Bara

Site Plan 8



Site Plan 8

Arga dan Reno akhirnya tiba di ruang bawah tanah. Reno kembali melempar sembarangan tas yang ia bawa dan menjatuhkan tubuhnya di sofabed yang ada di sudut ruangan dekat pintu masuk ruangan tersebut. Ia tidak menyadari bahwa Bara sedang ada di ruang bwah tanah mereka.     

"Foto-foto dari lu bagus semua, Ren. Terutama fotonya Pak Walikota," ujar Bara dari tengah ruangan yang sedang bersama dengan Ben.     

"Bagus, lah." Reno menyahut sambil memejamkan matanya. Tetapi kemudian ia tersadar. "Lu kapan sampe sini?" Reno sudah terduduk di sofabed.     

Bara dan Ben tertawa pelan.     

"Gue daritadi ada disini buat ngawasin Maya sama Kimmy," jawab Bara.     

"Kayanya ada yang gue ngga tahu," sahut Reno.     

"Lu banyak ketinggalan, Ren." Ben ikut menyahut.     

Reno melirik Arga yang sedang melepaskan jaketnya. "Si Arga ngga cerita apa-apa selama di mobil."     

Mendengar ucapan Reno, Arga segera melemparkan gumpalan kertas yang ada di dekatnya. "Lu sendiri yang tadi nyuruh gue jangan banyak ngomong gara-gara mau tidur."     

Reno menghindar sembari terkekeh. "Eit, ngga kena."     

"Ye, si bangsat." Arga kembali mengambil kertas dan meremasnya hingga membentuk gumpalan lalu melemparkannya pada Reno.     

Bara dan Ben geleng-geleng kepala melihat keduanya.     

"Foto Walikota itu beneran udah ada di tangan pemiliknya Mulut Lambe?" tanya Ben pada Bara. Ben sengaja meninggikan suaranya agar Reno bisa mendengarnya.     

Reno menoleh pada Ben. Kali ini ia terkena lemparan kertas dari Arga yang sedari tadi berusaha ia hindari. Reno melirik kesal pada Arga. Lalu kemudian ia segera mengalihkan perhatiannya kembali pada Ben. "Foto-fotonya udah dikasih ke Mulut Lambe?"     

Bara menegakkan tubuhnya di tempat duduknya. Ia mengangguk. "Katanya, pemilik akun itu sendiri yang bakal post tentang foto itu. Gue ngga tau apa bedanya antara Admin sama pemiliknya langsung yang nge-post. Tapi kata Maya, kalo si pemilik yang nge-post, dijamin berita itu bakalan langsung boom."     

"Terus sekarang udah di post?" Reno kembali bertanya.     

Bara mengangkat bahunya. "Gue belum tahu. Daritadi gue sama Ben ngawasin percakapan Maya, Kimmy sama Adrian."     

"Wah, kalo gitu, gue kudu langsung ngecek ke TKP." Reno serta merta langsung mengeluarkan ponselnya dan membuka akun media sosialnya. Mata Reno membulat begitu ia melihat foto yang pernah ia ambil, muncul di salah satu postingan akun Mulut Lambe. "Udah di post." Reno menunjukkan berjalan mendekat sambil menunjukkan tampilan layar ponselnya pada Bara dan Ben.     

Arga ikut berjalan mendekat ke arah Bara dan Ben. Mereka berempat kini membaca berita yang belum lama diunggah dalam akun Mulut Lambe.     

"Aih, gila. Yang komen bar-bar semua," seru Reno ketika membuka kolom komentar.     

"Jaman sekarang, jempolmu harimaumu," sahut Arga. Ia turut membaca beberapa komentar pedas yang dilayangkan para pengikut akun Mulut Lambe pada postingan tersebut.     

"Mereka ngga bakal dituntut, kan?" tanya Reno sambil melirik Bara.     

Bara balas menatap Reno. "Mereka mau ngelaporin berapa ribu orang? Ini komentar udah seribu lebih isinya hujatan semua."     

"Iya, juga sih," sahut Reno.     

"Gue jadi penasaran sama trend pencarian sekarang," sela Ben. Ia lantas segera membuka komputernya yang lain untuk mencari kata kunci tentang berita perselingkuhan Walikota dengan Sekretarisnya.     

"Udah jadi trending di Twitter," sahut Arga.     

"Lu punya Twitter, Ga?" tanya Reno tidak percaya.     

Arga kembali melirik Reno kesal. "Lu pikir gue ini orang yang hidup di jaman Flintstone. Ya, punya, lah."     

Arga menyodorkan ponselnya pada Bara. Bara segera menerimanya dan melihat isi tweet yang berkaitan dengan berita yang di unggah akun Mulut Lambe.     

"Wah, trend pencariannya makin naik," seru Ben.     

"Abis ini, kita tinggal tunggu aja. Pasti bakal ada orang-orang yang makin ngegoreng kabar itu," sahut Bara.     

"Lawan politiknya pasti lagi kipas-kipas," timpal Arga.     

Bara tersenyum sambil memandangi ketiga orang yang sudah bekerja keras membantunya itu. Ia yakin, kedepannya, tim yang ia buat bisa bekerja lebih efektif lagi dalam mengungkapkan kebusukan Hangggono dan komplotannya.     

