NITYASA : THE SPECIAL GIFT

224. Hadiah Cinta



224. Hadiah Cinta

0Semua hukum fisika masih bertahan, gelombang masih ada walaupun bertindak berbeda, dan partikel fundamental tetap ada, yang berubah adalah bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Struktur atom seluruh benda akan berubah drastis. Orbital atom dapat menahan lebih banyak elektron, dan masing -masing tingkatan energi akan menampung Orbital. Dalam dimensi ini Magnesium bisa jadi gas mulia, dan bukan logam.     
0

Tubuh manusia bergantung pada sifat dari elemen ini untuk bertahan hidup. Ketika mereka ditata ulang dan sifatnya didistorsi, semua fungsi dari organisme 3 dimensi akan lenyap.     

Namun, ajian Kelana Warsa mampu melindungi tubuh manusia terlebih dahulu sebelum mengalami beberapa efek perubahan materi. Ajian Kelana Warsa hanyalah salah satu contoh dari penyatuan dan kolaborasi antara magis dan ilmiah. Meski dalam beberapa teori manusia menyebutkan bahwa hal-hal magis pun sebetulnya merupakan bidang ilmiah, hanya saja jenis ilmiah yang belum diketahui penyelesaiannya.     

Di kehidupan nyata, yang diketahui manusia sepanjang pembelajaran dan pengalaman hidup adalah bahwa alam dimensi baru diketahui sampai tiga jenis saja. Dimensi pertama, dua dimensi, dan tiga dimensi. Meskipun sebenarnya ada yang bernama dimensi nol yang diwakili oleh sebuah titik tanpa ukuran.     

Dimensi pertama adalah sebuah semesta yang terdiri dari hanya sepanjang garis lurus. Kita tidak bisa mengetahui apakah ada suatu kehidupan mikro di sana, tetapi, kita sebagai manusia jelas memiliki kendali atas dimensi pertama. Terutama ketika kita mampu membuat sebuah garis dengan spidol pada papan tulis atau pena pada selembar kertas.     

Dalam perwujudannya, dimensi pertama ini diwakili oleh garis lurus. Memang hanya terdiri dari ukuran panjang saja. Sehingga benda pada dimensi satu hanya mampu bergerak ke dua arah saja yaitu kanan dan kiri. Namun proyeksi dari dimensi diatasnya juga mampu terlibat dalam dimensi ini, misalnya sebuah garis sisi pada salah satu bangun datar.     

Dimensi kedua atau biasa disebut Dua Dimensi adalah tempat dimana terdiri dari dua unsur yaitu Panjang dan lebar. Dimensi ini biasanya membentuk bangun datar, gambar, atau objek yang terpampang pada lembaran. Inilah yang nantinya disebut sebagai dimensi datar. Benda-benda dimensi dua dapat bergerak bebas ke arah kanan, kiri, atas, dan juga bawah.     

Dimensi ketiga atau biasa disebut Tiga Dimensi adalah tempat dimana objek-objek timbul hidup, termasuk alam dunia yang kita kenal. Dimensi ini terdiri dari tiga unsur yaitu, panjang, lebar, dan tinggi. Cara sederhana yang biasa kita kenal adalah bangun ruang.     

Jenis-jenis bentuk benda yang memiliki volume disebut merupakan salah satu bagian dari dimensi ketiga. Dengan kata lain, di dimensi inilah manusia hidup. Dimensi inilah yang merupakan batas akhir dari pengetahuan manusia selama ini berdasar bukti-bukti alamiah yang telah terjadi.     

Perlahan ia buka lembar demi lembar buku tersebut, dimulailah rapalan-rapalan yang telah ia pelajari selama beberapa hari ini. Buku yang menunjukkan beberapa aksara jawa kuno yang cukup padat. Ia gemetar ketika seharusnya sudah siap dengan apa yang ia lakukan ini. Terkadang ia berpikir untuk mengurungkan niatnya saja karena ada begitu banyak ketidaktahuannya ketika ia mengambil pilihan itu. Tetapi, bayangan penyesalan atas kejadian itu menjadikannya semakin terdorong untuk melakukannya. Sari harus segera ia selamatkan.     

