Bos Mafia Playboy

Berbicara Empat Mata



Berbicara Empat Mata

0Adi Prayoga menjadi sangat gelisah setelah kedatangan seseorang di rumah itu. Ia merasa jika ada sesuatu yang sangat penting hingga pria itu sampai mendatangi vila itu. Ditambah lagi, beberapa pertanyaan dalam nada tak sabar yang dilontarkan oleh Brian dan Imelda membuatnya sedikit kesal.     
0

Tak berapa lama, seorang bodyguard datang bersama seorang pria yang berjalan di belakangnya. Terlihat tidak ada hal baik yang terjadi begitu melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh tamu tak diundang.     

"Selamat datang, Mahendra," sapa Adi Prayoga pada sosok pria yang baru saja datang dan langsung menemuinya ke ruang keluarga.     

"Aku tak ingin basa-basi, Prayoga." Seolah tak peduli dengan anak dan juga menantunya, Davin Mahendra langsung berdiri di hadapan sang empunya rumah yang tak lain adalah besannya sendiri.     

"Bagaimana kamu bisa melibatkan Imelda dan juga Vincent dalam bisnis kotormu itu?" lontar Davin Mahendra dalam sebuah tatapan penuh arti dan juga sangat cemas pada kedua anaknya.     

Adi Prayoga cukup terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia sama sekali tak mengetahui jika Vincent juga terlibat dalam insiden yang terjadi di hotel itu.     

"Apa maksudmu, Mahendra? Bagaimana Vincent bisa terlibat dalam bisnis yang kujalani." Adi Prayoga sama sekali tak mengetahui hal itu. Ia juga tak mengerti dengan pertanyaan dari mereka.     

"Apa kamu tak tahu jika Andra Gunadi telah memukuli Vincent hingga terluka? Yang paling parah lagi, pria itu hampir saja menodai kehormatan kekasih dari anakku." Davin Mahendra mencoba menjelaskan kejadian yang dialami oleh anaknya itu.     

Adi Prayoga merasa sangat bodoh karena sama sekali tak mengetahui hal itu. Dia pun cukup penasaran, dari mana Davin Mahendra mengetahui hal itu?     

"Bagaimana kamu mengetahui hal itu, Mahendra?" tanya ayah dari Brian Prayoga itu pada sahabat lamanya.     

Pria itu mengeluarkan ponsel dari tangannya lalu memperlihatkan sebuah video yang diambil secara diam-diam oleh seseorang. Dalam video itu memperlihatkan kekejaman Andra Gunadi pada Vincent Mahendra dan juga kekasihnya, Laura. Davin Mahendra yakin jika anak laki-lakinya itu datang ke lokasi tersebut karena pertemuan bisnis yang dilakukan oleh Brian Prayoga.     

"Jelaskan pada Papa! Bagaimana Vincent dan juga Laura bisa berada di sana?" seru Adi Prayoga dalam nada yang meninggi karena tak percaya dengan yang dilihatnya.     

Dalam langkah yang penuh keraguan, Imelda berjalan ke arah kedua ayahnya itu. Ia menyadari jika situasi yang terjadi tak sekecil bayangannya. Wanita itu harus bisa meredakan kemarahan ayahnya sendiri dan juga ayah mertuanya.     

"Kak Vincent hanya menemaniku saja, Pa. Kejadian yang dialami oleh Laura dan Kak Vincent tak ada hubungannya dengan pertemuan bisnis yang dilakukan oleh suamiku." Imelda mencoba menjelaskan kejadian di malam itu.     

"Bagaimana kamu dan Brian juga berada di sana, Imelda?" tanya Davin Mahendra dalam sebuah tatapan yang cukup mengintimidasi wanita hamil itu.     

Imelda harus menjelaskan secara detail kepada kedua pria yang menatap dirinya dalam kecurigaan. Seolah mereka sedang mencurigai dirinya dan juga sang suami.     

"Awalnya aku meminta Kak Vincent untuk mengantarkan aku Brian ke hotel itu. Malam itu, Brian sedang sakit jadi Dokter Kevin juga meminta Laura untuk menemaniku menemui Brian." Imelda menghentikan ceritanya lalu menarik nafas cukup dalam.     

