Takdir Cinta Tuan Muda dan Seorang Janda

Tania Andarini, Apakah kau benar-benar istriku?



Tania Andarini, Apakah kau benar-benar istriku?

0  "Tuan Park Hyeon Sik, perkenalkan saya Annabelle Thomson" seru wanita cantik berambut blonde itu, sambil mengulurkan tanganya pada Hyeon Sik.     
0

  "Saya adalah Vice president Thomson Ltd, yang mewakili perusahaan tersebut untuk mengajukan kontrak kerja sama dengan perusahaan anda yakni Art Group," Lanjut wanita yang berusia 27 tahun tersebut.     

  Hyeon Sik pun membalas uluran tangan tersebut, "Anda sudah tahu nama saya bukan?" sapa Hyeon Sik pada gadis blonde itu, "Saya pimpinan Art Group yang saat ini menjabat posisi CEO, selamat datang di Korea Nona Thomson," Basa-Basi Hyeon Sik pada calon relasi kerjanya itu,     

  Hyeon Sik tentu saja langsung menyadari tatapan menggoda, dari wanita yang sedang berhadapan denganya kini, meskipun pada awalnya Hyeon Sik ragu mengenai fakta yang dijelaskan Jae Wook sang asisten, mengenai track record Annabelle Thomson ini,     

  Namun karna kerja sama ini sangat dibutuhkan Hyeon Sik untuk kelangsungan pekerjaanya, terlebih untuk lini usaha terbarunya, yang kini merambah ke dunia jasa persewaan Jet privat dikalangan para kaum jetset dan kalangan artis papan atas khususnya di Korea Selatan sendiri,     

  Maka Hyeon Sik pun harus bekerja sama dengan Thomson Ltd, yang memang bergerak dalam bidang pembuatan peralatan perkeretaapian dan pembuat pesawat terbang terbesar ketiga di dunia dan pengusaha bisnis jet terbesar kedua di dunia.     

  Karna Hyeon Sik baru saja membeli beberapa armada Jet Pribadi, yang salah satunya akan dihadiahkan kepada sang istri tercinta yaitu Tania, sebagai hadiah dari anniversary pernikahan mereka yang pertama, sekaligus hadiah ulang tahun sang istri, walaupun keduanya berulang tahun di tanggal yang sama.     

  Hyeon Sik tentu saja sudah sering mendapat tatapan memuja dari relasi-relasi kerjanya yang berjenis kelamin wanita, namun yang menggoda Hyeon Sik dengan terbuka seperti ini, barulah seorang Annabelle, lihat saja kerlingan mata wanita itu, dan juga tatapan laparnya yang menjurus pada keperkasaan Hyeon Sik.     

  For god's sake, ingin rasanya Hyeon Sik memberi pelajaran pada wanita ini, seperti yang dilakukan Hyeon Sik pada Song Min Ah dulu, tapi tentu saja Hyeon Sik masih cukup sadar jika ia masih memerlukan jasa wanita ini untuk kelancaran bisnisnya.     

  Alhasil yang dapat dilakukan Hyeon Sik hanyalah menahan dirinya dan segala emosinya agar pertemuan konyol ini cepat berakhir, dan ia dapat pulang kerumah untuk memeluk serta mencumbu istri mungilnya dirumah.     

  Jae Wook pun mengambil alih, setelah Hyeon Sik memberi aba-aba pada asistenya itu, karna Hyeon Sik sendiri sudah jengah dengan sikap Annabelle, Jae Wook pun kemudian menjelaskan dengan rinci mengenai poin-poin kerja sama mereka, walaupun penandatangan kontrak kerja tersebut tentu saja akan dilakukan di gedung rapat Art Group itu sendiri.     

  Akhirnya 1 jam pun berlalu setelah kesepakatan itu tercapai, dan beberapa hari kedepan barulah penandatangan kotrak itu, baru akan dilaksanakan.     

  Hyeon Sik sudah berdiri dan berniat berlalu dari hadapan Annabelle saat itu, namun ucapan Annabelle menghentikanya, "Tuan Park, tidakkah anda akan mengajaku untuk minum wine bersama, untuk merayakan kesepakatan kita ini," Tangan wanita itupun dengan lancang langsung membelai dada bidang Hyeon Sik yang masih dilapisi jas saat itu.     

  Tatapan tajam langsung dihunuskan Hyeon Sik pada wanita blonde itu, "Nona Thomson, tolong jaga tangan anda untuk tidak sembarangan menyentuh anggota tubuhku," seru Hyeon Sik yang membuat Anna berjengkit kaget dengan sikap Hyeon Sik tersebut.     

  "Tolong hormati saya, saya adalah seorang pria yang sudah menikah, dan saya adalah seorang suami yang sangat mencintai istri saya, sedangkan anda barulah calon relasi kerja saya, jangan sampai perilaku anda ini membawa dampak buruk untuk kerja sama kita kedepannya,     

  "Jika anda masih ingin saya melanjutkan kerja sama kita ini, untuk jangka waktu yang panjang, maka tolong jaga sikap anda, karna saya akan lebih memilih kehilangan klien saya, daripada harus bertengkar dengan istri saya di rumah, camkan ucapan saya ini baik-baik nona Thomson!"     

  Setelah memberikan ancaman tersebut Hyeon Sik dan Jae Wook pun berlalu tanpa berpamitan pada Anna, sehingga wanita itupun bermonolog pada dirinya sendiri, "Sial...apa dia baru saja menolakku?" ucapnya dengan kilatan emosi yang tercetak jelas diwajahnya,     

  "Entah apa yang ayahku lihat dari pria sombong itu, hingga ia tidak ingin kerja sama ini gagal, baiklah... mari kita lihat seberapa kuat kau menolak pesona seorang Annabelle Thomson, Tuan Park Hyeon Sik!" seru Anna kemudian, seolah ia tak gentar dengan ancaman Hyeon Sik barusan.     

