Bos Mafia Playboy

Tamu Yang Tak Terduga



Tamu Yang Tak Terduga

0Sontak saja, Imelda langsung terdiam seketika. Ia juga tidak mengetahui alasan pasti dari kebencian ayahnya. Padahal beberapa kali, sosok Davin Mahendra sudah mengakui jika dirinya yang sudah bersalah. Bahkan pria tua beberapa kali menunjukkan wajah penuh penyesalan yang begitu dalam.     
0

"Bisa jadi kebencian Papa muncul setelah mengetahui perselingkuhan Mama Irene dan juga Papa Adi." Imelda mencoba mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya. Dia sangat yakin jika hal itu adalah alasan paling tepat yang terdengar masuk akal.     

Brian tersenyum tipis sembari memandang hangat istrinya. Ia juga sependapat dengan wanita yang sudah dicintainya selama bertahun-tahun silam. Hanya alasan itu yang berkemungkinan besar telah menghancurkan hubungan mereka.     

"Coba kamu bertanya saja pada Papa Adi, Brian. Aku yakin akan ada cerita perbeda dari mereka berdua," ucap Imelda sembari memikirkan berbagai kemungkinan yang sudah terjadi.     

Tak langsung memberikan jawaban kepada istrinya, Brian justru terdiam sembari memikirkan tentang rumitnya hubungan dua keluarga itu. Ia tak yakin jika harus menanyakan hal itu kepada ayahnya sendiri. Sedangkan untuk bertemu saja, rasanya Brian tak ingin.     

"Sepertinya aku .... " Brian terdiam tiba-tiba tanpa ingin melanjutkan ucapannya. Rasanya terlalu berat untuk melupakan sebuah kesalahan fatal yang telah dilakukan oleh Adi Prayoga.     

"Ada apa, Brian?" Imelda menjadi terlalu penasaran dengan jawaban Brian yang belum terselesaikan.     

Tanpa mengatakan apapun sebelumnya, Brian menyentuh jemari tangan Imelda. Kemudian memandang wanita itu dengan penuh cinta. Bahkan beberapa kali ia mendaratkan beberapa kecupan di punggung tangan sang istri.     

"Rasanya ... aku tak bisa menanyakan hal itu pada Papa, Sayang. Aku masih sangat kesal pada perselingkuhan Papa dan juga Mama Irene. Meskipun Mama Irene pernah menjadi kekasih Mama Irene ... tak seharusnya Papa berselingkuh dengan istri dari sahabatnya sendiri." Wajah penuh kekecewaan tak bisa ditutupi Brian dari Imelda. Seolah ia tak bisa melupakan kesalahan yang sudah dilakukan oleh Adi Prayoga.     

Wanita itu memandang suaminya, ia bisa melihat betapa kecewa dan terlukanya Brian terhadap ayahnya sendiri. Imelda memang tak bisa memutar kembali waktu dan membuat Brian tak terluka. Namun setidaknya, ia ingin membuat Brian sedikit lebih baik.     

"Brian ... jangan berpikir yang berlebihan pada Papa Adi. Aku yakin jika semua yang dilakukannya pasti memiliki sebuah alasan yang kuat. Kamu tak perlu memikirkan rumitnya hubungan keluarga kita. Yang paling penting, hubungan kita baik-baik saja," hibur Imelda dalam tutur kata lembut dan penuh kasih sayang. Ia tak rela jika pria yang dicintainya itu merasa tertekan dengan sebuah kebenaran dari masa lalu keluarganya.     

"Bukan begitu, Sayang. Sejujurnya aku sangat malu ... aku sangat malu padamu, Sayang," balas Brian dalam tatapan sedih yang penuh kegelisahan. Dia masih saja tersiksa setiap kali mengingat ucapan Natasya soal perselingkuhan Adi Prayoga dan juga Irene.     

Merasa tak mungkin bisa membujuk suaminya, Imelda tak ingin memaksakan apapun pada Brian. Dia hanya ingin memastikan jika Brian akan mendapatkan hati dan juga cintanya.     

Setelah beberapa saat tanpa pembicaraan atau pembahasan apapun, pasangan itu berniat untuk kembali ke kamarnya. Belum juga masuk ke dalam kamar, mereka berdua kedatangan seorang tamu yang tak terduga. Sama halnya Brian, wanita itu juga tak kalah terkejut dari suaminya.     

