Bara

Double Date 1



Double Date 1

0Sebelum Damar dan Bara tiba di butik, Kimmy terlebih dahulu menceritakan apa yang terjadi tadi malam pada Maya.     
0

"Siapa tadi lu bilang?" Tanya Maya.     

"Hanggono, lu pasti sering denger namanya," sahut Kimmy.     

Maya berpikir sejenak setelah mendengar cerita Kimmy. "Oh, I know. Politisi yang dibilang lord itu, kan."     

Kimmy mengangguk sambil meneguk secangkir kopi miliknya.     

"Gue juga cerita soal itu sama Bara semalem." Maya berhenti sejenak. Ia menyadari nada bicara Bara agak berubah begitu dirinya menyebut tentang kerjasama dengan perusahaan ojek online. "Pantes, dia kedengeran agak kaget pas gue bilang kita berdua dapat tawaran dari perusahaan ojek online."     

"Nah," timpal Kimmy.     

"Gue beneran ngga ada pikiran sampai sana, loh. Gue pikir, ya, ini murni kerjasama kaya yang udah-udah."     

"Ya, lu pikir gue juga tahu. Itu cuma mereka berdua yang tahu, mereka selama ini ngomongin itu di belakang gue." Kimmy terlihat sedikit kesal mengetahui kenyataan bahwa selama ini hanya dirinya yang tidak dilibatkan dalam rencana Bara dan Damar. Belum berakhir kekesalannya karena Damar dan Bara berpura-pura bermusuhan di depannya, kini kekesalannya bertambah lagi dengan perkara Hanggono.     

Maya menepuk-nepuk bahu Kimmy. "Sabar, ya. Pasti lu kesel banget sama mereka berdua."     

"Gue pengen nabok dua-duanya." Kimmy kemudian melirik pada Maya. "Jangan halangin gue buat nabok Bara, okay?"     

Maya sedikit menjauhkan badannya dari Kimmy. "Wah, tanduk lu mulai keliatan." Maya lalu kembali merangkul Kimmy. "Tenang aja, gue ngga bakal halangin lu. Apa perlu gue bantuin?" ujar Maya sembari memainkan alisnya.     

"Mereka belum tahu kekuatan wanita,," ucap Kimmy.     

Maya ikut mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gue setuju."     

Kimmy menoleh pada Maya. "Kasih lihat mereka, apa yang bisa kita lakuin berdua." Kimmy menengadahkan tangannya pada Maya.     

Maya mengerti maksud Kimmy, ia segera menepuk telepak tangan Kimmy. "We are more than just a heroine."     

Maya dan Kimmy tertawa bersama.     

"Nanti mereka berdua mau kesini. Katanya, sih, mau bahas ini. Gue ngga tahu nanti mereka bakal minta kita menerima atau menolak tawaran itu," ujar Kimmy.     

"Kita lihat aja apa keputusan Bara dan Damar soal tawaean kerjasama itu."     

Kimmy mengangguk. Ia tahu Damar pasti keberatan dengan tawaran kerjasama itu. Tetapi ia belum mengetahui bagaimana sikap Bara terhadap tawaran tersebut.     

----     

Bara mampir ke bar Millenium sebelum ia pergi menuju butik milik Maya dan Kimmy.     

"Yang gue minta semalem udah siap?" tanya Bara pada Ben.     

Ben beranjak dari meja kerjanya dan berjalan menuju meja kerja Arga. Ia kemudian mengambil beberapa lembar kertas yang sudah di satukan oleh Arga dan membawanya pada Bara.     

"Ini yang lu minta," terang Ben sembari menyerahkan kertas yang ada di tangannya pada Bara.     

Bara menerima kertas tersebut dan membaca isinya.     

"Dia sering ke Millenium?" tanya Bara ketika melihat informasi tentang Bos perusahaan ojek online yang mengajukan tawaran kerja pada Maya dan Kimmy.     

Ben mengangguk. "Mungkin Rico kenal sama dia."     

"Ngomong-ngomong, Reno gimana?" tanya Bara.     

"Tenang aja. Pagi-pagi aja dia udah ngirim gambar menarik."     

"Dia ngirim apa?"     

Ben kembali menuju meja kerjanya. Bara berjalan mengikuti Ben dan berhenti di belakang Ben yang sudah siap di depan laya monitornya.     

Ben membuka sebuah file yang dikirimkan Reno pada dini hari tadi. "Dia bukan cuma nukerin chip, lu lihat cewek yang ada di sebelahnya." Ben menunjuk pada seorang wanita yang tampak bergelayut manja pada Walikota yang sedang mereka intai.     

Bara memperhatikan wajah wanita yang ada di foto kiriman Reno. "Dia siapa?"     

"Cewek ini sekretarisnya. Lu bayangin, dengan gaji sekretaris yang mungkin ngga seberapa, dia bisa ngoleksi tas-tas branded, apartemen mahal, bahkan dia ikut klub Lamborghini. Gue curiga hubungan mereka lebih dari hubungan kerja," terang Ben.     

"Yang lebih mencurigakan, si Bapak Walikota ini ngga pernah ajak istrinya kalau dia lagi pergi ke luar negeri," lanjut Ben.     

