Bos Mafia Playboy

Kesalahpahaman Yang Sempurna



Kesalahpahaman Yang Sempurna

0Happy Reading     
0

"Sihir apa yang kamu lakukan terhadapku?" Suara teriakan Imelda membuat Brian mengulas senyuman yang cukup menggoda bagi wanita yang tak lain adalah istrinya sendiri.     

Brian langsung mengerjapkan matanya sambil mengusap rambutnya sendiri. Dia tak mengerti dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan oleh istrinya itu. "Aku tak memiliki sihir apapun," sahutnya dengan tatapan lembut yang penuh cinta. "Sepertinya itu bukan sebuah sihir ... namun kamu sudah jatuh cinta pada suamimu ini," ledek Brian pada wanita yang terlihat kesal dengan wajahnya yang merona karena terlalu malu.     

"Apa! Jatuh cinta pada playboy sepertimu? Itu takkan terjadi," balas Imelda dengan sangat yakin tanpa menatap mata lawan bicaranya. Dia sedikit ragu untuk memandang suaminya sendiri.     

Brian tersenyum simpul melihat sikap Imelda terhadapnya. "Apa yang sedang kamu sembunyikan? Apa kamu sengaja menutupi perasaanmu padaku? Ayolah kita adalah pasangan suami-istri. Tidak berdosa jika kamu mencintai suamimu sendiri." Brian sengaja menggoda wanita yang memalingkan wajah membelakangi dirinya.     

"Hentikan omong kosongmu! Aku akan pergi berbelanja kebutuhan bulanan." Imelda langsung meninggalkan pria di belakangnya tanpa menoleh sedikit pun.     

"Tunggu, Sayang! Aku akan mengantarmu." Brian mengejar Imelda yang sudah berjalan keluar dari rumah itu. Seorang bodyguard langsung membukakan pintu mobil untuknya, disusul Brian yang langsung masuk ke dalam dan duduk di samping istri kesayangannya. Pria itu langsung mendapat tatapan tajam dari Imelda. "Untuk apa kamu duduk di sini?" tanyanya pada sang suami.     

Sebelum menjawab pertanyaan istrinya, Brian mengulas senyuman lembut pada Imelda. Menatapnya penuh cinta dan juga perhatian yang cukup besar. Dia pun menyentuh jemari istrinya dan menggenggamnya dengan kedua tangan. "Tentu saja aku ingin menemanimu berbelanja, Sayang," sahutnya dengan tatapan lembut yang penuh arti.     

"Aku bisa berbelanja sendiri!" jawab Imelda sangat ketus.     

"Langsung saja ke Royal Town Square," perintah Brian pada seorang bodyguard yang membawa mobil itu.     

"Baik, Bos." Sang bodyguard langsung membawa pasangan pengantin baru itu menuju ke pusat kota, di mana Royal Town Square berada.     

Setelah hampir satu jam perjalanan, sampailah mereka ke sebuah bangunan tinggi yang cukup mewah dengan pusat perbelanjaan dan juga hotel berbintang di dalamnya. Brian langsung mengajak Imelda untuk masuk ke dalam gedung tinggi itu. Pasangan itu pun masuk ke dalam sebuah toko pakaian bermerk yang cukup terkenal seantero jagat. "Beli saja semua kebutuhanmu di sini," ucap Brian pada istrinya.     

Imelda pun langsung memilih beberapa pakaian dengan ukuran yang lebih besar karena baju-baju miliknya mulai tidak muat lagi. Setelah memilih beberapa, dia mencoba untuk meminta pendapat suaminya. "Bagaimana menurutmu dengan pakaian-pakaian ini?" tanyanya pada pria yang sejak tadi terus memperhatikan dirinya.     

"Semua yang kamu pilih pasti sangat bagus," jawab Brian sambil mengulas senyuman hangat pada istrinya. Setelah Imelda kembali memilih beberapa pakaian lagi, tiba-tiba seorang wanita menghampiri Brian dan langsung memberikan sebuah pelukan pada pria itu.     

"Brian! Kebetulan sekali kamu di sini." Wanita itu terlihat cukup bahagia melihat sosok Brian yang berada di toko itu. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya wanita cantik yang berpakaian cukup sexy dan terus bergelayut manja pada pria di sampingnya itu.     

"Aku sedang menunggu seseorang di sini," jawab Brian sambil memandang ke arah Imelda yang sedang menatap dirinya dan juga wanita yang baru saja datang.     

