Bos Mafia Playboy

Rasa Penasaran Imelda



Rasa Penasaran Imelda

0Beberapa saat setelah Laura benar-benar masuk ke dalam toilet, ia pun keluar dan mendekati Imelda dalam tatapan yang tidak biasa. Tampak sangat jelas jika ada sesuatu yang ingin dikatakan oleh kekasih dari Vincent itu cemas.     
0

"Panggil aku 'Imelda' saja. Kamu tahu sendiri jika aku bukan lagi seorang dokter. Lebih tepatnya, aku hanyalah calon adik iparmu." Imelda terlihat cukup serius mengatakan hal itu. Ia sudah menganggap Laura seperti saudara perempuannya.     

Laura tersenyum lembut mendengar hal itu, ia cukup senang saat Imelda mengatakannya. Itu berarti jika istri dari Brian Prayoga sudah bersedia untuk menerima hubungannya dengan Vincent.     

"Tadi siang, di saat kamu pergi dari rumah sakit. Tante Natasya berusaha untuk berbicara dengan Vincent. Sayangnya begitu aku datang, mama mertuamu langsung pergi dari sana. Seolah ia sedang menghindari aku," jelas Laura dalam wajah cemas yang tak bisa ditutupinya.     

"Kira-kira, apa sedang dibicarakan oleh mereka?" Imelda tentunya sangat penasaran dengan alasan ibu mertuanya ingin menemui Vincent. "Lebih baik kita kembali ke sana sebelum mereka berpikir yang tidak-tidak," ajak Imelda pada sosok wanita yang berstatus sebagai kekasih Vincent.     

Kedua wanita itu akhirnya benar-benar kembali ke meja makan, mereka tak ingin menimbulkan kecurigaan di antara orang-orang dalam ruang makan.     

Begitu sampai di sana, Laura kembali duduk di sebelah Vincent. Ia bersikap sebiasa mungkin agar kekasihnya itu tidak berpikir berlebihan. Apalagi dalam beberapa hari terakhir, suasana hati Vincent mendadak sangat buruk.     

"Sepertinya, aku dan Laura harus kembali sekarang. Malam ini aku harus mempersiapkan diri sebelum esok hari berangkat pagi-pagi," pamit Vincent pada semua orang yang berada di ruang makan. Ia pun menggenggam tangan Laura dan mengajaknya untuk segera meninggalkan rumah itu.     

"Ayo kita antar mereka sampai ke depan, Sayang." Brian pun juga mengajak Imelda untuk mengantarkan kepergian kakak iparnya. Pasangan itu berjalan tepat di belakang Vincent dan juga Laura.     

Sebelum masuk ke dalam mobil, Vincent menyempatkan diri untuk memberikan kecupan singkat di pipi Imelda. Hal itu adalah wujud perasaan kasih sayang antara adik dan kakak.     

"Jaga dirimu baik-baik, Imelda. Jangan sampai kamu kelelahan karena terlalu banyak melakukan sesuatu yang tidak penting." Vincent sengaja mengatakan hal itu pada adik perempuannya. Ia merasa tak bisa selalu berada di sampingnya.     

"Kakak juga jaga diri. Jangan sampai terluka!" balas Imelda pada sosok pria yang mengulas senyuman lembut sebelum masuk ke dalam mobilnya.     

Sebelum Laura juga masuk ke dalam mobil, Imelda dekatinya lalu berbisik di dekat telinganya.     

"Kabari aku jika ada sesuatu yang sangat penting," ucap Imelda lirih di sebelah telinga wanita yang berstatus sebagai pacar dari kakaknya itu.     

Wanita itu mengembangkan senyuman lalu menganggukkan kepala. Laura sangat mengerti dengan permintaan dari calon adik iparnya itu. Ia juga akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk kekasihnya.     

Begitu pasangan kekasih itu telah meninggalkan halaman rumah, Brian dan Imelda kembali masuk dan bergabung dengan Martin dan juga kekasihnya. Mereka berdua sudah berpindah ke kursi ruang tengah.     

Pasangan kekasih itu dengan kompak melemparkan tatapan ke Ara Imelda. Mereka berdua tak sabar untuk mendengar sesuatu dari wanita itu.     

