Bos Mafia Playboy

Orang Hebat Yang Melindungi Natasya



Orang Hebat Yang Melindungi Natasya

0Brian terlihat berpikir tentang ucapan Martin kepadanya. Sedikit pun ia tak mengerti dengan rencana dari pria yang duduk di hadapannya. "Apa yang kamu rencanakan kali ini?" tanyanya dalam wajah sangat penasaran.     
0

"Bukankah kita pernah membahas ini sebelumnya?" Bukannya menjawab, Martin justru memberikan pertanyaan balasan pada anak dari bosnya itu. Dia merasa tak suka pada kepedulian Brian terhadap Eliza. Martin berpikir jika hal itu bisa saja melukai wanita yang duduk di sebelah Brian.     

Setelah terdiam sejenak, Martin melihat sekeliling ruangan itu. Dia ingin memastikan jika situasinya aman untuk mengatakan informasi yang cukup penting.     

"Ada satu hal lagi yang ingin kukatakan." Martin sengaja memberikan jeda dalam ucapannya, sekaligus untuk memastikan jika tidak ada orang lain di sekeliling mereka. "Seseorang telah memberitahukan padaku ... sebenarnya Natasya Prayoga masih berada di kota ini. Ibumu hanya berusaha untuk menyembunyikan dirinya dari orang-orang saja," ucap Martin setengah berbisik karena tak ingin Adi Prayoga mendengar ucapannya.     

"Apa yang kamu katakan, Martin?" Brian masih tak dapat mempercayai ucapan pria di depannya itu.     

Martin sudah menduga jika Brian takkan semudah itu untuk mempercayai ucapannya. Sudah berulang kali ia mencoba untuk mencari ibunya namun tak pernah berhasil. Sekarang ... saat tiba-tiba ada yang mengatakan jika Natasya berada di kota itu, tentu saja sangat mengejutkannya.     

"Aku sangat mengerti dengan ketidakpercayaan di dalam dirimu, aku juga merasakan hal yang sama. Sejujurnya ... diam-diam aku mencari keberadaan Natasya Prayoga. Tak sedikit pun jejak yang bisa kutemukan," ungkap Martin pada Brian. Pada akhirnya, ia memilih untuk mengatakan hal itu pada anak dari bos-nya. Sudah terlalu lama, Martin menyembunyikan pencariannya dari semua orang.     

Imelda sejak tadi masih terdiam untuk memperhatikan setiap ucapan yang dikatakan oleh Martin. Dia tak ingin ada hal penting yang akan terlewatkan. Bahkan dengan wajah tenang, ia mencoba menelaah pembicaraan mereka.     

"Aku sangat yakin jika ada orang hebat di belakang Mama Natasya," sahut Imelda dengan tiba-tiba. Dia sudah memikirkan hal itu sejak tadi. Tak mungkin orang bisa bersembunyi untuk sekian lama tanpa ada seseorang yang melindunginya.     

"Aku juga berpikir seperti itu." Martin juga memiliki pemikiran yang sama terhadap Imelda. Dia menjadi sangat penasaran setelah Johnny Hartanto mengatakan hal itu. Martin berpikir jika teman lamanya itu mengetahui kebenaran lebih dari yang dikatakannya.     

Sedangkan Brian, justru semakin bingung mendengarkan pembicaraan Martin dan juga istrinya. Dia sama sekali tak mengetahui alasan kepergian ibunya dari rumah itu. Ayahnya, Adi Prayoga ... seolah terus menutupi alasan di balik kisah masa lalu keluarganya.     

"Aku semakin tidak mengerti dengan Mama. Mana ada seorang ibu yang tega meninggalkan anaknya untuk hidup sendirian." Brian terlihat semakin kecewa terhadap wanita yang sudah melahirkannya itu. Dia tak habis pikir jika ibunya pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun terhadapnya.     

"Daripada rasa rindu yang tak tersampaikan inj, aku justru merasa sangat membenci Mama Natasya," ungkap Brian pada dua orang yang berada di dekatnya.     

Adi Prayoga yang ternyata sudah keluar dari ruang kerja, sempat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Brian tentang ibunya. Dia pun berjalan lebih cepat untuk menghampiri ketiga orang yang terdengar cukup serius dengan pembicaraannya.     

"Bagaimana kamu bisa membenci seorang wanita yang sudah melahirkanmu, Brian?" sela Adi Prayoga secara tiba-tiba dengan suara dingin dan penuh tekanan dalam ucapannya.     

