Bos Mafia Playboy

Pertemuan Mencurigakan



Pertemuan Mencurigakan

0Di sebuah restoran yang tidak terlalu ramai. Duduklah Vincent dan juga seorang wanita yang tak lain adalah ibu dari Brian Prayoga. Mereka berdua terlihat mengobrol cukup akrab. Bahkan Vincent terlihat mengulum senyuman beberapa kali pada wanita itu.     
0

"Apa kamu masih tinggal dengan papamu, Vincent?" tanya Natasya pada seorang pria muda anak dari sahabatnya sendiri.     

"Aku tinggal di apartemen beberapa waktu terakhir ini. Rasanya terlalu muak mendengar papa terus saja membujukku untuk menjalin hubungan baik dengan Adi Prayoga." Begitulah jawaban Vincent atas pertanyaan itu. Ia terlihat sangat tak suka saat menyebutkan nama mantan suami wanita yang duduk di depannya itu.     

Natasya memperlihatkan senyuman yang sulit diartikan, seolah ia memperlihatkan sebuah senyum penuh kemenangan karena telah berhasil untuk menghasut Vincent.     

"Adi Prayoga memang tak pantas mendapatkan belas kasihan mu, Vincent. Kamu tahu sendiri ... keluargamu hancur gara-gara pria itu. Bisa-bisanya Adi Prayoga menggoda Irene dengan bermodalkan cinta masa lalunya." Natasya sengaja menambahkan kebencian di hati Vincent. Wanita itu berusaha untuk menanamkan perasaan benci pada putra dari sahabatnya itu.     

"Mengapa Tante tiba-tiba datang mendekatiku? Sudah cukup lama kita tak berhubungan sedekat ini." Vincent memperjelas hal itu karena ia merasa ada yang aneh dengan Natasya. Tiba-tiba saja wanita itu mendekatinya dan seolah mendukung setiap pemikirannya.     

Seketika itu juga, Natasya mencoba untuk tersenyum setulus mungkin agar bisa menutupi kegelisahannya. Ia tak ingin membuat kecurigaan dan juga tanda tanya besar di hati Vincent.     

"Kamu tahu sendiri, Vincent. Sejak dulu, aku sangat menyayangimu. Bahkan hubungan kita jauh lebih dekat daripada aku dan juga Imelda. Saat aku mendengar hubunganmu dan keluargamu tidak begitu baik, rasanya aku jadi kepikiran. Lalu ... aku langsung menghubungimu saat itu," jelas Natasya dengan wajahnya yang terus berusaha untuk menyakinkan sosok pria muda yang tampak bingung dengan ucapannya.     

"Apakah Tante mendekatiku agar aku bisa merebut kembali rumah sakit itu? Aku mendengar jika Tante berusaha mengambil alih saham milik Mama." Vincent tentu saja sangat mencurigai Natasya. Kehadirannya yang tiba-tiba, patut untuk dicurigai.     

Wajah Natasya berusaha sedikit pucat mendengar hal itu. Ia tak menyangka jika keributan di rumah sakit itu bisa sampai ke telinga Vincent. Padahal selama ini, anak laki-laki dari sahabatnya itu sama sekali tak berhubungan dengan keluarganya lagi. Ia tahu jika Vincent sengaja menjauh dari seluruh keluarganya.     

"Jadi kamu sudah mendengar kabar itu? Itu semua hanya kesalahpahaman saja, aku juga sudah tak mempermasalahkannya. Lagipula, Davin Mahendra telah membeli kembali semua saham yang dulu diberikan oleh Irene kepadaku. Sekarang aku sudah tak memiliki hak atas rumah sakit itu." Natasya mencoba untuk menyakinkan Vincent jika dirinya sama sekali tak berniat buruk padanya. Dengan sengaja, wanita itu menunjukkan ketulusan yang sengaja dibuat-buat untuk membuat Vincent mempercayainya.     

"Benarkah? Jadi Tante benar-benar tak memiliki niat buruk padaku?" tanya Vincent pada wanita yang tersenyum begitu hangat dan juga penuh perasaan pada dirinya.     

Tak disangka, Natasya bisa membuat Vincent begitu mudah mempercayainya. Ia tak menyangka jika pria itu langsung saja mempercayai setiap ucapannya.     

