Hembusan Hasrat

Pelatihan Binal Siswi Unggulan I



Pelatihan Binal Siswi Unggulan I

0  ("Tidaaaakkkk.... Pentilku mulai mengeras..... Ternyata kalau dipegang pria itu seperti ini rasanya.... Beda banget ama kalau dipegang oleh sesama wanita....") Pikir Sarah sambil mengingat kembali waktu dia dan pacarnya saling bercumbu memainkan payudara satu sama lain. Saat itu mereka berdua melakukannya dengan penuh kelembutan sehingga terasa nikmat penuh kehangatan cinta. Jauh berbeda dengan cara Wiradhi mempermainkan payudaranya dengan semena – mena mempermainkan buah dadanya dengan berbagai macam cara yang tak pernah terbayangkan oleh sang gadis sebelumnya.    
0

  "He he.... Sarah sayang, kelihatannya kamu mulai berasa nikmat..." Wiradhi kembali berbisik lembut di telinga Sarah.    

  Kontras antara permainan kasar tangannya dengan suara lembut penuh kasih dari mulutnya membuat perasaan Sarah terombang – ambingkan seolah hatinya sedang ditarik kesana – kemari. Desahan nafas sang gadis semakin memburu sementara sekujur tubuhnya kian memanas terbakar api nafsu. Kedua ujung putingnya sudah mengeras dan ereksi, menonjol keluar seperti puncak gunung yang sebentar lagi akan mengalami erupsi.    

  "Aku akan buat kamu merasa lebih nikmat lagi." Wiradhi yang sedari tadi telah memperhatikan setiap perubahan pada tubuh bugil Sarah yang indah dengan sangat mendetil tanpa basa – basi lagi langsung menarik kedua ujung puting susu Sarah sambil memilinnya.    

  "AAAAaaKKKKKKKHHHHHHH....!!!!!! AAAAAAAAHHHHHHHHHHH....!!!!!!!" Kontan saja tubuh Sarah langsung mengejang - ngejang dan tersentak hebat di atas sofa, seolah ikut diangkat bersama dengan kedua ujung puting susunya yang ditarik ke atas oleh Wiradhi, sementara mulut Sarah terbuka lebar mengeluarkan raungan penuh nafsu. Wajah sang gadis penuh akan ekspresi kenikmatan, sementara area pribadinya tak henti – hentinya kembali memuncratkan cairan cintanya yang merembes dari sofa mengguyur lantai bagaikan air terjun. Sarah saat ini telah meraih puncak orgasme terbesar yang pernah dialaminya sejak dirinya dilahirkan ke Bumi ini. Jiwanya penuh terbakar hasrat, otaknya dibanjiri oleh sensasi yang tak pernah dirasakan oleh sang gadis sebelumnya. Kosong Melompong. Dia tidak bisa berpikir apa – apa lagi. Hanya Kenikmatan, Kenikmatan, dan Kenikmatan sajalah yang ada di hati dan pikirannya saat ini.    

  Setelah sukses membanjiri sofa dan lantai dengan cairan panas yang keluar dari selangkangannya, tubuh indah Sarah jatuh lemas di atas sofa begitu tangan Wiradhi lepas dari payudaranya. Nafasnya terengah – engah, wajahnya memerah, dan tubuhnya tidak mau berhenti bergetar dan berkedut – kedut dikerubuti oleh sensasi nikmat yang menyebar dari ujung putingnya ke sekujur badannya. Mata Sarah terpejam menikmati setiap tetes kenikmatan yang telah menenggelamkan jiwanya.    

  Namun hal tersebut tidaklah berlangsung lama, karena Wiradhi masih belum selesai dengan dirinya. Bahkan sang pria belum muncrat satu kalipun. Tapi sang gadis sudah crot – crot empat kali selama foreplay? Enak saja. Sampai sang lelaki puas, gadis ini tidak akan dia berikan waktu untuk beristirahat walau hanya satu menit.    

