Bos Mafia Playboy

Vincent Adalah ....



Vincent Adalah ....

0Sebelum Vincent dan juga Natasya menyadari keberadaannya, Eliza sudah lebih dulu meninggalkan restoran itu. Ia tak ingin jika mereka berdua menyadari keberadaannya.     
0

Dalam langkah terburu-buru, Eliza masuk ke dalam mobilnya. Ia masih tak habis pikir jika Natasya benar-benar akan melakukan apa saja untuk melancarkan aksinya. Hanya saja, ia tak menyangka jika Vincent begitu mudah dibohongi oleh wanita jahat itu.     

Walaupun ucapan dan juga sikap Natasya sangat manis, tak seharusnya Vincent begitu mudah dijebak. Hal itu benar-benar di luar dugaan Eliza. Semakin lama topeng Natasya semakin tersingkap, tak ada lagi yang bisa ditutupinya. Wanita itu terlalu pandai memainkan peran yang diambilnya.     

"Aku harus membicarakan hal ini dengan Kak Johnny." Saat itu juga, Eliza langsung melaju kencang menuju ke kantor firma hukum milik Johnny Hartanto. Ia merasa jika dirinya harus mendiskusikan sesuatu sebelum kabar pertemuan Vincent dan Natasya sampai di telinga kekasihnya.     

Tak begitu lama, Eliza keluar dari dalam mobil dan langsung menunju ke ruangan kakaknya. Seperti biasa, wanita itu masuk seperti di kantornya sendiri. Tak ada basa-basi atau keramahan yang sengaja ditunjukkannya pada orang-orang yang bekerja di kantor itu.     

"Ada yang ingin aku katakan, Kak." Kalimat itulah yang langsung diucapkan oleh Eliza begitu masuk ke ruangan Johnny Hartanto. Terlihat pria itu sedang sibuk dengan tumpukan berkas yang berada di atas meja.     

"Apakah ada sesuatu yang penting?" Melihat ekspresi yang diperlihatkan oleh adiknya, Johnny Hartanto sudah sangat yakin jika sesuatu baru saja terjadi.     

Tanpa menunggu untuk dipersilahkan, wanita itu duduk berhadapan dengan kakaknya. Ia pun mengeluarkan ponselnya dan menyalakan hasil rekaman pembicaraan Vincent dan juga Natasya.     

Johnny Hartanto membulatkan matanya dengan sempurna saat mendengar begitu kerasnya usaha Natasya untuk meracuni pikiran Vincent. Ia tak menyangka wanita itu benar-benar melakukan hal yang sangat menjijikan.     

Belum juga hasil rekaman itu selesai diputar, tanpa diduga ... Rizal Hartanto langsung menerobos masuk ke dalam ruangan anaknya. Ia mendengar rekaman suara dari seseorang yang sangat dikenalnya.     

Dengan gerakan cepat, Rizal Hartanto mengambil ponsel Eliza yang masih tergeletak di atas meja. Ia tak rela jika kekasihnya harus terus dipermalukan dan juga dipersalahkan.     

"Jangan coba-coba kalian mengusik Natasya! Papa akan mengambil ponselnya. Mulai hari ini, jika kalian berani menggangunya .... Kalian berdua langsung berurusan dengan Papa!" ancam Rizal Hartanto pada dua anaknya yang masih memperlihatkan wajah terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.     

"Cinta Papa terhadap Tante Natasya telah membuatsi Papa buta dan kehilangan akal sehat," celetuk Eliza dalam kekesalan yang selama ini terus ditahannya.     

Rizal Hartanto menatap anak laki-lakinya dengan wajah dingin. Seolah ia ingin menyalahkan Johnny Hartanto karena sikap Eliza yang tidak hormat.     

"Ajari adikmu itu sopan santun. Bagaimana dia bisa berbicara seperti itu dengan Papa?" kesal Rizal Hartanto pada anak-anaknya. Ia bisa melihat jika kedua anaknya secara terang-terangan ingin menentang hubungannya dan juga Natasya. Hal itu membuatnya sangat murka dan tak mampu mengendalikan diri.     

"Eliza bukan anak kecil lagi. Dia sangat tahu, mana yang salah dan mana yang benar. Papa tidak perlu repot-repot mengurus kami berdua." Johnny Hartanto pada akhirnya berani mengungkapkan kekesalan di dalam hatinya. Selama bertahun-tahun ia hanya diam saja melihat kegilaan antara ayahnya dan juga Natasya.     

