Bos Mafia Playboy

Ada Yang Tidak Beres



Ada Yang Tidak Beres

0Dalam perasaan tak percaya dan juga sangat penasaran, Imelda kembali membaringkan tubuhnya. Dia semakin merasa aneh dengan kehadiran Natasya yang terkesan tiba-tiba. Ada perasaan cemas dan tak tenang menyerang sudut hatinya yang paling dalam. Imelda merasa sangat tak aman berada di rumah besar itu bersama suaminya.     
0

Tak ingin berdiam diri dalam rasa penasaran, Imelda langsung bangkit dari ranjang dan beranjak keluar dari kamar itu. Terlihat suasana rumah sangat sepi, bahkan Brian dan juga ibu mertuanya juga tak kelihatan di sana. Kebetulan sekali, ada seorang pelayan yang baru saja membersihkan kamar di dalam rumah itu. Imelda langsung menghentikannya dan mulai menanyakan sesuatu pada pelayan itu.     

"Tunggu, Mbak!" Imelda memanggil seorang wanita yang sedang membawa sapu dan juga alat pel di tangannya.     

Wanita itu langsung menghentikan langkahnya dan berbalik badan memandang Imelda dengan senyuman ramah. "Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanyanya cukup sopan.     

"Apakah Anda sudah lama bekerja di rumah ini?" tanya Imelda setengah berbisik. Dia menyakini jika semua dinding di rumahku itu memiliki telinga.     

"Saya baru satu bulan bekerja di sini, Nyonya," jawab pelayan itu dengan suara pelan sembari memandang sekeliling.     

Imelda mendekatkan wajahnya ke arah pelayan itu berdiri. Kemudian ia membisikkan sesuatu di telinganya. "Apakah Mama sudah lama berada di rumah ini?" tanyanya.     

"Ampun, Nyonya. Saya tidak mengetahui hal itu." Dengan tergesa-gesa, pelayan itu langsung meninggalkan Imelda begitu saja. Terlukis begitu jelas wajah ketakutan yang nampak dalam sorot matanya.     

Melihat respon pelayan itu, Imelda semakin yakin jika ada yang tidak beres di rumah yang ditinggali oleh ibunya mertuanya. Dengan langkah pelan dan juga sangat berhati-hati, ia menuruni belasan anak tangga di depannya. Dari pandangannya, Imelda melihat beberapa pria bertubuh tinggi besar berperawakan seperti bodyguard sedang berkumpul di teras samping.     

"Apa yang sedang mereka bicarakan?" gumam Imelda sangat pelan tanpa menghentikan langkah kakinya. Di saat wanita itu ingin mendekati beberapa pria itu, tiba-tiba Brian sudah berdiri tak jauh darinya.     

"Sayang! Apa yang sedang kamu lakukan?" Suara Brian yang tiba-tiba muncul, membuat jantung Imelda hampir keluar dari tempatnya.     

"Ihhh ... dasar!" kesal wanita yang terlihat murung karena rasa keingintahuannya harus kembali tertahan. "Tidak bisakah kamu tak mengejutkan aku?" Imelda mendekati Brian dengan wajah cemberut dalam bibir yang terlihat cukup mengerucut.     

Pria itu langsung memeluk hangat istrinya sembari mendaratkan sebuah kecupan di kening Imelda. Dia tau jika istrinya itu sudah sangat kesal, Brian tak mau menambahkan kekesalan pada wanita yang dicintainya.     

"Mau kutemani jalan-jalan, Sayang?" tawar Brian pada wanita di sebelahnya.     

"Tentu saja, Brian. Aku juga ingin melihat rumah yang ditinggali oleh Mama Natasya selama ini." Imelda berjalan ke halaman samping melewati beberapa pria yang sejak tadi berada di sana.     

Sedangkan Brian mengikuti istrinya yang terlihat cukup antusias untuk melihat sekeliling rumah itu. Setelah berada di halaman belakang, Imelda langsung duduk di sebuah bangku panjang yang berada di tengah-tengah halaman.     

"Brian! Temani aku duduk di sini," ajak Imelda pada seorang pria yang tak lain adalah suaminya sendiri.     

Tanpa memberikan jawaban apapun, Brian langsung beranjak duduk di sebelah Imelda yang sedang memandangi balkon belakang dari rumah itu.     

"Apa yang kamu lihat, Sayang?" tanya Brian sangat penasaran.     