Mereka semua langsung memandang ke arah Adi Prayoga tanpa terkecuali. Ada rasa takut dan juga terkejut saat melihat pria tua di belakang Brian.     

"Tidak ada seorang ibu yang meninggalkan anaknya," sahut Brian dalam kekesalannya yang selama ini harus ditanggung selama ini. Dia sangat kecewa terhadap wanita yang seharusnya merawat dan menjaganya hingga dewasa itu.     

"Hentikan Bryan! Jangan menyalahkan mamamu, dalam hal ini semua kesalahan hanya Papa yang melakukannya. Mama tak melakukan kesalahan apapun kepada kita," tegas Adi Prayoga dalam suasana sedih yang cukup menyedihkan untuknya. Lagi-lagi ia harus membuka luka masa lalunya. Sebuah masa lalu yang memaksanya memilih untuk menguburnya sangat dalam.     

"Kesalahan terbesar Mama adalah karena telah meninggalkan aku tanpa perasaan." Brian bangkit dari tempat duduknya dan langsung meninggalkan mereka semua. Dia tak tahan untuk membicarakan wanita yang sudah meninggalkannya.     

Awalnya, Brian berpikir jika kepergian Natasya karena kesalahpahaman di antara keluarganya. Namun, setelah mendengar sesuatu yang dikatakan oleh Martin .... Dia menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan kepergian ibunya. Apalagi setelah diketahui jika Natasya Prayoga berada di dalam kota yang sama dengan dirinya.     

"Aku benar-benar membenci dirinya," gumam Brian Prayoga pada dirinya sendiri. Tanpa sadar, air matanya mengalir membasahi seluruh wajahnya. Terlalu menyakitkan baginya untuk mengetahui kebenaran yang baru saja didengarnya. Brian duduk sendirian di sebuah kursi di halaman belakang rumah itu. Ingin rasanya dia pergi sejauh mungkin, menghilang dan tak akan pernah kembali lagi. Namun ... rasa cintanya yang begitu besar terhadap Imelda mampu menahan dirinya untuk tetap bertahan.     

Di dalam ruang tengah, mereka semua masih terdiam dalam suasana yang sangat tidak nyaman. Imelda merasa harus menyusul suaminya yang pergi begitu saja. "Aku harus menenangkan hati Brian terlebih dahulu." Dia langsung bangkit dan keluar dari ruangan itu.     

"Apa yang sebenarnya kalian bicarakan, Martin?" Sebuah pertanyaan langsung dilontarkan Adi Prayoga pada pria yang sudah sejak tadi berbicara dengannya.     

"Apa maksud Anda, Bos?" Martin mencoba menutupi sebuah informasi yang baru diketahuinya itu tanpa mengetahui sebuah kebenaran yang pasti. Dia tak ingin menambahkan kekacauan di dalam keluarga dari Adi Prayoga.     

Adi Prayoga terlihat sangat frustrasi akan kekecewaan Brian terhadap ibunya. Selama ini dia selalu berusaha untuk menutupi keberadaan Natasya Mahendra dari anak semata wayangnya itu. Namun sepertinya, Brian mulai mencurigai keberadaan ibunya yang tak jauh dari kota tempatnya.     

"Jangan pernah membantu Brian untuk menemukan ibunya, Martin. Aku tak ingin Brian semakin kecewa terhadap Natasya," perintah Adi Prayoga pada orang kepercayaannya itu.     

"Apa maksud Anda, Bos? Bagaimana aku bisa melihat Brian begitu menderita karena mencari ibunya?" Martin sama sekali tak mengerti dengan cara berpikir pria yang menjadi bos-nya itu. Dia tak tega melihat Brian yang harus berjuang sendirian dalam pencariannya selama ini.     

Adi Prayoga langsung menghela nafasnya mendengar kepedulian Martin terhadap Brian. Tidak salah jika ia menganggap Martin sebagai keluarganya, bukan sebagai anak buahnya.     

"Aku berterima kasih padamu, Martin. Kepedulianmu terhadap Brian sungguh sangat berarti bagiku. Namun ... kali ini aku meminta padamu untuk tak membantunya dalam pencarian Natasya." Terdengar Adi Prayoga merasa sangat berat mengatakan hal itu. Seolah bebannya semakin bertambah dan tak mampu untuk dipikulnya lagi.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.