"Dasar anak tidak tahu diri!" Rizal Hartanto berteriak sangat keras hingga suaranya terdengar ke luar ruangan. Hal itu tentunya menjadi pusat perhatian bagi orang-orang yang bekerja di kantor itu.     

Eliza semakin tak mengerti dengan ayahnya. Ia tak menyangka jika rasa cinta Rizal Hartanto kepada Natasya telah membuatnya sulit membedakan mana benar dan mana yang salah. Hal itu membuat Eliza benar-benar kecewa dengan ayahnya sendiri.     

"Papa benar-benar telah berubah. Aku kecewa dengan Papa," tegas Eliza dalam kilatan amarah yang terus membakar dirinya. Ia tak menyangka sosok yang dulu sangat dibanggakannya telah berubah menjadi seseorang yang sangat mengecewakan.     

"Kalian yang sudah berubah. Bukankah kalian berdua juga tahu jika Natasya tak mungkin melakukan kejahatan itu? Bagaimana kalian berdua bisa mempercayai keluarga Prayoga dan juga Mahendra?" Pria tua itu masih sangat percaya dengan semua perkataan Natasya terhadap. Tak sedikit pun Rizal Hartanto mencurigai mantan istri dari Adi Prayoga itu.     

Eliza dan juga Johnny Hartanto semakin tak mengerti dengan ayahnya itu. Ia merasa jika rasa cinta telah membutakan hati dan juga pikiran dari Rizal Hartanto. Mereka hanya bisa menyaksikan saat seorang hakim senior itu secara terang-terangan membela Natasya yang jelas-jelas telah bersalah.     

"Jangan harap kamu bisa memberikan rekaman suara ini pada keluarga Prayoga ataupun Mahendra." Rizal Hartanto langsung meninggalkan ruangan anaknya dengan membawa ponsel Eliza yang berisi rekaman suara Natasya dan Vincent. Ia tak peduli jika anak perempuannya itu akan marah ataupun mengamuk padanya.     

Wanita itu terduduk lemas setelah kepergian ayahnya. Eliza merasa tak memiliki bukti lain yang bisa ditunjukkannya kepada Brian dan juga Imelda.     

"Sepertinya Papa sudah semakin gila. Bagaimana Papa bisa mengambil ponselku begitu saja?" kesal Eliza di hadapan kakak laki-lakinya.     

"Tak masalah Papa mengambil ponsel itu. Yang penting kita sudah mengetahui isi pembicaraan mereka. Sepertinya, Natasya ingin memanfaatkan Vincent dalam usaha pembalasan dendam yang akan dilancarkannya untuk menyerang Adi Prayoga." Johnny Hartanto mencoba menjelaskan apa yang sedang dipikirkannya. Ia sangat yakin jika Natasya berencana menghancurkan Adi Prayoga dengan tangan Vincent.     

Hal itu membuat ia kembali berpikir keras. Johnny Hartanto masih belum bisa menemukan sebuah alasan yang spesifik atas alasan Natasya memilih kakak laki-laki dari Imelda Mahendra.     

"Mengapa harus Vincent? Bukankah masih banyak orang yang bisa dia pinjam tangannya?" Rasa penasaran dan juga kecemasan tiba-tiba saja hadir dan mengusik hatinya. Johnny Hartanto lalu memandang Eliza penuh arti, ia berharap bisa menemukan sebuah jawaban atas rasa penasaran di dalam hatinya.     

"Aku akan mencari tahu kedekatan hubungan Vincent dan juga Tante Natasya. Siapa tahu kita telah melewatkan sesuatu yang sangat penting di sini." Eliza juga ikut penasaran akan hal itu, ia akan berusaha untuk memecahkan teka-teki dalam hubungan kedua orang itu.     

Johnny Hartanto merasa jika ucapan adiknya itu terdengar sangat masuk akal. Ia pun juga ikut memikirkan sesuatu yang mungkin saja justru tak dipikirkan oleh orang lain.     

Terlalu banyak misteri yang tersimpan rapat di antara dua keluarga itu. Untuk mengetahui satu kebenaran saja, ia harus menggali banyak hal yang mungkin saja bisa membantunya untuk membuka kebenaran baru.     

"Mungkinkah Vincent adalah .... " Eliza langsung terdiam begitu saja. Ia tak pernah menduga bagaimana ia mendapatkan pikiran yang tidak masuk akal.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.