Dia melakukannya di dalam kamar mandi, hanya itulah tempat yang paling aman supaya tidak diketahui oleh Profesor Mat Rudi. Seketika tubuhnya kejang-kejang ketika bacaan mantra itu sudah cukup jauh diucapkan. Tubuhnya mendadak merasakan hawa dingin yang amat sangat. Ia pun sempat tidak tahan dan berhenti sejenak. Napasnya tersengal karena rasa takutnya kini membaur dengannya. Kemudian setelah sekian lama mengumpulkan keberaniannya lagi, ia pun kembali meneruskan bacaan-bacaan tersebut. Ia membayangkan tujuan masa lalunya itu, yaitu di sekolah tempatnya dulu ketika acara perpisahan sekolah.     

Cahaya bersinar terang memancar dari lembar buku itu, seketika tempat yang ia singgahi turut terpancar cahaya yang amat sangat menyilaukan mata, suasana di sekitar berubah memutih. Hafiz memejamkan mata karena kepedihan akibat matanya terpapar cahaya yang begitu benderang.     

Beberapa lama kemudian tubuhnya seolah terlempar jauh melayang-layang, tempat yang semula terang sampai memutih tiba-tiba redup kembali dan malah menjadi hitam dan gelap. Ia melewati semacam ruang hampa, bahkan ia kesulitan untuk bernapas karena tak ada materi oksigen di sana.     

Ruang hampa ini bukanlah tampilan layaknya luar angkasa yang biasanya bertabur bintang dan pemandangan langit lainnya, tetapi hanyalah materi kosong yang benar-benar gelap tanpa ada cahaya sedikit pun. Seketika sesuatu seperti menghisap tubuhnya. Semacam lubang berwarna lebih gelap lagi menganga menariknya masuk. Ia pun terjebak dalam lorong raksasa. Tetapi kali ini ia bisa kembali bernapas karena beberapa materi alam bermunculan kemudian termasuk oksigen.     

Ia pun ketakutan dengan napas tak beraturan, sambil tubuhnya melayang-layang sesekali ia menjerit dan meraung meminta tolong. Namun siapa yang akan menolong, ia bahkan sudah pergi jauh dari dimensinya sendiri.     

Beberapa gambaran visual tentang rangkaian kejadian dalam hidupnya tergambar di antara dinding lorong. Semakin jauh ia lewati lorong itu semakin mundur pula visual waktunya yang terpampang pada dinding lorong yang bergelombang itu. Ini seperti ia sedang melihat tampilan ulang dari bayangan sepanjang penglihatan hidupnya.     

Hafiz sudah tidak kuat lagi merasakan tubuhnya yang masih terhempas melayang-layang, ia seolah sedang terjatuh dari ketinggian jurang yang tak kunjung tiba dasarnya.     

Tentang ruang yang sedang ia jalani ini adalah penglihatan dalam dimensi ke-empat di mana ruang dan waktu sedang dalam kendalinya kini. Hanya saja ia tidak mampu menguasai cara pengendaliannya secara penuh, sebab dalam memahami konsep dimensi saja ia tak mampu.     

Sebenarnya tubuh manusia seluruhnya jika memasuki dimensi ke-empat artinya ia akan mengalami kenaikan persinggahan, artinya ia telah keluar dari habitat asalnya dimana makhluk manusia hanya ditakdirkan hidup dalam dimensi ketiga dan hanya mempunyai kendali atas tiga dimensi dan dimensi yang membawahinya. Jika manusia melalui perjalanan ke dimensi ke-empat, tubuhnya pun akan berubah mengikuti hukum-hukum fisika yang ada di dimensi tersebut. Maka akan banyak hal yang dapat membunuh manusia. Singkatnya, manusia akan dengan seketika termutilasi, tercekik, dan hancur semenjak masuk ruang empat dimensi.     

Tentang dimensi ke-empat, inilah tingkatan dimensi selanjutnya yang menambahkan satu unsur lagi dalam pembentukannya, yaitu waktu. Dengan kata lain, jika dimensi nol adalah titik, dimensi satu adalah sekumpulan titik yang membentuk garis yang diwakili ukuran panjang, dimensi dua adalah gabungan garis yang membentuk bangun datar diwakili oleh ukuran panjang kali lebar, dimensi tiga adalah sekumpulan datar yang membentuk bangun ruang diwakili oleh panjang kali lebar kali tinggi, maka dimensi keempat adalah panjang kali lebar kali tinggi kali waktu, alias ruang ditambah waktu.     

