Hembusan Hasrat

Pelatihan Binal Siswi Unggulan IX



Pelatihan Binal Siswi Unggulan IX

0  *Sudut Pandang Sarah    
0

  Aku sudah tidak tahu lagi berapa lama waktu telah berlalu....     

  Dalam neraka kenikmatan yang tiada berkesudahan.... Entah sudah berapa kali aku mengalami puncak kenikmatan duniawi....     

  Aku terus menerus muncrat tanpa henti – hentinya dari selangkanganku yang terbuka dengan begitu mesumnya....     

  Sungguh bejat penampilanku ketika kulihat pantulan bayangan diriku sendiri pada cermin yang terpajang di depan mataku....     

  Tak pernah kubayangkan juga kalau mulutku akan mengeluarkan erangan – erangan nakal yang bahkan tidak pernah kupikirkan sebelumnya dalam impianku yang paling liar....    

  Bahkan ketika diriku sedang memikirkan hal ini.... Vaginaku masih saja terus muncrat di kocok – kocok oleh jari – jemari Wiradhi....    

  AAaaahhhh.....     

  Sungguh nikmat rasanya...     

  Aku sendiri belum pernah merasakan yang seenak ini waktu mencoba memuaskan diriku sendiri baik dengan bermasturbasi maupun ketika bercumbu dengan sesama gadis....    

  Dan saat kedua belah payudara yang aku banggakan dipermainkan oleh tangan nakal lelaki itu....     

  Ketika kedua putingku dipilin dan ditarik olehnya....    

  Sensasi kejut yang dihasilkan dari pentilku yang sudah begitu sensitif menyebar ke seluruh badanku, menggema di sepanjang tulang – tulang ku dan memanggang otakku bagaikan gelombang microwave seolah ingin membuatnya hangus terbakar kenikmatan....    

  Nafasku kian panas dan memburu....     

  Sekujur tubuhku semakin sensitif dari waktu ke waktu....     

  Tidak bisa....     

  Kalau begini terus, aku benar – benar sudah tidak sanggup lagi....    

  Aku takut....     

  Takut sekali....     

  Aku takut jika kenikmatan ini bisa membuatku kehilangan kewarasanku....    

  Tapi aku juga merasakan kebahagiaan yang amat sangat juga sudah mulai mekar merekah memenuhi sanubari hati ku....     

  Aku sudah tidak tahu lagi....     

  Sebenarnya perasaan macam apakah ini?     

  Apakah yang diriku benar – benar inginkan?     

  Di satu sisi, hatiku dicengkeram oleh rasa takut yang amat sangat....     

  Tapi di sisi lain, aku juga merasakan kesenangan dan kenikmatan yang tiada taranya yang terus memenuhi hatiku.     

  Aku merasakan rasa penasaran dan excitement yang begitu tinggi, hingga tanpa kusadari diriku sendiri pun mulai berharap – harap cemas tentang permainan macam apa lagi yang akan dilakukan oleh sang lelaki kepada diriku?     

  Kenikmatan seperti apa lagikah yang akan dia berikan kepada diriku?    

  Aaahhhh....     

  Aku sangat menantikannya....    

  Aaakkkkkhhh.....     

  Tidak bisa....     

  Ini tidak bisa lagi....     

  Kenapa....?     

  Kenapa dari tadi kamu hanya mempermainkan pantat dan payudaraku?     

  Bahkan mulutku sendiri pun telah merasakan nikmatnya penis sang lelaki....     

  Pantatku juga sudah diserangnya hingga acak – acakan....     

  Tapi kenapa...?     

  Kenapa kamu masih tetap mempermainkan vagina ku hanya dengan jari jemarimu saja?     

  Nggak....     

  Ini udah nggak cukup lagi...!     

  Kalau seperti ini terus menerus..., vaginaku sudah mulai terasa aneh....     

  Aneh banget....     

  Geli....     

  Gatal....     

  Vagina ku terus berkedut – kedut tanpa henti....     

  Seolah –olah ingin dijamah oleh sesuatu yang lebih....     

  Aku gak mau lagi sekadar dijamah oleh jari – jari sang lelaki doang....     

  Aku butuh sesuatu yang lebih besar....     

  Lebih tebal....     

  Lebih keras....    

  Sesuatu yang panas....     

  Sesuatu yang tanpa lelah masih terus bersemangat walaupun sudah meluluh lantakkan mulut, kerongkongan, pantat dan seisi perutku tanpa henti....    

  Lagiii....!!!!     

  AKu mau lagiii.....!!!!     

  Berikan aku kenikmatan yang lebih....!!!!     

  Lebih banyak lagiii....!!!     

  Aku terus berpikir demikian sementara tubuhku terus meronta – ronta tanpa henti diguyur oleh kenikmatan yang tiada taranya.    

  *Akhir dari Sudut Pandang Sarah    

  "Hehehe...., sepertinya kamu disini sudah sangat siap yah, Sarah...."     

  Wiradhi menghentikan permainan tangannya di vagina dan payudara Sarah.     

  Ditariknya tangan kirinya yang telah basah kuyup diguyur oleh semprotan dari selangkangan sang gadis yang muncrat tanpa henti bagaikan pancuran di taman kota.     

  Tangan kanannya pun dia lepaskan dari dada Sarah yang besar dan empuk itu.    