  **********     

  UN Village, House of Park Hyeon Sik     

  Lelaki yang beberapa hari lagi akan berusia 34 tahun dalam hitungan kalender Indonesia, sedangkan dalam hitungan kalender Korea ia akan berusia 35 tahun, menderapkan langkah menuju kamarnya.     

  Karna sepulang Hyeon Sik dari pertemuannya dengan klien malam ini terbilang cukup larut, sehingga ia tak mendapati istrinya diruang tamu ataupun diruang televisi seperti biasanya ia pulang kerumah.     

  Dengan perlahan pula Hyeon Sik membuka kenop pintu kamarnya, takut jika Tania akan terjaga jika ia membuka pintu itu dengan kasar, namun ia masih saja tak mendapati Tania berada di ranjang yang berukuran king size itu, yang selalu menjadi saksi dari pergulatan panas mereka setiap malam bahkan higga fajar tiba.     

  Hyeon Sik pun berjalan menuju kamar mandi untuk mendengar suara gemercik air dari dalam ruangan itu, untuk memastikan jika sang istri berada disana, namun tak ada aktivitas didalamnya, sehingga ia pun membuka pintu kamar mandi tersebut yang memang tidak terkunci, namun istri mungilnya masih saja tidak berada disana.     

  Diambilnya ponsel dari saku jasnya untuk menghubungi ponsel sang istri, agar ia tahu dimana keberadaan Tania kini, akan tetapi sebelum Hyeon Sik mendial panggilan tersebut, ekor matanya menangkap siluet tubuh dari sang istri yang ternyata sedang berada dibalkon kamar mereka yang memang sedikit terbuka saat itu.     

  Tania bahkan tak sadar jika Hyeon Sik sedang berjalan menghampirinya, karna wanita itu sibuk menekuni ponselnya, yang ternyata ia sedang membaca salah satu Novel online didalam smartphonenya.     

  "Hei Nyonya Park, apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini di balkon, ini musim dingin kenapa kau tidak memakai baju hangatmu hm?" ucap Hyeon Sik setelah mencuri sebuah kecupan dibibir Tania.     

  Tania pun langsung mengendus, karna mencium bau parfum wanita yang tercium dari jas sang suami, "Aku tidak bisa tidur, karna terlalu banyak minum kopi Espresso saat berbincang deng Lily tadi di sebuah cafe,"     

  Tania pun menegakkan tubuhnya dan kemudian berdiri, "Ayo masuk, udara sudah semakin dingin."     

  Hyeon Sik pun mengekori tubuh sang istri hingga mereka masuk ke dalam kamar, dan dengan sigap Tania langsung membuka jas yang dikenakan suaminya, "Kau mengganti parfummu?" tanya Tania kemudian menghirup aroma dari jas itu, sudah dapat ia pastikan bau parfum itu, adalah parfum wanita yang cukup menyengat dan tajam.     

  Hyeon Sik pun tersenyum melihat indikasi kecemburuan yang sedang melanda sang istri, sehingga sebuah ide muncul untuk mengerjai Tania, semata karna Hyeon Sik ingin melihat, bagaimana reaksi istrinya jika sedang cemburu, karna hal itu terbilang mustahil atau bahkan tak pernah Tania tampilkan selama setahun pernikahan mereka ini.     

  "Tidak, aku tidak mengganti aroma parfumku," Jawabnya dengan jujur, karna memang ia masih setia pada parfum brand dunia tersebut, yang beraroma kayu, cedar dan nilam, yang harganya di banderol hampir 64jt untuk botol berukuran 40ml.     

  Hyeon Sik pun melingkari pinggang istrinya dengan kedua tangannya, ketika Tania sedang membuka kancing kemejanya satu persatu, "Tapi tadi..." Hyeon Sik sengaja menggantung kalimatnya itu.     

  "Tapi tadi..." Tania mengulang ucapan Hyeon Sik yang mengantung tersebut, "Kenapa tadi?" sambungnya dengan satu alis yang mulai mengkerut.     

  "Tadi...ada seorang klien wanita yang secara lancang membelai dadaku," ucapnya seraya memperhatikan ekspresi Tania, yang saat itu tidak kaget sama sekali mendengar dirinya baru saja disentuh oleh wanita lain,     

  "Ooohhh..." Hanya itu tanggapan Tania, wanita mungil itupun melanjutkan tugasnya membuka kancing kemeja suaminya hingga selesai.     

  Sekarang gantian alis Hyeon Sik yang berkerut mendengar tanggapan istrinya, "Hanya Ooohh," Lelaki itupun menahan tangan istrinya, yang hendak pergi dari hadapanya untuk membawa kemeja dan jas itu ke keranjang pakaian kotor yang berada di ujung kamar mereka, atau lebih tepatnya didepan ruang walk in closet mereka.     

  Tania pun memandang tanganya yang dicekal Hyeon Sik, kemudian menatap Hyeon Sik, "Kenapa?"     

  Hyeon Sik pun tertawa sumbang, "Kenapa katamu? suamimu baru saja berkata, ia barusan disentuh oleh perempuan lain selain dirimu, dan hanya ini tanggapanmu?"     

  Hyeon Sik tampak membuang napasnya dengan kasar, entah mengapa dirinya yang kini emosi ketika melihat tanggapann istrinya, "Tania Andarini, apakah kau benar-benar istriku?" ucap Hyeon Sik sambil menatap tak percaya pada Tania. 


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.