Masing-masing dimensi tidak bisa mengendalikan dimensi di tingkatan atasnya, namun dapat memberi pengaruh pada dimensi tingkat bawahnya, misalnya manusia yang pada dasarnya hidup pada dimensi tiga dapat melakukan memanipulasi sesuatu dari dimensi satu dan dua, namun tidak bisa memanipulasi waktu yang merupakan berasal dari dimensi tiga.     

Itulah kenapa seseorang yang hendak melakukan perjalanan waktu harus melalui dimensi keempat terlebih dahulu supaya dirinya mampu memanipulasi ruang dan waktu. Seperti Yang tengah Hafiz masuki ini akibat dari praktek Ajian Kelana Warsa yang telah ia lakukan. Memang sulit membayangkan seperti apa dimensi keempat itu, karena manusia hidup dalam realitas tiga dimensi.     

Manusia yang hidup dalam realitas dimensi ketiga tidak memiliki kebebasan atas waktu, itulah kenapa waktu tidak mampu dikendalikan oleh manusia tak seperti manusia yang mampu mengendalikan ruang.     

Manusia terperangkap dalam waktu. Ia hanya dapat mengalir bersamanya pada satu arah, menuju masa depan. Berdasarkan akal sehat, hampir semua orang beranggapan bahwa waktu mengalir dengan kecepatan yang sama bagi semua orang di semua tempat. Satu jam bagi manusia satu, sama dengan satu jam bagi manusia yang lainnya, juga bagi semua orang. Dan semuanya hanya menuju masa depan. Waktu tidak bisa mundur. Manusia bersama-sama ditarik oleh arus waktu.     

Waktu yang telah berlalu adalah kenangan, baik maupun buruk, dan waktu yang akan datang adalah angan-angan atau harapan. Waktu akan tetap sebagai kenangan dan harapan seandainya tidak ada dimensi keempat yang hanya bisa diketahui oleh beberapa yang mampu menuju ke sana serta yang bisa selamat di sana.     

Waktu adalah bagian dari ruang. Waktu berbeda atara ruang yang bergerak dan ruang yang diam. Tidak ada analogi yang secara sempurna bisa membandingkan dimensi yang tidak dapat diamati dengan objek di dunia yang dapat diamati. Namun, ini menggambarkan bagaimana sesuatu yang sangat mendasar dan nyata dapat disembunyikan di depan mata Anda.     

Meskipun Hafiz telah memasuki ruang dimensi empat, namun sejatinya ia tak mampu menguasai waktu. Hal ini karena iya tidak mempunyai keahlian atas itu meskipun ia memiliki potensi untuk memanipulasinya. Ini sama halnya seperti hakikatnya seekor burung yang memiliki potensi untuk dapat terbang memanipulasi tubuhnya pada ketinggian, tetapi tidak burung yang baru lahir jelas saja tidak akan langsung mampu dapat terbang.     

Ini adalah pertama kalinya Hafiz memiliki pengalaman atas pengembaraan waktu, ia perlu beberapa kali lagi dalam mempelajari kesalahannya sehingga bisa menguasai keahliannya dalam memanipulasi waktu tersebut.     

Atas dasar ketidaktahuan inilah, ia kemudian terlempar pada sebuah lorong gang sempit yang di kanan dan kirinya terdapat sebuah bangunan pertokoan. Ia seperti mengenal tempat itu, itu adalah tempat di mana ia sering lalui ketika semasa pulang sekolah dulu. Ia melihat arlojinya itu yang menunjukan pukul 13.35 WIB. Lima menit sebelum tragedi Sari tertabrak kendaraan besar di jalan raya.     

Kemudian ia bergegas berlari menuju tempat yang ia yakini menjadi tempat tragedi tersebut. Sebuah jalan raya yang sangat ia kenali. Ia melihat selembar sobekan kalender di tempat sampah yang menunjukkan tanggal dan tahun pada hari sebelum peristiwa itu, Artinya memang sobekan kalender itu adalah tanggal hari kemarin.     

Tiba-tiba saja suara hantaman keras terdengar setelah decitan ban truk di sekitaran tempat itu. Ternyata jauh di seberang jalan sana, ia bergegas berlari ke arah sumber suara, tiba-tiba beberapa orang berkerumun. Ia tak mampu melihat peristiwa apa yang terjadi. Jangan-jangan ia adalah Sari. Memang tepat di jam ini lah ia tertabrak truk tersebut.     