  Seiring dengan lepasnya tubuh sang gadis dari pelukan panas sang lelaki, maka tubuh Sarah yang sudah lunglai itu pun jatuh terkulai tak berdaya dari pangkuan Wiradhi.     

  Sekujur tubuh Sarah menggelepar tiada henti berkedut – kedut penuh kenikmatan di atas matras yang dengan lembut menahan dirinya yang terjatuh sehingga tubuhnya yang indah dan lembut itu tidak terluka sedikitpun.    

  Sarah masih tidak menyadari posisinya saat ini.     

  Kedua bola matanya masih bergulir ke atas menunjukkan setiap bagian putihnya sementara lidahnya yang begitu menggoda menjulur keluar dari mulutnya.     

  Paras jelita sang gadis menunjukkan ekspresi ahegao yang begitu masterpiece hingga sanggup membuat para artis film panas menutup muka mereka karena malu.     

  Pinggangnya yang ramping dan selangkangannya yang mengangkang memakerkan setiap lekak – lekuk keindahan lembah cinta sang gadis tak berhenti bergoyang seolah dirinya masih berdansa dengan sang lelaki dalam tarian mesum penuh nafsu birahi.    

  Melihat pemandangan binal yang terpamerkan di hadapan tubuhnya tentu saja begitu merangsang hasrat nafsu Wiradhi.     

  Dipelototinya setiap detail gerakan dan keindahan tubuh Sarah sementara misil iskandarnya yang perkasa perlahan mulai terisi kembali dan berdiri tegak dengan penuh keagungan di selangkangannya, siap untuk beraksi kembali meledakkan target nya dalam dentuman kenikmatan tiada tara.    

  Sarah yang masih menggelepar – gelepar penuh kenikmatan bagaikan ikan salmon yang baru saja ditampar oleh beruang hingga terlempar keluar dari sungai mulai meracau.     

  Tubuhnya yang telah kehilangan kontak fisik dengan sang lelaki yang baru saja memperkosa mulut dan pantatnya kini telah memulai reaksi bagaikan seorang pecandu narkoba yang sedang mengalami putus obat.     

  Mulutnya mulai meracau membeberkan seluruh isi hati dan perasaannya saat ini tanpa setitik pun noda kebohongan di dalamnya.    

  "Aku mohon...!!!! Aku mau!!!!! Aku mau kontol.... Kontolll....!!!!! Kumohon, Aku mohon...!!!! Wiraadhiii.... Kumohon...! Tolong acak – acak lah vagina nakalku ini dengan kontolmu!!!!"     

  Sarah berteriak dengan sekuat tenaga, setengah nya karena diburu nafsu, setengahnya lagi karena dia sudah tidak sanggup lagi menahan dirinya.     

  Sang gadis sudah begitu haus akan kenikmatan dan sudah tidak sabar lagi ingin mencicipi batang kenikmatan sang lelaki di dalam liang cintanya yang masih perawan.    

  "Oooohhhh? Kamu yakin, Sarah? Kamu kan masih perawan. Sayang – sayang lhoo, kalau keperawanan yang sudah kamu jaga sampai sekarang hilang ku renggut karena ku perkosa. Hehhehehe..."     

  Wiradhi bertanya pada Sarah sambil mengelus – elus pipinya yang lembut dengan tangan kirinya yang masih basah kuyup bermandikan cairan cinta sang gadis.     

  Sementara sang lelaki melakukan hal tersebut, aroma yang khas dari cairan hangat yang keluar dari selangkangan sang perawan itu sendiri terhirup masuk ke dalam hidung sang gadis, memberikan sensasi melayang yang teramat nikmat di otaknya dan membuatnya semakin mabuk akan hasrat nafsu badani....    

  "Perawan...? Aku sudah tidak peduli lagi.... Renggutlah keperawananku, Wiradhi....!!!! Buatlah....., Buat lah aku menjadi berantakan!!!! Acak – acak lah tubuhku sepuas hatimu....!!!! Kumohon!!!!! Akkkuuu sudah tidak sabar lagii.... Cepat!!!!"    

  Dan blessss, tanpa basa – basi lagi, Wiradhi pun langsung saja menghujamkan tombak keperkasaannya ke dalam lubang cinta sang gadis.     

  Dengan darah segar yang merembes keluar dari liang kenikmatannya, bukti bahwa kegadisan sang perawan telah direnggut sang lelaki, Sarah mengalami orgasme hebat seperti gunung meletus yang telah dormant selama ribuan tahun.    

  "AAaaAAAAAAAAKKKKKKKHHHHHHH.....!!!!!!!"     

  Dengan sebuah teriakan yang sangat keras melengking dan begitu panjang tanpa henti menggema memenuhi seisi ruangan, Amelia Sarah yang baru saja kehilangan keperawanannya muncrat dengan begitu dahsyat bagaikan sebuah geyser.    

  Vagina nya yang masih mengalirkan darah bercampur dengan cairan kenikmatannya dengan penuh kekuatan mencengkeram penis sang lelaki, menyedotnya dengan segenap tenaga yang dimiliki oleh sang mantan perawan seolah – olah dirinya ingin mencabut batang kelelakian sang pria dari selangkangannya dan membuatnya tertanam selamanya dalam lubang kenikmatan sang wanita....


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.