-----     

"Thanks buat makan malamnya," ujar Maya sembari menjabat tangan Adrian.     

"Ah, bukan apa-apa. Ini, kan, untuk awal kerjasama kita," sahut Adrian.     

"Sekali lagi thanks ya." Kimmy ikut menimpali.     

Adrian melepaskan jabat tangannya dengan Maya dan beralih menjabat tangan Kimmy. "Sama-sama."     

Maya menatap Adrian dan Danesa bergantian. "Kalau begitu, kita berdua pamit, ya."     

Danesa segera mengangguk. "Kalian berdua hati-hati. Lusa gue bakal ingetin soal jadwal syuting iklannya."     

"Siap, Ibu Danesa," ujar Kimmy sembari mengerling jahil pada Danesa. "Yuk." Kimmy dan Maya mengangguk pelan sebelum berjalan pergi meninggalkan Danesa dan Adrian yang masih berdiri di depan restoran.     

Sembari berjalan, Maya mengajak Kimmy untuk melakukan tos. Ia menengadahkan tangannya pada Kimmy, dan Kimmy segera menepuknya. "We did it," ujar Maya senang.     

"Ayo, cepetan ke mobil," ajak Kimmy.     

Begitu keduanya sudah masuk ke dalam mobil, Maya segera mengeluarkan ponselnya.     

"Kim, beritanya udah di up," seru Maya.     

"Mana?" Kimmy mendekatkan tubuhnya pada Maya.     

Mereka berdua membaca berita yang tadi mereka berikan pada pengelola akun Mulut Lambe. Keduanya berdecak tidak percaya melihat postingan akun Mulut Lambe yang sudah memiliki puluhan ribu like dan komentar padahal berita tersebut belum lama di-posting.     

Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Maya ketika Maya dan Kimmy sedang membaca komentar-komentar pada foto Walikota yang sedang bermain judi dengan seorang wanita cantik yang diketahui sebagai sekretarisnya.     

Danes mengeluh dalam pesan yang ia kirimkan untuk Maya. Ia mengeluhkan Adrian yang benar-benar mengajak berkenalan pria yang sedari tadi ia perhatikan di dalam restoran meski pria itu tampak dingin menanggapi Adrian.     

"Ngga sia-sia, kita bayar mahal dia," ujar Maya.     

"Si Madam beneran ngasih orang yang lihai buat urusan tarik ulur," timpal Kimmy sambil tertawa pelan.     

"Mau tunggu sebentar lagi, ngga? Sampai mereka keluar dari restoran."     

"Boleh, gue penasaran mau liat Adrian flirting ke orang suruhan kita."     

Maya dan Kimmy akhirnya menunggu di dalam mobil mereka sampai Adrian keluar dari restoran. Terlihat Danesa yang terlebih dahulu keluar dari dalam restoran dengan ekspresi kesalnya. Menyusul kemudian, Adrian berjalan di belakangnya bersama seorang pria.     

Maya dan Kimmy terbelalak karena yang berjalan bersama Adrian adalah pria suruhan mereka. Keduanya nampak akrab dan sedang mengobrol. Adrian bahkan sampai mengantar pria tersebut ke mobilnya dan membukakan pintu mobilnya. Mereka saling melemparkan senyum sebelum pria tersebut pergi meninggalkan Adrian dan Adrian kembali berjalan menuju Danesa yang sudah menunggunya di depan mobil mereka.     

Tiba-tiba ponsel Maya berdering. Ia mengangkatnya dan menyalakan tombol oengeras suara agar Kimmy juga dapat mendengarnya.     

"Mission accomplished. Dia ngajak gue janjian weekend nanti," suara pria yang menelpon Maya.     

"Good job," jawab Maya.     

"Gue tunggu bayaran pertamanya," sahut pria tersebut.     

"Lu tenang aja. Ngomong-ngomong gue harus manggil lu siapa, ya?" tanya Maya.     

"Madam ngasih nama gue Leo. Lu bisa panggil gue Leo."     

"Oke. Thanks Leo, bayarannya bakal langsung gue transfer."     

"Oke." Leo segera mematikan sambungan telponnya     

Maya dan Kimmy tertawa senang mendengar kabar dari Leo. Kimmy kemudian segera menyalakan mesin mobil dan pergi meninggalkan area restoran.     

-----     

"Berita macam apa ini?" Hanggono melemparkan ponsel yang sedang dipegangnya ke sembarang arah. Ia tidak tahan melihat berita yang baru saja disampaikan oleh anak buahnya.     

Salah satu anak didiknya yang baru terpilih sebagai Walikota tiba-tiba menjadi perbincangan di dunia maya perihal dugaan plesiran dengan memanfaatkan fasilitas negara. Berita itu diperparah dengan foto-fotonya yang sedang berjudi dengan didampingi oleh wanita berpakaian cukup terbuka yang duduk di sampingnya dan bergelayut manja.     

"Suruh dia pulang sekarang juga." Perintah Hanggono kepada anak buahnya sambil berteriak.     

****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.