Dia melakukannya di dalam kamar mandi, hanya itulah tempat yang paling aman supaya tidak diketahui oleh Profesor Mat Rudi. Seketika tubuhnya kejang-kejang ketika bacaan mantra itu sudah cukup jauh diucapkan. Tubuhnya mendadak merasakan hawa dingin yang amat sangat. Ia pun sempat tidak tahan dan berhenti sejenak. Napasnya tersengal karena rasa takutnya kini membaur dengannya. Kemudian setelah sekian lama mengumpulkan keberaniannya lagi, ia pun kembali meneruskan bacaan-bacaan tersebut. Ia membayangkan tujuan masa lalunya itu, yaitu di sekolah tempatnya dulu ketika acara perpisahan sekolah.     

Cahaya bersinar terang memancar dari lembar buku itu, seketika tempat yang ia singgahi turut terpancar cahaya yang amat sangat menyilaukan mata, suasana di sekitar berubah memutih. Hafiz memejamkan mata karena kepedihan akibat matanya terpapar cahaya yang begitu benderang.     

Beberapa lama kemudian tubuhnya seolah terlempar jauh melayang-layang, tempat yang semula terang sampai memutih tiba-tiba redup kembali dan malah menjadi hitam dan gelap. Ia melewati semacam ruang hampa, bahkan ia kesulitan untuk bernapas karena tak ada materi oksigen di sana.     

Ruang hampa ini bukanlah tampilan layaknya luar angkasa yang biasanya bertabur bintang dan pemandangan langit lainnya, tetapi hanyalah materi kosong yang benar-benar gelap tanpa ada cahaya sedikit pun. Seketika sesuatu seperti menghisap tubuhnya. Semacam lubang berwarna lebih gelap lagi menganga menariknya masuk. Ia pun terjebak dalam lorong raksasa. Tetapi kali ini ia bisa kembali bernapas karena beberapa materi alam bermunculan kemudian termasuk oksigen.     

Ia pun ketakutan dengan napas tak beraturan, sambil tubuhnya melayang-layang sesekali ia menjerit dan meraung meminta tolong. Namun siapa yang akan menolong, ia bahkan sudah pergi jauh dari dimensinya sendiri.     

Beberapa gambaran visual tentang rangkaian kejadian dalam hidupnya tergambar di antara dinding lorong. Semakin jauh ia lewati lorong itu semakin mundur pula visual waktunya yang terpampang pada dinding lorong yang bergelombang itu. Ini seperti ia sedang melihat tampilan ulang dari bayangan sepanjang penglihatan hidupnya.     

Hafiz sudah tidak kuat lagi merasakan tubuhnya yang masih terhempas melayang-layang, ia seolah sedang terjatuh dari ketinggian jurang yang tak kunjung tiba dasarnya.     

Tentang ruang yang sedang ia jalani ini adalah penglihatan dalam dimensi ke-empat di mana ruang dan waktu sedang dalam kendalinya kini. Hanya saja ia tidak mampu menguasai cara pengendaliannya secara penuh, sebab dalam memahami konsep dimensi saja ia tak mampu.     

Sebenarnya tubuh manusia seluruhnya jika memasuki dimensi ke-empat artinya ia akan mengalami kenaikan persinggahan, artinya ia telah keluar dari habitat asalnya dimana makhluk manusia hanya ditakdirkan hidup dalam dimensi ketiga dan hanya mempunyai kendali atas tiga dimensi dan dimensi yang membawahinya. Jika manusia melalui perjalanan ke dimensi ke-empat, tubuhnya pun akan berubah mengikuti hukum-hukum fisika yang ada di dimensi tersebut. Maka akan banyak hal yang dapat membunuh manusia. Singkatnya, manusia akan dengan seketika termutilasi, tercekik, dan hancur semenjak masuk ruang empat dimensi.     

Semua hukum fisika masih bertahan, gelombang masih ada walaupun bertindak berbeda, dan partikel fundamental tetap ada, yang berubah adalah bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain. Struktur atom seluruh benda akan berubah drastis. Orbital atom dapat menahan lebih banyak elektron, dan masing -masing tingkatan energi akan menampung Orbital. Dalam dimensi ini Magnesium bisa jadi gas mulia, dan bukan logam.     

