NITYASA : THE SPECIAL GIFT

184. Pemandian Para Raja



184. Pemandian Para Raja

0Setelah selama dua puluh empat jam berhasil menjalani puasa Ngebleng, Hafiz langsung melanjutkannya dengan Puasa Patigeni. Hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali.     
0

Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari, dan tujuh hari. Namun, Hafiz hanya akan melakukannya satu hari. Dia benar-benar tidak boleh keluar kamar. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka harus dilakukan didalam kamar. Hafiz sudah menyiapkan botol bekas air mineral volume dua liter untuk digunakan sebagai penampung air seninya.     

Sehari berlalu, ia harus berlanjut melakukan Puasa Ngelowong. Yaitu puasa biasa dalam kurun waktu tertentu sesuai kemampuan. Kemudian ia melakukannya selama dua hari melakukan puasa ngelowong Tidur hanya boleh tiga jam, tidak boleh lebih dari itu. Keesokan harinya, Hafiz kembali melakukan aktifitas normal seperti biasa, namun ia harus melakukan 2 jenis puasa lagi. Dan kali ini ia melakukan Puasa Ngrowot selama tiga hari.     

Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah - buahan itu saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya     

boleh satu jenis yang sama, misalnya makan buah apel tiga buah saja. Dalam puasa ini     

diperbolehkan untuk tidur.     

Keesokan paginya ia sudah berhenti untuk berpuasa makanan lagi, tetapi kali ini puasanya dalam bentuk lain, yaitu Puasa Tapa Jejeg. Ini adalah jenis puasa yang tidak memperbolehkannya untuk duduk selama dua belas jam. Jadi, ia harus selalu berdiri selama itu. