Bara

Double Date 3



Double Date 3

0Damar kalah suara, ia kalah telak melawan suara Bara, Maya dan Kimmy yang kompak mengatakan bahwa Maya dan Kimmy akan menerima tawaran tersebut. Bara juga sudah meyakinkan Damar, bahwa Maya dan Kimmy akan berada di dalam pengawasan tim yang ada di Millenium. Tetapi Damar masih sangsi dengan hal tersebut.     
0

"Percaya sama kita, oke?" ujar Kimmy pada Damar.     

"Gue percaya sama kalian. Gue cuma takut kalian kenapa-kenapa." Damar masih tetap pada pendiriannya.     

"Gini, deh. Supaya kita semua merasa aman, mulai sekarang, handphone kita berempat bakal diawasin. Pada saat Maya sama Kimmy ketemuan sama Bos ojek online itu, kita bisa akses semua fungsi yang ada di dalam handphone kalian dari jauh. Jadi, kita bisa denger percakapan kalian, sekaligus kita juga bisa lihat situasi dari kamera yang ada di handphone kalian. Lu juga bisa ikut ngawasin mereka berdua, Dam." Bara kembali menawarkan solusi untuk Damar agar dia bisa tidak terlalu khawatir. "Gue juga bakal suruh orang buat ngawasin mereka berdua, ketika mereka ketemu sama Bos itu dan berada di lingkungan kantornya."     

Maya dan Kimmy kompak mengangguk mendengar tawaran yang diberikan Bara.     

"Ayolah, Mas," bujuk Kimmy.     

Damar terus menggeleng. "Ngga."     

"Come on, Dam. Lagian gue sama Kimmy, kan, berdua. Terus Bara sama lu juga bisa terus ngawasin kita," Maya berusaha ikut membujuk Damar.     

Bara menganggukkan kepalanya untuk kembali meyakinkan Damar.     

Damar menatap ketiganya bergantian. Mereka bertiga menatap Damar sekaligus dengan tatapan memohon.     

Damar menggeleng sambil memejamkan matanya.     

"Please," ucap Bara, Maya dan Kimmy kompak.     

Damar menghela napas panjang. Ia kembali menatap ketiganya yang kini masih menunggu Damar untuk mengubah keputusannya.     

"Oke, fine. Gue ngalah," ujar Damar kesal.     

Bara, Maya dan Kimmy kompak berseru kegirangan.     

"Jangan senang dulu kalian," sela Damar.     

Ketiganya seketika terdiam dan kembali mengalihkan perhatiannya pada Damar.     

"Apa lagi?" tanya Bara.     

"Jangan pernah bertindak tanpa diskusi dulu, setuju?"     

"Gampang," sahut Kimmy.     

Bara dan Maya mengangguk.     

"Oke, silahkan kalian ambil tawaran itu," ujar Damar.     

Bara kemudian menuangkan wine ke dalam cangkir untuk Maya, Kimmy dan Damar.     

"Cheers, buat kita semua," ucap Bara sambil mengangkat cangkirnya.     

Damar, Kimmy dan Maya ikut mengangkat cangkirnya.     

"Cheers," seru keempatnya.     

Bara, Maya dan Kimmy meminum minumannya dengan ceria. Berbeda dengan Damar yang sedikit muram.     

----     

"Ngomong-ngomong, emang kalian mau ngerencanain apa?" Tanya Damar pada Maya dan Kimmy ketika mereka selesai menyatukan pendapat.     

Maya dan Kimmy saling tatap.     

"Sebenernya kita juga belum yakin. Tapi kayanya cara kita berdua bisa dicoba," ujara Maya.     

"Kalian ngga mau bahas cara kalian sama kita?" tanya Bara. "Bukannya tadi kita udah sepakat."     

"Nanti aja, kalau udah siap. Kita berdua harus ngamatin bosnya dulu," jawab Maya.     

"Gimana kalau sekarang kita pindah ke Millenium," usul Bara.     

"Mau ngapain ke Millenium?" tanya Damar.     

"Lu semua lupa sama yang gue bilang tadi. Handphone kita semua bakal diawasin. Yang masang itu orangnya ada di Millenium," jawab Bara.     

"Oh, iya gue lupa," sahut Damar. Damar lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Bara. "Lu mau ajak mereka berdua ketemu Ben di bunker?"     

"Ya, ngga lah. Kita, kan, bisa minta Ben buat naik," bisik Bara.     

"Let's go," sela Maya.     

Bara dan Damar keheranan melihat Maya dan Kimmy yang sudah siap dengan tas masing-masing.     