  Tanpa ragu lagi langsung saja diserangnya kedua puting susu Sarah yang masih keras menjulang seperti puncak gunung. Dijilat dan dihisapnya kuat – kuat tanpa ampun. Pertama di kiri, lalu yang kanan, lalu kemudian dia dempetkan kedua payudara Sarah hingga ujung putingnya saling bertemu dan langsung saja dia eksekusi keduanya ke dalam mulutnya yang dengan rakus melahap puting sang gadis. Tubuh Sarah kembali tersentak dan dia meronta – ronta sambil berbisik lirih dengan nafas yang terputus – putus.    

  "Akh...! Tidak....! Jangan jilat disitu....! Ahakkhhhh.... Ahhhhh....! Jangan dihisap.....! Kumohon..... Ampun.... Ampun.... Biarkan aku istirahat.... Akahahkkkk..... Akkkkhhhhhh...!" Sarah merintih, mendesah, dan memohon – mohon pada Wiradhi.    

  Namun sang lelaki tak bergeming. Terus saja dia memberikan siksaan penuh nikmat pada payudara Sarah. Tak hanya kedua putingnya, kini seluruh bagian susunya telah licin mengkilap dijilat Wiradhi.    

  Setelah puas mempermainkan payudara sang gadis, kini sang lelaki lanjut beralih ke area sensitif di dekatnya. Ketiak. Ketiak Sarah yang begitu mulus tanpa ditumbuhi sehelai rambut pun.    

  Wiradhi mendekatkan hidungnya dan mulai mengendus – endus ketiak Sarah. "Hmmmmm.... Ternyata memang ya, tubuh seorang gadis itu baunya harum semerbak." Tanpa basa – basi lagi pun dia langsung membenamkan hidungnya ke ketiak Sarah dan menghisap aroma tubuhnya kuat – kuat.    

  Tubuh Sarah kembali meronta dan desahan – desahan nikmat bercampur geli tak berhenti keluar dari bibirnya. Tidak berhenti sampai disitu saja, Wiradhi pun mulai menjelajahi setiap bagian tubuh Sarah yang begitu indah bagaikan harta karun dunia. Setiap jengkal kulitnya yang putih mulus dan harum itu tak ada yang luput dari ciuman bibir, jilatan lidah, dan hisapan mulut Wiradhi    

  ("Akhh akkhahhh.... Seluruh bagian tubuhku dijilati olehnya.... Aaaaahhhhh..... Rasa dan baunya juga diperiksa.... Memalukan.... Aku sangat malu sekali.....") Desahan dan rintihan Sarah semakin menjadi – jadi walaupun nafasnya kian terputus – putus.     

  ("Tubuhku sedang dimakan oleh laki – laki... Ahakahhh Akkkkhhhhh.....!!!!") Desahan nikmat Sarah kembali berubah menjadi jeritan penuh nikmat ketika Wiradhi yang telah selesai menjelajahi setiap bagian tubuhnya dengan mulut dan lidahnya kini menyerang area pribadi di tengah selangkangannya.    

  Dengan rakus bibir sang lelaki mempermainkan bibir vagina sang gadis dengan ciumannya sementara lidah nakal Wiradhi berpetualang kesana kemari menjilati klitorisnya yang telah mengeras dan menjadi begitu sensitif karena permainan nafsunya. Setelah puas mempermainkan bagian luarnya, lidah binal sang lelaki langsung menyelinap masuk ke dalam lubang cinta sang gadis dan menjilati setiap bagian dalam liang cintanya dalam sebuah tarian penuh nafsu.    

  Tubuh Sarah kembali mengejang dan tangan serta kakinya mulai mengayun – ayun meronta - ronta kesana – kemari sementara mulutnya meracau dengan bahasa yang tidak jelas dan nafas terputus – putus. Otot – otot di dalam liang cintanya yang telah menjadi begitu sensitif mengapit lidah Wiradhi kuat – kuat seolah ingin menekannya hingga tak bisa bergerak namun sang lelaki dengan luwes terus saja mempermainnkan lidahnya di dalam lubang cinta sang gadis....


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.