Bos Mafia Playboy

Pandai Bermain Drama



Pandai Bermain Drama

0Seketika itu juga, Adi Prayoga melemparkan tatapan tajam yang begitu mengerikan. Pria itu berjalan ke arah Natasya lalu menarik tangan mantan istrinya itu. Seolah Adi Prayoga ingin menghabisi nyawa wanita yang sudah pergi selama beberapa tahun lalu.     
0

"Apa yang sudah kamu lakukan pada Brian dan juga Imelda?" geram Adi Prayoga pada wanita yang memperlihatkan wajah ketakutan dan juga sangat pucat.     

"Apa maksudmu, Brian? Jangan menuduh Mama sembarangan!" sanggah Natasya atas tuduhan yang dilontarkan oleh anaknya sendiri.     

Ingin rasanya Brian menertawakan ibunya sendiri. Wanita yang sudah melahirkannya itu sudah sangat keterlaluan padanya dan juga Imelda. Dalam dua hari tinggal di rumah itu, sudah dua kali pula Natasya sengaja memberikan obat tidur dalam makanan yang diberikannya.     

"Mama pikir aku bodoh? Aku mendengar sendiri saat Mama berbincang dengan seorang pria yang membuat Mama mendesah panjang seperti wanita murahan. Mama sengaja memasukan obat tidur ke dalam makanan agar kami tak mendengarkan kelakuan Mama yang menjijikkan itu." Brian telah melupakan rasa hormatnya sang ibunda. Dia sudah tak bisa lagi bersabar menghadapi kegilaan seorang Natasya.     

"Hentikan, Brian!" Natasya merasa sangat malu mengetahui Brian sudah mendengar semua yang dilakukannya di sebuah kamar yang di pakai oleh anaknya itu.     

Seperti sebuah ledakan hebat di hati Adi Prayoga. Dia tak pernah membayangkan jika akhirnya Brian melihat sendiri kegilaan wanita yang sudah melahirkannya itu. Selama ini, Adi Prayoga sengaja menutupi keberadaan Natasya karena kelakuannya yang di luar batas. Namun pada akhirnya, Brian justru melihat dan juga mendengar kelakuan menjijikkan dari ibunya.     

"Gila kamu, Natasya! Jika hal buruk terjadi pada Brian dan juga Imelda, aku akan membunuhmu saat itu juga," ancam Adi Prayoga sangat serius dan juga cukup menyakinkan. Pria itu benar-benar ingin menghabisi wanita yang pernah menjalin hubungan rumah tangga dengannya itu.     

"Sepertinya tak masalah jika aku menghilangkan satu nyawa," lanjut Adi Prayoga dalam sorot mata yang menakutkan.     

Eliza bergidik ngeri mendengarkan ucapan ayah dari seorang pria yang dicintainya itu. Dia tak menyangka jika seorang Adi Prayoga akan mengatakan hal menakutkan pada istrinya sendiri.     

"Bagaimana Om bisa mengatakan hal itu pada istri sendiri?" Eliza bukan berkeinginan untuk bertanya, ia hanya tak habis pikir pada seorang pria terkenal sebagai seorang bos mafia yang seolah kebal hukum.     

"Istri? Aku tidak memiliki wanita manapun sebagai istriku." Seperti sebuah petir di siang hari yang sangat cerah, mereka semua cukup terkejut dengan balasan Adi Prayoga atas perkataan dari Eliza. Bahkan pria itu seolah tanpa beban mengatakan hal itu di hadapan semua orang.     

Seperti sebuah batu baru saja menghantam dadanya. Brian sangat terkejut mendengar hal itu dikatakan oleh ayahnya sendiri. Dia tak menduga jika kedua orang tuanya telah berpisah tanpa sepengetahuan dirinya.     

"Apakah maksud Papa, kalian berdua sudah bercerai?" Brian mencoba mencari tahu kebenaran yang sudah disembunyikan oleh kedua orang tuanya selama ini.     

"Tanyakan saja pada ibumu itu!" sahut Adi Prayoga pada anak semata wayangnya.     

Natasya seolah telah kehilangan kata-katanya. Ia masih ingat dengan jelas, jika dirinyalah yang melayangkan surat gugatan cerai pada Adi Prayoga. Wanita itu merasa sangat sudah dipermainkan oleh sahabat dan juga suaminya sendiri. Selain itu, Natasya merasa jika tak ada janji yang harus dijaganya lagi.     