"Kalian kapan siap-siapnya?" tanya Damar.     

"Tadi, pas kalian bisik-bisik," jawab Kimmy.     

"Ayo berangkat," ajak Maya.     

Bara dan Damar berdiri bersamaan. Mereka berjalan menyusul Maya dan Kimmy yang sudah terlebih dahulu keluar meninggalkan ruang kerja tersebut.     

----     

"Ga, kita naik dulu," ajak Ben.     

"Mau ngapain naik ke atas?" tanya Arga.     

"Bara yang minta kita naik ke atas," jawab Ben.     

"Bara? Dia kesini lagi?"     

"Minta pasang alat," sahut Ben.     

"Oke, duluan aja. Nanti gue nyusul."     

"Oke, gue duluan." Ben berjalan pergi meninggalkan ruang rahasia itu dengan membawa beberapa peralatan di dalam tas selempangnya.     

Arga masih berkutat dengan layar monitornya. Ia menunggu sampai gambar yang Reno kirimkan selesai ia download.     

----     

Rico tersenyum sumringah menyambut Bara, Damar, Maya dan Kimmy di bar miliknya.     

"Sesuai janji gue waktu itu, kalau kalian dateng berdua--" Rico menunjuk pada Bara dan Maya. "Kalian bakal gue traktir."     

"Gue ngga lu traktir juga?" protes Kimmy.     

"Maaf, Kimmy sayang. Malam ini yang gue traktir cuma pasangan baru kita yang lagi hot-hotnya ini," jawab Rico. Ia tidak bisa melepaskan matanya dari Bara dan Maya. "Ngomong-ngomong, kalian datang berempat begini, jadi kaya double date." Rico menatap Damar dan Kimmy yang juga berdiri berdampingan.     

Damar dan Kimmy tersenyum masam mendengar perkataan Rico.     

Bara melambaikan tangannya pada Ben yang muncul dari ruang Staff bar Millenium. Ben segera berjalan menghampiri Bara dan Damar.     

"Mana handphone kalian?" Bara meminta ponsel Maya, Kimmy dan Damar.     

Ketiganya langsung mengeluarkan ponsel mereka dan menyerahkannya pada Bara. Setelahnya, Bara memberikan ponsel tersebut pada Ben. Ben kembali menghilang di balik pintu ruang staff Millenium. Tidak mungkin ia bisa memasang alat di tengah kebisingan bar Millenium dan cahayanya yang sedikit temaram.     

"Siapa tadi?" tanya Maya.     

"Ben," jawab Bara. "Dia yang masang alatnya. Nanti gue kenalin kalau dia udah selesai."     

Rico menyediakan sebuah ruangan semi privat untuk mereka berempat. Rico tidak henti-hentinya memuji penampilan Bara dan Maya pada acara tahunan. Menurut Rico keduanya tampil sangat serasi.     

"Ngomong-ngomong, Bar. Yang muncul itu beneran Nyokap lu?" tanya Rico yang penasaran dengan berita yang ia baca setelah acara tahunan MG Group.     

Bara mengangguk. "Iya, kenapa?"     

"Nyokap lu vampire, ya? Kok, ngga keliatan tua sama sekali."     

Sontak Bara tertawa mendengar mamanya disebut vampire oleh Rico. "Berarti gue masih sodara sama Edward Cullen."     

"Itu karena lu liat dari foto doang, Ric," sahut Maya.     

Rico melirik penasaran pada Maya. "Emang lu udah ketemu langsung sama nyokapnya Bara?"     

"Ya udah, lah. Tapi, emang harus gue akui, di umurnya yang udah ngga muda lagi, nyokapnya masuk dalam kategori awet muda," ujar Maya.     

"Sekarang lu semua tahu, kan, dari mana asalnya ketampanan gue ini," timpal Bara yang membanggakan dirinya sendiri.     

Damar segera meleparkan camilan yang ia pegang kepada Bara. "Kepedean."     

"Emang itu kenyataan." Bara kembali menyahut.     

"Sejak kapan dia jadi kepedean gitu, May?" bisik Kimmy pada Maya.     

Maya mengangkat bahunya. "Kayanya gara-gara kemarin dia agak berubah sedikit. Jadi, agak lebih narsis."     

Keduanya memandang Bara dan Damar sambil tersenyum-senyum. Bara dan Damar saling melemparkan gurauan. Sementar Maya, Kimmy dan Rico hanya menontoni sambil sesekali ikut tertawa dan menimpali.     

*****     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.