"Apa yang sudah dikatakan Laura padamu, Imelda? Aku yakin jika mengantarnya ke kamar mandi hanya alasan saja," celetuk Eliza dalam wajah penuh telisik. Ia sangat yakin dengan ucapannya itu.     

Brian terlihat sedikit bingung mendengar hal itu. Ia pun juga menjadi sangat penasaran seperti Eliza yang tampak sangat penasaran akan pembicaraan Laura dengan istrinya.     

"Katakan, Sayang. Aku juga sangat penasaran ingin mendengarnya," ucap seorang pria yang masih berdiri di dekat istrinya.     

"Mama Natasya berusaha untuk menemui Kak Vincent. Aku memiliki firasat buruk tentang hal ini," ungkap Imelda pada orang-orang yang sejak tadi terus memperhatikan dirinya.     

Martin cukup terkejut mendengar hal itu. Setelah semua yang terjadi, Natasya masih saja ingin mengusik kehidupan keluarga Prayoga dan juga Mahendra. Ia pun sedang berusaha memikirkan hal itu agar tidak sampai menyebabkan kekacauan di antara mereka.     

"Sepertinya aku harus mengirimkan seseorang untuk mengawasi Natasya. Aku tak akan membiarkan apapun pada kalian." Martin benar-benar terlihat sangat panik akan hal itu. Ia yakin jika wanita yang telah melahirkan Brian itu bisa melakukan banyak hal gila yang di luar dugaan.     

Martin pun mengirimkan sebuah pesan pada anak buahnya. Ia ingin ada seseorang yang selalu mengawasi mantan istri dari bos-nya. Natasya adalah seorang wanita yang cukup berbahaya dan sulit untuk diduga.     

"Lakukan saja segala upaya yang bisa membuat kita lebih aman," sahut Brian dalam suara penuh keyakinan dan juga ketegasan.     

Laura cukup mengenal sosok wanita yang sedang menjalani hubungan dengan ayahnya. Ia melihat sendiri saat wanita itu melakukan banyak hal yang di luar akan sehat. Ia merasa jika Natasya pasti akan merencanakan serangan balasan yang tak terbayangkan oleh mereka semua.     

"Kalian semua harus berhati-hati. Tante Natasya pasti akan melakukan sesuatu untuk membalas kita semua," peringat Eliza pada Brian dan juga Eliza. Jangankan dengan orang lain, dengan anaknya sendiri saja, wanita itu tega melakukan hal yang sangat menjijikan.     

"Aku sangat mengerti, Eliza. Mama pasti akan membalas dendam atas semuanya." Brian lalu memandang istrinya. Tiba-tiba ia memikirkan keselamatan Imelda. Dia sangat takut jika ibunya akan berusaha untuk menyakiti Imelda dan juga anaknya.     

Mendengar pembicaraan yang begitu menegangkan, Imelda langsung bangkit dari tempat duduknya. Ia pun menarik tangan suaminya dan mengajaknya untuk segera masuk ke kamar.     

"Lebih baik kalian istirahat di kamar. Jangan sampai Martin kelelahan, besok pagi dia harus kembali menjalani terapi," kata Imelda pada pasangan kekasih yang memutuskan untuk bersama setelah banyak kejadian yang di luar dugaan.     

"Kalau begitu aku dan Martin akan masuk ke dalam kamar. Selamat malam." Eliza pun mendorong kursi roda Martin dan membawanya ke sebuah kamar di mana mereka akan bermalam bersama.     

Begitu mereka berdua masuk ke kamar, Imelda dan Brian juga ikut masuk untuk beristirahat di dalam kamarnya. Wanita itu langsung membaringkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya.     

"Sayang. Gantilah dulu bajumu!" ucap Brian cukup lembut. Namun wanita itu sama sekali tak menghiraukan suaminya. Untung saja, Brian memiliki kesabaran yang cukup besar untuk menghadapi sikap Imelda yang terkadang sangat menyebalkan.     

Imelda justru berbaring sembari memejamkan matanya. Seolah ia benar-benar sudah sangat lelah dan tak mampu lagi menahan rasa kantuknya. Namun tiba-tiba saja ....     

"Apa yang dilakukan oleh Martin dan juga Eliza di dalam kamar yang sama?" cetus Imelda pada suaminya. Ia benar-benar sangat penasaran dengan aktivitas yang akan dilalui oleh pasangan kekasih itu.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.