"Mama bisa jelaskan, Brian!" Natasya berusaha mengejar Brian yang berniat untuk meninggalkan mereka semua. Wanita itu sudah menduga jika anaknya akan marah besar jika mendengar tentang perceraian itu.     

"Apa yang ingin Mama jelaskan padaku? Apa Mama bercerai dengan Papa untuk melayani para pria hidung belang itu?" Sebuah pertanyaan yang seperti sebuah tamparan keras bagi Natasya. Brian merasa sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan buruk dari wanita yang melahirkannya itu.     

Mendadak kaki Natasya seakan lemas tak bertulang. Dia kesulitan untuk berdiri kokoh di depan anaknya. Untung saja Eliza berada tepat di samping dan membantu menopang tubuhnya.     

"Lalu ... apa hubungan Mama dan Rizal Hartanto? Apakah ayah dari Eliza adalah pria yang bersama Mama malam itu?" ketus Brian pada wanita yang seolah telah kehilangan harga dirinya di depan anaknya sendiri.     

"Ada apa ini sebenarnya, Tante? Bukankah Tante dan ayahku hanya bersahabat baik saja?" Eliza juga ikut panik mendengar ucapan Brian pada ibunya itu. Ia sangat tahu jika Natasya dan ayahnya memang berhubungan dekat. Namun Eliza tak pernah membayangkan jika ibu dari pria yang dicintainya, menjalani hubungan tersembunyi dengan ayahnya sendiri.     

Seperti sedang terjebak dalam permainannya sendiri. Natasya tak ingin jatuh dan semakin terpuruk sendirian. Ia pun bangkit dengan segala kekuatan yang tersisa di dalam dirinya.     

"Semua hanyalah kesalahpahaman Brian saja, Eliza. Percayalah pada Tante." Natasya mencoba untuk menyakinkan anak perempuan dari Rizal Hartanto itu.     

"Kamu, Brian! Jangan menyebarkan berita tidak benar dan membuat Eliza salah paham akan semuanya," timpal Natasya dalam ekspresi wajah yang terlihat cemas dan juga menegangkan menghadapi situasi yang mungkin saja bisa menghancurkan dirinya sendiri.     

Adi Prayoga hanya bisa menggelengkan kepala, mendengar Natasya yang sedang berusaha tampak bak malaikat di hadapannya Eliza dan juga Brian. Dia cukup tahu, siapa wanita yang pernah dinikahinya itu? Seburuk apapun kelakuan Natasya, ia sudah mengetahui kebusukan mantan istrinya itu.     

"Hentikan drama yang sedang kamu mainkan, Natasya! Aku sudah tak tahan melihatmu berakting seperti aktris penerima piala Oscar," sindir seorang pria yang sudah cukup lama mengenal wanita yang telah melahirkan Brian itu.     

"Siapa yang sebenarnya berakting di sini, Adi Prayoga? Bukankah kamu yang lebih dulu mengkhianati pernikahan kita?" balas Natasya dengan sebuah lirikan penuh arti pada mantan suaminya itu.     

Natasya memandang tajam mereka semua satu persatu. Memperlihatkan sebuah sorotan tajam yang penuh arti pada ketiga pria itu.     

"Aku hanya tak habis pikir padamu, Adi Prayoga. Bagaimana kamu bisa menikahkan anakmu dengan anak dari seorang wanita yang menjadi simpananmu itu?" Natasya kembali memperkeruh suasana yang sudah cukup menegangkan di antara mereka.     

"Penjaga!" Adi Prayoga memanggil beberapa penjaga yang berada di rumahnya. Ia ingin segera mengusir mantan istrinya yang sejak tadi terus mengatakan sesuatu yang bisa memprovokasi Brian agar semakin membenci dirinya. "Usir mereka berdua untuk keluar dari rumah ini!" perintahnya pada beberapa penjaga yang sudah berada di antara mereka.     

Natasya memperlihatkan kobaran api amarah dalam sorot matanya. Dia tak terima dengan perlakuan Adi Prayoga yang dengan sengaja ingin mengusirnya.     

"Aku akan membalasnya, Adi Prayoga. Jangan harap aku akan membiarkan kalian hidup tenang." Natasya seperti seseorang yang baru saja kehilangan akal sehatnya. Ia terus mengumpat pada seseorang yang dengan sengaja mengusir dirinya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.