Wanita itu memandang ke arah yang sama dengan Brian. Melihat sosok Imelda yang memborong beberapa pakaian lagi di tangannya. "Siapa wanita itu, Brian? Apa dia kekasihmu yang sekarang?" tanyanya cukup penasaran.     

Imelda yang melihat interaksi mereka berdua langsung berjalan ke arah Brian berada. Dia bisa mendengar pertanyaan yang baru saja dikatakan oleh wanita sexy di samping suaminya itu. Dengan sangat cepat dan tanpa keraguan, Imelda menjawab pertanyaan itu sebelum Brian mengungkapkan kebenarannya. "Aku sepupu Brian," sahutnya dengan senyuman di wajahnya.     

"Sepupu? Brian tak pernah mengatakan punya sepupu," ucap wanita itu dalam keraguan yang mendalam.     

"Tentu saja. Aku baru saja datang dari luar negeri." Imelda sengaja mengungkapkan sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya. Tanpa sadar hatinya sangat cemburu melihat wanita yang terus menempel pada suaminya sejak dia datang.     

Brian semakin salah tingkah pada sikap yang ditunjukkan Imelda terhadapnya. "Cindy. Lebih baik kamu pergi, aku masih banyak urusan," tegasnya sambil berusaha melepaskan pelukan wanita itu di lengannya.     

Cindy terlihat sangat kecewa dengan sikap pria di sampingnya. "Brian. Apa kamu tidak merindukan aku? Sudah sangat lama kita tidak menghabiskan malam bersama," tanyanya dengan tatapan yang cukup menggoda. Tanpa diduga, Cindy mendekati telinga Brian dan berucap sedikit lirih dengan nada yang cukup menggoda. "Aku akan menunggumu di apartemen. Ku pastikan kamu akan kelelahan menghadapi ku malam ini," bisik Cindy pada sang bos mafia yang terlihat semakin bersalah pada istrinya.     

Meskipun bisikan itu cukup lirih, Imelda dapat mendengar dan melihatnya sangat jelas. Mendadak dadanya menjadi begitu sesak dan terbakar amarah yang sulit untuk dijelaskannya. "Brian. Tolong bayar semua baju ini. Aku ada keperluan mendadak, kamu bisa pulang bersamanya." Dengan langkah yang tepat, Imelda langsung meninggalkan suaminya.     

"Imelda, tunggu!" Brian mencoba mengejar istrinya, namun secepat kilat Imelda sudah menghilang bak di telan bumi. Dia mencoba mengejar sampai di mana mobilnya terparkir, ternyata mobil itu pun sudah tidak berada di tempat di mana tadi terparkir. "Sial! Dia pasti sudah salah paham." Brian merasa sangat frustasi pada dirinya sendiri. Tak seharusnya dia membiarkan Cindy menyentuhnya, apalagi di depan Imelda. Pria itu benar-benar menyesali kebodohannya sendiri. Tak berapa lama sebuah mobil berhenti tepat di depannya.     

Ternyata pengemudi mobil itu adalah Cindy. Wanita itu turun dari mobilnya untuk membujuk Brian agar ikut bersamanya. "Brian. Ayo masuk ke mobil saja, lebih baik kita bersenang-senang. Sepupumu pasti juga sedang bersenang-senang dengan teman-temannya," bujuk Cindy pada sang bos mafia.     

Meskipun Cindy terus menarik dirinya, Brian sama sekali tak berniat untuk mengikuti wanita itu. "Lepaskan, Cindy. Aku masih ada perlu," sahut Brian pada wanita yang masih mencoba menarik dirinya. Akhirnya terjadilah tarik menarik dan saling menatap sambil wanita itu terus membujuk Brian. Entah apa yang mereka bicarakan, Brian akhirnya masuk ke dalam mobil milik Cindy.     

Di sudut yang lain, Imelda melihat dengan jelas saat wanita itu menarik suaminya. Awalnya dia berpikir jika Brian akan menolak wanita itu. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Dengan sangat jelas Brian masuk ke dalam mobil wanita yang sejak tadi menempel pada suaminya. Dia merasa sangat kecewa pada pria yang berstatus sebagai suaminya itu. "Kita kembali ke villa," ucap Imelda pada seorang bodyguard pembawa mobil yang sedang ditumpanginya.     

"Baik, Nyonya." Bodyguard itu langsung menyalakan mesin mobilnya dan segera meninggalkan area parkir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.