Hembusan Hasrat

Pesugihan 8



Pesugihan 8

0  Maya hanya tercenung mendengar penjelasan Asmadhi.     
0

  Ada sedikit perasaan bersalah tersirat di dalam hatinya.     

  Apa daya, waktu itu ia hanya menjalankan perintah dari Asmadhi sebagai tuannya.     

  Maya hanya bisa berharap kera itu segera menemukan wanita lain di sana.     

  Kalau tidak, mungkin ia terpaksa mencari mantan kekasihnya itu saat sudah dikembalikan Asmadhi ke alam yang sama.    

  Maya sadar ia masih memiliki perhatian pada mantan kekasihnya itu.     

  Ia ingin tahu bagaimana kondisi mantan belahan jiwanya itu sekarang.     

  Jika ia baik-baik saja dan telah menemukan wanita lain yang bisa dijadikan sebagai pemenuh kebutuhan birahinya, ia akan merasa turut senang.     

  Jika tidak, ia ingin sekali dapat menghiburnya dan memberikan tubuhnya kembali untuk disenggamai oleh kera yang malang itu sebagai pemuas dahaganya untuk sementara saja, sampai ia mendapatkan penggantinya.     

  Bukannya ia tak mau hidup bersama Wanara lagi tapi di alam manusia sana ia telah mempunyai Angga sebagai suaminya.    

  "Lalu, bagaimana dengan anakku…?" Naluri keibuan Maya segera muncul kembali.    

  "Jangan khawatir… Wanara akan menitipkannya kepada keluarganya untuk diurus dengan sebaik-baiknya… sementara ia melakukan pencariannya…."    

  Sedikit banyak Maya merasa lega mendengar penjelasan itu.    

  Maya lalu mohon izin kepada Asmadhi untuk mandi karena ia baru saja bersih kembali dari haidnya.    

  Satu hal yang tak disadari Maya, bahwa Asmadhi telah berubah…     

  Saat itu Asmadhi telah merampungkan ilmunya.     

  Sekarang ia tak perlu lagi menahan nafsu birahinya.     

  Ia sekarang sudah lebih sakti dan dapat kembali ke sifat asalnya yang senang mengumbar birahi….    

  Maya yang tak menyadari itu membiarkan saja ketika Asmadhi menatapinya selama ia mandi di pancuran.     

  Ia sudah terbiasa bugil dan mempertontonkan keindahan tubuhnya di hadapan tuannya itu.    

  Asmadhi baru menyadari betapa cantiknya Maya.     

  Timbullah keinginannya untuk juga melampiaskan birahinya kepada wanita itu.    

  "Maya, kau cantik sekali…" desah Asmadhi mengutarakan kekagumannya.    

  "Ada apa, Tuan…?" tanya Maya keheranan sambil berdiri di bawah pancuran. "Anda telah begitu baik kepadaku selama ini… tapi rasa-rasanya anda jarang memujiku seperti itu…."    

  "Aku telah berbuat baik kepadamu…?" tanya Asmadhi seolah meminta penjelasan.    

  "Ya, Tuan… Kau telah mencarikanku jodoh selama tinggal di sini dan mengajari saya begitu banyak hal…" jelas wanita itu sambil tersipu.    

  "Aaah… itu bukan apa-apa, Sayangku…" kata Asmadhi. "Memang itulah salah satu tujuanku membawamu kemari…. Jadi..., apa kau suka dengan apa yang telah aku lakukan padamu selama ini?"    

  Maya mengangguk sambil tersenyum.    

  "Tapi anda belum menjawab pertanyaan saya, Tuan…"    

  "Yaitu?"    

  "Mengapa anda tiba-tiba memuji saya…"    

  "Maya, aku ingin kau tahu tentang satu hal…"    

  "Aku telah menyelesaikan ritualku… Kini aku telah menjadi semakin sakti… dan dapat menyalurkan hasrat seksualku lagi seperti biasa…" lanjut Asmadhi.    

  Mata Maya terbelalak mendengar penjelasan itu.     

  Entah kenapa rasanya dirinya merasa senang sekali mendengar hal tersebut.     

  Tanpa berkata apa-apa, Asmadhi pun berjalan mendekati wanita itu.     

  Keduanya saling berpandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

  Seakan - akan ada suatu kontak batin yang kuat sedikit demi sedikit terjalin di antara mereka berdua. Lalu entah siapa yang memulai, tiba-tiba kedua makhluk itu pun saling berpelukan dan berpagutan di bawah pancuran…    

  Momen yang terjadi sekilas dan tiba-tiba itu ternyata membawa Maya ke suatu titik balik.     

  Suatu hal besar yang di luar pemikiran dan perkiraannya telah terjadi.     

  Hal itu tiba-tiba terlintas di dalam benaknya.     

  Membuatnya tiba-tiba mampu membuat suatu keputusan berani yang tak pernah dibayangkannya sebelumnya.    

