Bos Mafia Playboy

Membuatmu Kembali Menjadi Milikku



Membuatmu Kembali Menjadi Milikku

0Beberapa tahun silam ...     
0

Malam itu, hujan sangat deras. Adi Prayoga baru saja selesai menyelesaikan pekerjaannya. Kebetulan malam itu, istrinya sedang dinas di rumah sakit. Ia pun berniat untuk mengambil air di dapur. Kemudian, terdengar suara ketukan pintu yang sangat keras di depan rumahnya.     

Pria itu lalu menatap jam dinding di dalam rumahnya. "Bukankah ini terlalu larut untuk bertamu? Mengapa mereka membiarkan seseorang datang tengah malam begini?" gumam Adi Prayoga sembari berjalan menuju pintu depan rumahnya.     

Dalam wajah penasaran, Adi Prayoga membuka pintu itu. Ia cukup terkejut saat mendapati wanita yang sangat dicintainya itu berdiri dalam keadaan basah kuyup.     

"Irene! Apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu bisa basah kuyup seperti ini?" Adi Prayoga menarik masuk wanita itu. Ia sempat memandang halaman depan rumahnya untuk mencari keberadaan mobil mantan kekasihnya itu. Namun ia sama sekali tak melihat mobil lainnya selain mobil-mobil miliknya.     

"Adi!" Irene justru menangis sembari memeluk sahabat dan juga mantan kekasihnya itu. Ia menumpahkan segala kepedihan dan juga kekecewaan di dalam hatinya. Air mata yang jatuh pun seolah tak bisa berhenti.     

Adi Prayoga tentunya sangat bingung dan juga mencemaskan seorang wanita yang berada di dalam pelukannya itu. Ia bisa melihat jika Irene benar-benar telah terluka. Namun ia masih belum bisa menebak, sesuatu yang baru saja dialami oleh wanita cantik itu.     

"Tenangkan dirimu dulu, Irene." Pria itu mengajak istri dari Davin Mahendra untuk duduk di kursi ruang tamu. Tak berapa lama, Adi Prayoga memberikan secangkir teh untuk menghangatkan suasana.     

"Tolong aku, Adi! Rasanya aku ingin mati sekarang. Selama ini aku hanya dijadikan pelampiasan oleh Davin. Dia sama sekali tak pernah mencintaiku, untuk apa aku hidup?" Dalam suara bergetar dan tidak terlalu jelas, Irene mengatakan sesuatu yang sangat menusuk hati pria di sebelahnya itu. Air mata masih saja mengalir begitu deras di wajahnya. Dengan mudahnya ia ingin mati tanpa memikirkan kedua anaknya yang masih sangat membutuhkan kasih sayang.     

Mendengar perkataan itu, Adi Prayoga menjadi sangat bingung. Ia menjadi sangat penasaran dengan prahara rumah tangga sang mantan kekasih.     

"Hentikan omong kosongmu, Irene! Bagaimana begitu mudah kamu mengatakan hal bodoh itu?" Pria itu menjadi sangat kesal mendengar keinginan bodoh seorang wanita yang pernah menjadi kekasihnya itu.     

"Aku memang bodoh, Adi! Meskipun cintaku tercipta hanya untukmu, aku mati-matian berusaha untuk mencintai Davin Mahendra. Namun, apa yang justru kudapatkan?" Irene sengaja menaikan nada suaranya pada kalimat terakhir yang telah diucapkannya.     

"Davin Mahendra justru telah mengkhianati aku, Adi. Aku tidak tahan melihatnya." Wanita itu langsung terdiam dalam kepiluan yang merobek hatinya. Irene seolah tak mampu menerima pengkhianatan yang telah dilakukan oleh suaminya itu. Padahal selama ini, ia berusaha keras untuk menjadi istri yang baik pada seorang pria yang dinikahinya karena sebuah insiden dari masa lalunya.     

Irene memberikan ponsel yang memperlihatkan sebuah video kepada Adi Prayoga. Terlihat Davin Mahendra sedang terbaring di samping seorang wanita yang tak memakai pakaian apapun. Bahkan wanita itu seolah sengaja mempertontonkan tubuhnya tanpa rasa malu. Ada sebuah kegilaan yang saat menjijikkan, saat sang wanita duduk di atas tubuh Davin Mahendra. Bahkan dalam video itu mempertontonkan sebuah gerakan yang seolah menunjukkan jika Davin Mahendra sedang kelelahan karena memuaskan hasrat si wanita.     

