"Untuk apa Mama menemui Kak Vincent? Bukankah sebelumnya Eliza juga melihat mereka berdua?" tanya Brian pada wanita yang duduk di sebelahnya.     

Imelda merasa ada sesuatu yang aneh dengan pertemuan mereka baru-baru ini. Ia merasa jika kakak laki-lakinya dan juga ibu mertuanya terlalu sering melakukan pertemuan yang mencurigakan.     

"Apa pendapatmu tentang hal ini, Martin?" Imelda sengaja melemparkan pertanyaan itu pada sosok pria yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan mereka. Ia yakin jika Martin memiliki sebuah jawaban yang mungkin saja lebih masuk akal.     

"Aku tak terlalu yakin dengan jawabanku. Hanya saja ... aku berpikir jika pertemuan mereka sedikit aneh. Aku khawatir jika Natasya sengaja mendekati Vincent untuk menghasutnya agar melakukan sesuatu," jelas Vincent atas segala pemikiran di dalam kepalanya.     

Brian pun cukup setuju dengan jawaban Martin. Selama ini, ibunya itu sudah sangat lama tak berhubungan dengan Vincent. Lalu tiba-tiba, Natasya mendekati kakak iparnya itu. Hal itu sangat aneh baginya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.