Tubuh manusia bergantung pada sifat dari elemen ini untuk bertahan hidup. Ketika mereka ditata ulang dan sifatnya didistorsi, semua fungsi dari organisme 3 dimensi akan lenyap.     

Namun, ajian Kelana Warsa mampu melindungi tubuh manusia terlebih dahulu sebelum mengalami beberapa efek perubahan materi. Ajian Kelana Warsa hanyalah salah satu contoh dari penyatuan dan kolaborasi antara magis dan ilmiah. Meski dalam beberapa teori manusia menyebutkan bahwa hal-hal magis pun sebetulnya merupakan bidang ilmiah, hanya saja jenis ilmiah yang belum diketahui penyelesaiannya.     

Di kehidupan nyata, yang diketahui manusia sepanjang pembelajaran dan pengalaman hidup adalah bahwa alam dimensi baru diketahui sampai tiga jenis saja. Dimensi pertama, dua dimensi, dan tiga dimensi. Meskipun sebenarnya ada yang bernama dimensi nol yang diwakili oleh sebuah titik tanpa ukuran.     

Dimensi pertama adalah sebuah semesta yang terdiri dari hanya sepanjang garis lurus. Kita tidak bisa mengetahui apakah ada suatu kehidupan mikro di sana, tetapi, kita sebagai manusia jelas memiliki kendali atas dimensi pertama. Terutama ketika kita mampu membuat sebuah garis dengan spidol pada papan tulis atau pena pada selembar kertas.     

Dalam perwujudannya, dimensi pertama ini diwakili oleh garis lurus. Memang hanya terdiri dari ukuran panjang saja. Sehingga benda pada dimensi satu hanya mampu bergerak ke dua arah saja yaitu kanan dan kiri. Namun proyeksi dari dimensi diatasnya juga mampu terlibat dalam dimensi ini, misalnya sebuah garis sisi pada salah satu bangun datar.     

Dimensi kedua atau biasa disebut Dua Dimensi adalah tempat dimana terdiri dari dua unsur yaitu Panjang dan lebar. Dimensi ini biasanya membentuk bangun datar, gambar, atau objek yang terpampang pada lembaran. Inilah yang nantinya disebut sebagai dimensi datar. Benda-benda dimensi dua dapat bergerak bebas ke arah kanan, kiri, atas, dan juga bawah.     

Dimensi ketiga atau biasa disebut Tiga Dimensi adalah tempat dimana objek-objek timbul hidup, termasuk alam dunia yang kita kenal. Dimensi ini terdiri dari tiga unsur yaitu, panjang, lebar, dan tinggi. Cara sederhana yang biasa kita kenal adalah bangun ruang.     

Jenis-jenis bentuk benda yang memiliki volume disebut merupakan salah satu bagian dari dimensi ketiga. Dengan kata lain, di dimensi inilah manusia hidup. Dimensi inilah yang merupakan batas akhir dari pengetahuan manusia selama ini berdasar bukti-bukti alamiah yang telah terjadi.     

Tentang dimensi ke-empat, inilah tingkatan dimensi selanjutnya yang menambahkan satu unsur lagi dalam pembentukannya, yaitu waktu. Dengan kata lain, jika dimensi nol adalah titik, dimensi satu adalah sekumpulan titik yang membentuk garis yang diwakili ukuran panjang, dimensi dua adalah gabungan garis yang membentuk bangun datar diwakili oleh ukuran panjang kali lebar, dimensi tiga adalah sekumpulan datar yang membentuk bangun ruang diwakili oleh panjang kali lebar kali tinggi, maka dimensi keempat adalah panjang kali lebar kali tinggi kali waktu, alias ruang ditambah waktu.     

Masing-masing dimensi tidak bisa mengendalikan dimensi di tingkatan atasnya, namun dapat memberi pengaruh pada dimensi tingkat bawahnya, misalnya manusia yang pada dasarnya hidup pada dimensi tiga dapat melakukan memanipulasi sesuatu dari dimensi satu dan dua, namun tidak bisa memanipulasi waktu yang merupakan berasal dari dimensi tiga.     