"Om Jeffrey!" Imelda menyapa pria yang baru saja datang dalam wajah sangat terkejut. Ia tak menyangka jika atasan dari ayahnya itu akan datang ke rumah itu. Yang lebih mengejutkan lagi, pria itu langsung masuk ke ruang tengah di mana Brian dan Imelda berada di sana.     

Jeffrey berjalan ke arah Imelda dan juga Brian dengan sebuah senyuman lebar yang menghiasi wajahnya.     

"Apa kabar, Imelda? Sudah lama kita tidak berjumpa," sapa Jeffrey pada seorang wanita yang menatap terkejut dirinya.     

"Ada perlu apa Om Jeffrey datang ke sini? Lagipula Papa baru saja kembali ke markas." Imelda masih saja memandangi seorang pria yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Ada perasaan tak enak saat melihat sorotan mata Jeffrey terhadap dirinya.     

Tanpa permisi dan juga basa-basi lagi, Jeffrey langsung duduk di sebuah kursi di ruangan itu. Dia tak peduli meskipun sang empunya rumah belum mempersilahkan duduk. Sebenarnya, ia sudah sering mendatangi rumah keluarga Mahendra itu. Hanya saja, Jeffrey selalu datang di saat Imelda tak ada di rumah.     

"Aku datang bukan untuk Davin Mahendra. Secara khusus, aku ingin bertemu denganmu secara langsung," balas Jeffrey pada wanita yang menatap bingung pada dirinya. Dia bisa melihat wajah bingung dan juga terkejut dalam ekspresi Imelda. Terlalu jelas terlukis, jika wanita itu tidak terlalu suka dengan kedatangannya.     

"Sejak tadi, aku sangat penasaran dengan pria di sebelahmu itu." Jeffrey memandang langsung ke wajah Brian. Dia memang sangat penasaran pada pria yang berdiri di sebelah Imelda. Wajah pria di sebelah Imelda terasa familiar baginya. "Bolehkah Om tahu, siapa gerangan pria ini?" tanya seorang pria yang menjadi atasan Davin Mahendra itu.     

Imelda merasa aneh mendapatkan kunjungan dari petinggi badan intelijen itu. Ditambahkan rasa ingin tahunya akan Brian, membuat ia semakin memikirkan yang tidak-tidak pada Jeffrey. Ia takut jika teman dari ayahnya itu akan mengusik kehidupannya dan Brian.     

"Sepertinya Om Jeffrey sangat penasaran dengan pria di sebelahku ini." Imelda menerbitkan senyuman tipis di wajahnya. Ia sengaja bersikap sedikit dingin pada sosok pria yang sudah cukup lama dikenalnya. "Dia adalah teman SMA dan juga suamiku, seorang pendamping dalam hidupku," lanjutnya.     

Jeffrey merasakan keterkejutan yang tidak biasa. Untuk beberapa saat jantungnya seolah telah berhenti sejenak. Pria itu tentunya sangat terkejut karena Davin Mahendra tak pernah menceritakan tentang pernikahan Imelda. Dia merasa jika pernikahan pasangan di depannya itu sengaja di sembunyikan oleh mereka semua.     

"Seorang suami? Sejak kapan kalian berdua menikah? Mengapa Davin Mahendra tak mengatakan apapun tentang pernikahan kalian?" Jeffrey menghujani Imelda dengan beberapa pertanyaan sekaligus. Ia sangat penasaran pada alasan Davin Mahendra menyembunyikan pernikahan anaknya. Apalagi, Imelda adalah sosok wanita yang sejak lama sudah diharapkan Jeffrey untuk bergabung dalam badan intelijen.     

Sebuah senyuman kembali diperlihatkan Imelda pada pria di depannya. Ia bisa melihat jika Jeffrey benar-benar terkejut dengan kabar pernikahan mereka berdua. Namun ia juga mengingatkan dengan jelas jika pernikahan mereka sengaja disembunyikan dari semua orang.     

"Tentunya Papa tak mungkin memberitahukan kabar pernikahan kami pada Anda, Om. Pernikahan kami hanya dihadiri oleh dua keluarga saja. Kami berdua hanya menginginkan sebuah hubungan yang sederhana tanpa diketahui oleh khalayak umum." Imelda mencoba menjelaskan hal itu agar Jeffrey percaya dengan ucapannya. Padahal pernikahan di antara mereka berawal dari sebuah kesalahan yang sangat besar.     

Sejak kedatangan Jeffrey di rumah itu, Imelda sudah memberikan isyarat pada suaminya. Ia meminta Brian untuk tak banyak berbicara.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.