"Brengsek!" Hanya kata itu yang pertama kalinya keluar dari mulut Adi Prayoga. Ia tak terima saat Irene mendapatkan pengkhianatan yang sangat menyakitkan. Padahal, saat dirinya berjanji akan melepaskan Irene ... Davin Mahendra telah bersumpah akan menjaga dan juga melindungi istrinya itu dengan segenap jiwa dan raganya.     

"Bagaimana Mahendra melakukan hal menjijikkan ini kepadamu?" kesal Adi Prayoga dalam hati yang hancur dan juga terluka karena wanita yang dicintainya menjadi sangat menderita. Namun diam-diam ia mengirimkan video itu ke dalam ponselnya sendiri.     

Pria itu memukul meja kaca di hadapannya. Ia pun sampai terluka karena tergores pecahan kaca yang hancur karena pukulan Adi Prayoga. Ia sangat menyesali keputusannya, saat menyerahkan Irene kepada sahabatnya itu. Apalagi melihat wanita itu sangat menyedihkan, hatinya seolah ikut hancur bersamanya.     

"Bawa aku pergi, Adi. Aku tak bisa lagi hidup bersama Davin. Dia sudah melemparkan aku ke dalam jurang kepedihan yang sangat menyiksa batinku." Irene menjerit histeris lalu mengambil pecahan kaca yang ada di hadapan Adi Prayoga. Dalam sedikit gerakan ia berusaha untuk melukai dirinya sendiri. Untung saja, Adi Prayoga menghentikannya sebelum pecahan kaca itu berhasil menggores tangannya.     

Tak tahan melihat dan juga mendengarkan jeritan hati Irene, pria itu menarik sang wanita ke dalam pelukannya. Ia benar-benar merasakan segala luka dan kepedihan hati mantan kekasihnya itu.     

Entah sejak kapan, Adi Prayoga sudah membawa Irene masuk ke dalam kamarnya. Mereka duduk berhadapan dalam sebuah tatapan yang mampu menghujam jantungnya. Dalam gerakan pelan, ia mulai menempelkan kedua bibir itu menjadi satu. Tak ada penolakan ataupun balasan apapun dari Irene. Pria itu menyesap lembut bibir mantan kekasihnya dan semakin lama semakin dalam. Irene terlihat pasrah pada semua yang dilakukan oleh Adi Prayoga akan dirinya. Hanya pria itu yang mampu menenangkan segala kegalauan dari dalam dirinya.     

"Aku akan membuatmu kembali menjadi milikku, Irene. Sampai mati aku tak akan melepaskanmu untuk yang kedua kalinya." Adi Prayoga membisikkan sebuah perkataan yang seolah telah menjadi sumpah untuk dirinya. Ia pun semakin menggila tanpa peduli lagi dengan batasan yang seharusnya masih ia jaga.     

Dalam gerakan lembut yang cukup perlahan, Adi Prayoga berhasil menanggalkan pakaian basah yang masih melekat di tubuh Irene. Kemudian ia melepaskan pakaiannya sendiri. Tanpa rasa berdosa sedikit pun, pria itu mulai melepaskan kerinduan yang selama ini ditahannya pada istri dari sahabatnya itu.     

Adi Prayoga mulai membelai dan juga menciumi setiap sudut tubuh wanita itu. Ia sudah sangat lama menahan dirinya hanya untuk menjaga hati Davin Mahendra. Namun, kebodohan suami dari Irene telah membuatnya berani melanggar batasan yang dulu telah dibangunnya atas nama persahabatan.     

"Kalau kita melakukan ini semua, bagaimana dengan Natasya, Adi?" lirih Irene bersamaan dengan suara desahan yang tercipta karena Adi Prayoga baru saja menyentuh area sensitif miliknya yang membuat tubuhnya bergetar hebat.     

"Jangan kamu lupakan! Aku menikahi Natasya atas permintaanmu, Irene. Selama ini aku menjadi seorang suami yang baik untuk Natasya juga karena janjiku padamu." Pasangan kekasih itu akhirnya melepaskan segala perasaan rindu yang selalu menggebu dari dasar hatinya.     

Rasa cinta antara Adi Prayoga dan juga Irene tak pernah padam, meskipun mereka telah memiliki pasangan masing-masing. Sebuah kesalahan Davin Mahendra, seolah menjadi jalan bagi mereka untuk kembali menyatukan cinta dan juga dua tubuh itu menjadi satu. Malam itu, benar-benar menjadi malam yang mampu merubah segalanya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.