Itulah kenapa seseorang yang hendak melakukan perjalanan waktu harus melalui dimensi keempat terlebih dahulu supaya dirinya mampu memanipulasi ruang dan waktu. Seperti Yang tengah Hafiz masuki ini akibat dari praktek Ajian Kelana Warsa yang telah ia lakukan. Memang sulit membayangkan seperti apa dimensi keempat itu, karena manusia hidup dalam realitas tiga dimensi.     

Manusia yang hidup dalam realitas dimensi ketiga tidak memiliki kebebasan atas waktu, itulah kenapa waktu tidak mampu dikendalikan oleh manusia tak seperti manusia yang mampu mengendalikan ruang.     

Manusia terperangkap dalam waktu. Ia hanya dapat mengalir bersamanya pada satu arah, menuju masa depan. Berdasarkan akal sehat, hampir semua orang beranggapan bahwa waktu mengalir dengan kecepatan yang sama bagi semua orang di semua tempat. Satu jam bagi manusia satu, sama dengan satu jam bagi manusia yang lainnya, juga bagi semua orang. Dan semuanya hanya menuju masa depan. Waktu tidak bisa mundur. Manusia bersama-sama ditarik oleh arus waktu.     

Waktu yang telah berlalu adalah kenangan, baik maupun buruk, dan waktu yang akan datang adalah angan-angan atau harapan. Waktu akan tetap sebagai kenangan dan harapan seandainya tidak ada dimensi keempat yang hanya bisa diketahui oleh beberapa yang mampu menuju ke sana serta yang bisa selamat di sana.     

Waktu adalah bagian dari ruang. Waktu berbeda atara ruang yang bergerak dan ruang yang diam. Tidak ada analogi yang secara sempurna bisa membandingkan dimensi yang tidak dapat diamati dengan objek di dunia yang dapat diamati. Namun, ini menggambarkan bagaimana sesuatu yang sangat mendasar dan nyata dapat disembunyikan di depan mata Anda.     

Meskipun Hafiz telah memasuki ruang dimensi empat, namun sejatinya ia tak mampu menguasai waktu. Hal ini karena iya tidak mempunyai keahlian atas itu meskipun ia memiliki potensi untuk memanipulasinya. Ini sama halnya seperti hakikatnya seekor burung yang memiliki potensi untuk dapat terbang memanipulasi tubuhnya pada ketinggian, tetapi tidak burung yang baru lahir jelas saja tidak akan langsung mampu dapat terbang.     

Ini adalah pertama kalinya Hafiz memiliki pengalaman atas pengembaraan waktu, ia perlu beberapa kali lagi dalam mempelajari kesalahannya sehingga bisa menguasai keahliannya dalam memanipulasi waktu tersebut.     

Atas dasar ketidaktahuan inilah, ia kemudian terlempar pada sebuah lorong gang sempit yang di kanan dan kirinya terdapat sebuah bangunan pertokoan. Ia seperti mengenal tempat itu, itu adalah tempat di mana ia sering lalui ketika semasa pulang sekolah dulu. Ia melihat arlojinya itu yang menunjukan pukul 13.35 WIB. Lima menit sebelum tragedi Sari tertabrak kendaraan besar di jalan raya.     

Kemudian ia bergegas berlari menuju tempat yang ia yakini menjadi tempat tragedi tersebut. Sebuah jalan raya yang sangat ia kenali. Ia melihat selembar sobekan kalender di tempat sampah yang menunjukkan tanggal dan tahun pada hari sebelum peristiwa itu, Artinya memang sobekan kalender itu adalah tanggal hari kemarin.     

Tiba-tiba saja suara hantaman keras terdengar setelah decitan ban truk di sekitaran tempat itu. Ternyata jauh di seberang jalan sana, ia bergegas berlari ke arah sumber suara, tiba-tiba beberapa orang berkerumun. Ia tak mampu melihat peristiwa apa yang terjadi. Jangan-jangan ia adalah Sari. Memang tepat di jam ini lah ia tertabrak truk tersebut.     

Langkahnya terhenti ketika ia melihat seorang remaja berlarian ke arah tabrakan. Itu adalah dirinya sendiri ketika masih SMA. Tidak mungkin ia akan berlanjut menghampiri nya. Itu dilarang keras dalam aturan perjalanan waktu yang tertulis pada Kitab Buana Mapat.     

(bersambung...)     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.