"Entah apa yang terjadi sebelumnya, tahu-tahu aku mendapatkan pesan dari Laura. Ia menuliskan jika mereka berdua menyebabkan serangan tak terduga jadi seorang pria yang tak dikenal. Kami berdua langsung beranjak menyusul mereka," jelas Imelda lagi pada dua pria yang mendengar serius pada setiap perkataannya.     

Brian tentunya tak akan membiarkan istrinya tersudut oleh ucapan dari kedua pria tua itu. Ia pun berjalan ke tempat di mana mereka berdiri.     

"Aku juga tak pernah menyangka jika pria yang disebutkan oleh Laura adalah Andra Gunadi. Bisa dipastikan jika semua kejadian itu hanyalah sebuah kebetulan semata. Dari mana Papa mendapatkan video?" Brian langsung melontarkan sebuah pertanyaan pada sosok pria yang tak lain adalah ayah mertuanya sendiri.     

Davin Mahendra memperlihatkan sebuah nomor asing yang mengirimkan video itu. Ia juga tak mengetahui seseorang yang sudah mengirimkan video itu kepadanya.     

"Menurut kalian, siapa yang sudah mengirimkan video ini? Orang ini pasti ingin menghancurkan hubungan kedua keluarga kita," sahut Davin Mahendra pada mereka semua. Ia baru saja berpikir jika yang melakukan hal itu adalah seseorang yang selalu berulah dalam kehidupannya.     

"Mama Natasya!" seru Brian sangat menyakinkan. "Hari itu Mama Natasya juga berada di hotel yang sama dengan kami," lanjut suami dari Imelda Mahendra.     

Akhirnya, dugaan Adi Prayoga sangat beralasan. Ia sudah menduga jika video itu dikirimkan oleh Natasya. Hanya wanita itu yang memiliki motif untuk melakukan perbuatan jahat.     

"Aku juga sependapat dengan, Brian," sahut sang bos mafia cukup menyakinkan.     

Imelda beralih berdiri ke sebelah ayahnya. Ia sengaja ingin lebih dekat dengan sosok Davin Mahendra. Ada beberapa hal yang ingin dikatakan oleh wanita itu pada ayahnya.     

"Kedatanganku ke sana ... karena aku mendengar jika seseorang telah menjebak suamiku. Rasanya aku ingin mati saat Brian mengatakan ada yang mencampurkan obat perangsang ke dalam minumannya," jelas Imelda.     

"Apa!" Davin Mahendra cukup terkejut dengan hal itu. Ia tak menyangka jika ada seseorang yang tega untuk menjebak menantunya.     

Wanita itu terlihat menghela nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya.     

"Itu belum apa-apa, Pa. Yang lebih mengejutkan bagiku, semua itu dilakukan oleh Mama Natasya. Bahkan Mama telah menyewa seorang wanita bayaran untuk merayu suamiku," lanjut Imelda dalam wajah yang sangat kesal setiap kali mengingat ucapan ibu mertuanya. Terlebih ia semakin kesal saat mengetahui Natasya sangat membenci dirinya.     

Mendadak Davin Mahendra kehilangan kata-katanya. Ia tak menyangka jika wanita yang sangat dikenalnya itu bisa melakukan hal yang sangat menjijikan. Ia berpikir untuk melakukan sesuatu agar bisa menghentikan kegilaan sahabat lamanya itu.     

"Prayoga ... aku ingin berbicara empat mata saja denganmu," pinta Davin Mahendra pada sahabat lamanya itu.     

Mereka berdua berjalan menuju ke sebuah ruangan di mana Adi Prayoga biasa melakukan beberapa pekerjaannya selama tinggal di rumah itu.     

Sedangkan Brian dan juga Imelda, tentunya sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh kedua pria itu. Brian takut jika pembicaraan mereka bisa berdampak buruk pada hubungannya dan sang istri.     

"Brian. Apa kamu mengetahui hal apa yang akan dibicarakan oleh mereka?" Imelda memandang suaminya penuh harap. Seolah ia mengharapkan jika Brian bisa memberikan jawaban yang diinginkannya.     

"Aku tidak yakin, Sayang. Aku juga sangat takut untuk memikirkannya. Haruskah kita mendengarkan dari balik pintu itu?" Brian mengajak Imelda untuk mendengarkan pembicaraan kedua pria di dalam ruangan itu.     

"Apa! Kamu ingin kita menguping?" Imelda hanya menggelengkan kepala mendengar ide bodoh dari suaminya.     

Happy Reading     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.