"Bagaimana aku bisa memiliki niat buruk padamu, Vincent? Jelas-jelas aku sangat menyayangimu, tak peduli bagaimana mereka akan menilai aku." Dengan mudahnya, wanita itu mengatakan sebuah kebohongan yang memang sudah direncanakan. Ia ingin membuat Vincent mempercayainya lalu menciptakan sosok Vincent baru yang akan sangat membenci Adi Prayoga.     

"Menurut, Tante .... Mengapa Adi Prayoga sengaja mendekati mamaku? Jelas-jelas dia sudah memiliki Tante Natasya di sisinya." Vincent mulai mengungkapkan segala perasaan yang ada di hatinya. Pria itu merasa sangat nyaman dengan wanita yang dahulu pernah begitu dekat dengannya.     

Sebuah pertanyaan yang cukup sulit untuk wanita itu. Ia tak mungkin menceritakan semua kebenarannya pada Vincent. Natasya mencoba berpikir keras untuk memikirkan sebuah jawaban yang bisa menyakinkan Vincent agar terus membenci Adi Prayoga.     

"Sepertinya ... Adi Prayoga merasa iri dengan papamu. Kamu tahu sendiri jika Davin Mahendra begitu sukses dengan pekerjaannya dan juga mendapat Irene. Kamu juga tahu jika mereka berdua sama-sama mencintai mamamu." Natasya sengaja membolak-balik fakta agar Vincent tetap menyalahkan mantan suaminya.     

"Namun Adi Prayoga melupakan satu hal penting .... Sebagai seorang mafia, ia memiliki banyak musuh yang tak terhitung banyaknya. Hal itu menjadikan Irene menjadi korban atas banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh Adi Prayoga." Natasya terlihat cukup serius mengatakan hal itu. Seolah hal itu adalah sesuatu yang benar-benar terjadi.     

Sejak tadi Vincent mencoba memahami setiap ucapan Natasya. Tak bisa dipungkiri, semua ucapan wanita itu begitu sulit untuk diterimanya. Ia harus mengartikan satu persatu setiap kata yang terucap oleh Natasya.     

Banyak hal yang tiba-tiba bersarang di kepala Vincent. Ia mulai berpikir jika kematian Irene disebabkan oleh Adi Prayoga. Pria itu berpikir jika ibunya tak menjalin hubungan dengan Adi Prayoga, mungkin saja Irene masih bisa bersamanya.     

"Jadi ... secara tak langsung, Adi Prayoga lah yang telah membuat ibuku terbunuh?" Antara yakin dan tak yakin, Vincent akhirnya mengatakan hal itu kepada Natasya. Ia sudah menyimpan tentang hal itu sejak lama.     

"Tentu saja. Jika Adi Prayoga tak melakukan banyak kebodohan, aku yakin jika Irene pasti masih bersama-sama dengan kita sekarang," timpal Natasya untuk menyakinkan perkataan Vincent sebelumnya.     

Mereka berdua lalu terdiam, banyak hal yang tiba-tiba dirasakan oleh Vincent dan juga Natasya. Sebuah kebencian yang sama berhasil tertanam di hati Vincent terhadap Adi Prayoga. Ia benar-benar membenci sahabatnya dari ayahnya itu.     

"Rasanya aku ingin membalaskan kematian Mama kepada Adi Prayoga. Aku harus membuat balasan setimpal pada pria yang telah membuat mamaku harus kehilangan nyawanya." Ada api amarah dan juga dendam yang tak bisa dibendung oleh Vincent. Ia benar-benar ingin membalaskan dendam atas kematian ibunya.     

Natasya merasa sangat bahagia mendengar hal itu dari mulut Vincent. Segala usaha yang dilakukannya sama sekali tak sia-sia. Seolah segala kemenangan mulai menyambutnya.     

"Aku akan membantumu untuk membalas dendam pada Adi Prayoga. Pria itu sudah menghancurkan hidup kita semua. Adi Prayoga harus mendapatkan balasan yang setimpal," sahut Natasya dalam tatapan tajam yang penuh arti. Ia merasa cukup puas atas kebencian Vincent terhadap mantan suaminya.     

Wanita itu tak pernah menyangka jika menghasut Vincent Mahendra sangatlah mudah. Tidak seperti mendekati istri dari anaknya itu. Imelda terlalu sulit untuk ditaklukkan, anak perempuan Irene dan juga Davin Mahendra itu terlalu tangguh bagi Natasya. Ia sendiri sudah tak mampu untuk menaklukkan ataupun menyingkirkan menantunya itu. Hal itu juga yang membuat Natasya sangat membenci Imelda Mahendra, yang juga istri dari Brian Prayoga.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.