"Aku sedang melihat sebuah kamar dengan balkon yang cukup luas itu. Bukankah itu seharusnya ada di sebelah kamar kita?" Imelda merasa tak yakin dengan apa yang sedang dipikirkan. Namun jelas sekali terlihat jika balkon itu berada di kamar sebelah ruangan yang sedang dipakainya.     

Brian pun ikut memandang ke balkon yang dimaksudkan oleh istrinya. Dia berpikir jika ucapan Imelda ada benarnya. "Jika aku bertemu Mama lagi, aku akan menanyakan kamar dengan balkon itu," sahutnya dengan suara lembut.     

"Apakah Mama sedang pergi?" Imelda sengaja menanyakan hal itu untuk memastikan keberadaan ibu dari suaminya itu.     

"Mama bilang ada urusan mendadak yang sangat penting. Kemungkinan besar, ia akan kembali setelah dua hari kemudian," terang Brian pada wanita yang masih duduk di sebelahnya.     

Seperti mendapatkan angin segar, Imelda langsung tersenyum senang mendengar kepergian Natasya selama beberapa hari ke depan. Paling tidak, ia memiliki sedikit waktu untuk melakukan penyelidikan kecil tentang kondisi rumah itu.     

"Bisakah kamu mengambilkan aku minuman dingin, Brian?" pintanya dalam wajah yang terlihat manja dan sangat memohon.     

"Jangan menunjukkan wajah seperti itu, Sayang! Tanpa kamu memohon, aku pasti akan mengambilkan minuman dingin untukmu," tukas Brian sebelum bangkit dari kursi dan masuk ke dalam rumah itu.     

Tanpa membuang waktu lagi, Imelda langsung mengambil ponsel di dalam sakunya dan menghubungi seseorang yang jauh di sana.     

"Dugaanmu sepertinya benar! Ada yang tidak beres dengan ibu mertuaku. Aku akan mengirimkan lokasinya padamu, langsung saja selidiki semuanya. Jangan menyisakan apapun," ucap Imelda serius dengan seseorang di dalam ponselnya. Dia pun langsung mengakhiri panggilannya itu sebelum Brian kembali ke tempat duduknya.     

Tak bisa dipungkiri, Imelda merasa sangat tegang dalam situasi seperti itu. Meskipun mencoba untuk tenang, ia tetap saja tak bisa menahan perasaan di dalam dirinya.     

"Ada apa, Sayang? Kenapa wajahmu sangat tegang?" Brian tiba-tiba saja sudah berada di sana sebelum Imelda berhasil merendahkan ketegangan yang begitu jelas di wajahnya.     

"Tidak, Brian. Aku hanya sedikit terkejut saat seekor ulat bulu tiba-tiba berada di tanganku," kilah Imelda pada Brian yang mulai terlihat cemas terhadap dirinya.     

Secepat kilat, Brian langsung memeriksa tangan Imelda. Dia tak jika istrinya sampai kenapa-kenapa. Terlebih sebuah ulat bulu bisa menyebabkan sekujur tubuh langsung gatal-gatal.     

"Apa kamu baik-baik saja, Sayang? Apakah kulitmu jadi gatal-gatal atau alergi?" Pria itu terlihat sangat panik dengan kondisi Imelda yang sebenarnya tak tersentuh oleh ulat bulu. Namun Brian tetap saja ingin memastikan sendiri kondisi istrinya.     

"Cukup, Brian!" Imelda menghentikan tangan Brian yang masih saja mengelus lengannya. "Aku baik-baik saja. Lagipula ulat bulu itu juga sudah terlempar entah di mana." Imelda mencoba untuk menjelaskan bahwa dirinya baik-baik saja.     

Brian akhirnya mengerti jika istrinya itu sedikit risih dengan dirinya yang terlalu berlebihan. Dia pun menggenggam tangan Imelda dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam. "Lebih baik kita masuk sekarang," ajaknya dengan suara lembut.     

Wanita itu langsung tersenyum sembari memandang wajah tampan suaminya. Imelda langsung bangkit dan berjalan bersama dengan pria yang sudah sangat dicintainya itu.     

Saat akan menaiki tangga ke kamarnya, terlihat ada seseorang yang baru saja keluar kamar yang akan dipakainya.     

Apa kamu juga melihatnya, Brian? Sepertinya ada seseorang yang baru saja keluar dari kamar kita," bisik Imelda di dekat telinga sang suami.     

Brian langsung berlari menaiki tangga. Namun tak ada jejak apapun di sana. Orang itu bisa menghilang bagai bayangan.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.