Ben tertawa pelan setelah memberikan penjelasan pada Bara. "Disgusting."     

"Kalau begitu, kita harus deketin istrinya buat dapet informasi tentang sepak terjang suaminya," ujar Bara.     

Ben menoleh tidak percaya pada Bara.     

"Tukang selingkuh kaya gitu harus dikasih pelajaran. Jangan remehin wanita yang sakit hati," ucap Bara sembari menyeringai pada Ben.     

Ben kembali tertawa setelah mendengar ucapan Bara. "Gue setuju. Cewek kalo udah sakit hati, ngeri. Salah satu hacker cewek kenalan gue, dia sampai ngehack akun bank mantannya gara-gara diselingkuhin." Ben bergidik ngeri menceritakan salah satu kenalannya.     

"Serius?" tanya Bara tidak percaya.     

"Tabungannya dibikin nol. Di sumbangin ke Panti Sosial."     

"Wow," gumam Bara. "Oh, ya. Gue udah bicarain soal rencana lu kemarin. Eyang gue setuju. Kapan lu siap?"     

"Gue selalu siap," jawab Ben.     

"Hacker cewek kenalan lu, sekalian aja lu ajak gabung," seru Bara.     

"Nanti gue kumpulin kenalan-kenalan gue buat bangun sistem kita. Mereka pasti seneng diajak gabung."     

Bara mengangguk seraya menepuk bahu Ben. "Gue percayain ini sama lu sama Reno."     

Ben balas mengangguk. "Gue ngga bakal ngerusak kepercayaan orang yang udah bantuin mimpi gue jadi kenyataan. Simbiosis kita ini sama-sama menguntungkan."     

"Thanks, Ben."     

"Thanks to you, Bar."     

"Ya udah, gue pergi dulu. Gue masih harus bahas ini sama Damar."     

"Oke, kasih tahu aja kalau lu butuh sesuatu."     

"Sip," sahut Bara sembari mengacungkan jempolnya pada Ben.     

Bara kemudian pergi meninggalkan ruang rahasia itu. Sebelum pergi dari bar Millenium, Bara memutuskan untuk menyapa Rico sebentar. Ia pun melangkah masuk ke dalam bar melalui pintu masuk yang ada di basement tempat parkir.     

Petugas keamanan yang berjaga di depan pintu masuk basement tersenyum ramah pada Bara. Dia sudah mengenal Bara karena Bara sudah beberapa kali datang ke bar Millenium. Ia juga tahu bahwa Bara adalah kenalan bosnya.     

"Rico udah dateng?" tanya Bara pada petugas keamanan tersebut.     

"Ada di atas," jawab petugas tersebut.     

Bara mengangguk seraya tersenyum sebagai ucapan terima kasih. Petugas keamanan itu balas mengangguk. Bara kemudian melangkah masuk menuju ke dala bar Millenium.     

Ketika Bara tiba di area utama bar. Ia segera menemui Rico yang sedang berbicara dengan para staffnya. Rico melirik pada Bara dan memberinya isyarat untuk menunggunya sebentar. Bara mengangguk dan duduk di salah kursi yang ada di dekatnya.     

Setelah Rico selesai berbicara dengan staffnya, Rico segera menghampiri Bara yang sudah menunggunya.     

"Ada apa, nih?" tanya Rico.     

"I need your favor," jawab Bara.     

"What favor?"     

"Gue denger salah satu bos ojek online yang sekarang lagi naik daun sering ke sini."     

"Siapa, kalau boleh tahu?"     

"Adrian Lau," jawab Bara.     

"Oh, si Adrian," sahut Rico sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.     

"Iya."     

"Lu mau gue ngelakuin apa?"     

"Bukan apa-apa, just keep your eye on him when he's here."     

"It's not a big problem. I have a lot of CCTV here," sahut Rico.     

"Okay," timpal Rico. "Oh ya, sebelum gue pergi. Lu punya sesuatu yang bagus?"     

Rico mengerling seraya menyeringai pada Bara. "Ngga ada yang ngga bagus di sini. Bentar, gue ambil dulu."     

Rico beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja bar. Ia kemudian mengambilkan sebotol wine yang dipajang di lemari kacanya dan membawanya ke hadapan Bara.     

"Chateauneuf du Pape, from 1985." Ben menyerahkan wine yang ia bawa pada Bara.     

Bara menerima botol wine tersebut. Ia memperhatikan labelnya. "Gue sebenernya kurang ngerti, tapi gue percaya pilihan lu pasti enak." Bara kemudian menyerahkan kartunya pada Rico.     

Rico menganggukan sedikit kepalanya. Lalu memanggil salah satu staffnya untuk membawa kartu milik Bara. Staff Rico mendatangi mereka dan membawa kartu milik Bara ke meja pembayaran.     

Tidak sampai lima menit, Staff itu kembali dan menyerahkan kartu milik Bara.     

"Thanks, Ric. Gue balik dulu."     

"Sama-sama, Bar. Jangan sungkan-sungkan sama gue," sahut Rico.     

Bara mengangguk dan segera meninggalkan bar Millenium sambil membawa sebotol wine untuk dia bawa ke butik.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.