  "Tuan, bawalah aku pergi bersama dirimu…" tiba-tiba Maya berkata setelah mereka berciuman beberapa lama.    

  "Saya rela jika diri saya tidak anda kembalikan kepada suamiku…. asalkan saya bisa mengikuti dan mengabdikan diri saya pada Tuan…" katanya mantap sambil menatap ke arah mata tuannya yang sekaligus ia harapkan mau menjadi kekasihnya pula…    

  Maya baru sadar bahwa dirinya sebenarnya telah mengagumi iblis tua yang gagah perkasa itu sejak pertemuan pertama mereka.     

  Sekarang dirinya baru sadar bahwa ternyata ia juga mencintainya dan rela dijadikan sebagai apa pun olehnya.    

  Asmadhi balas menatap dalam-dalam mata wanita yang berada dalam pelukannya itu.     

  Dilihatnya pancaran mata yang tulus dan jujur dari seorang wanita yang tengah jatuh cinta pada dirinya….    

  "Sayang… aku tahu perasaanmu… Hanya saja untuk sementara ini aku terpaksa mengembalikan dirimu kepada suamimu. Ada banyak konsekuensinya jika itu tidak kulakukan…" Asmadhi mencoba menjelaskan.    

  Ada gurat kekecewaan tergambar dalam mata wanita itu. Asmadhi bisa melihatnya dengan jelas.    

  "Tapi jangan khawatir… Sebelum kau kukembalikan kepada suamimu, kita tetap bisa menjalani malam pengantin bersama…" hibur Asmadhi.    

  "Oooh… Tuan…" desah Maya dengan penuh hikmat.    

  Mereka pun saling berpelukan erat di bawah pancuran air.    

  Tak sulit bagi Asmadhi untuk membimbing Maya supaya mau melayaninya sehingga ia akhirnya berkesempatan menuntaskan nafsunya pada wanita cantik itu.     

  Kebetulan Maya pun sedang berada di puncak birahinya karena baru memasuki masa subur.    

  Di ruangan pribadi Asmadhi yang bernuansa hutan, kedua makhluk berbeda alam itu pun memadu kasih seperti layaknya sepasang pengantin baru.     

  Maya seakan baru tersadar bahwa inilah sebetulnya saat yang ditunggu-tunggunya sejak pertama kali ia dibawa ke alam iblis.    

  "Junjunganku Tuan Asmadhi, akhirnya kita bisa bersatu juga…" desah Maya yang terbaring pasrah tak berdaya dalam pelukan Asmadhi.    

  "Sejak pertama kali saya bertemu dengan anda… Saya sudah sangat ingin merasakan diri anda…" jelas Maya membuka rahasianya.    

  "Walaupun kera peliharaanmu yang terlebih dahulu mendapatkan diriku… Aku lega karena akhirnya kita pun bisa bersetubuh di ranjang ini…" kata Maya mencurahkan isi hatinya.    

  "Maya…." balas Asmadhi haru sambil memagut bibir wanita itu. Mereka pun berciuman dengan dalam seperti sepasang kekasih yang sudah lama terpisahkan…    

  Asmadhi menyisipkan penisnya yang berukuran besar ke dalam vagina Maya.     

  Wanita itu menahan nafas. Ia menantikan kenikmatan yang sudah lama diidam-idamkannya.     

  Maya merasa badannya bergetar saat penis Asmadhi bersatu secara utuh dengan vaginanya…    

  Untunglah Maya sudah terbiasa melayani Ki Gendeng dan teman-temannya.     

  Kebetulan gendruwo-gendruwo itu semuanya memiliki ukuran penis yang besar melebihi ukuran penis manusia.     

  Namun bagaimana pun juga penis Asmadhi memang masih lebih besar dari yang lainnya…    

  Setelah Maya terbiasa menerima alat kelamin Asmadhi di dalam tubuhnya, iblis itu pun mulai menggenjotnya.     

  Maya pun menikmati setiap detik dari persenggamaan mereka.    

  Keduanya menjalani persenggamaan seperti layaknya sepasang pengantin baru.     

  Seperti sudah diduga oleh Maya, Asmadhi adalah seorang pecinta yang sangat hebat di atas ranjang.     

  Dengan pengalamannya yang sudah mencapai ribuan tahun, sang Iblis telah membawa Maya mencapai puncak orgasme yang menjulang tinggi menembus surga tingkat tiga puluh tiga sampai berulang-ulang dengan berbagai macam teknik yang membuat wanita itu terkagum-kagum.    

  Hingga saat Maya sudah kelelahan dalam kubangan orgasme yang datang beruntun, Asmadhi memberi kesempatan wanita itu untuk beristirahat sejenak.     

  Masih dengan alat kelaminnya yang tegang tertancap teguh di dalam kemaluan Maya, iblis tua itu mendekatkan wajahnya ke wajah Maya yang ada persis di bawahnya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.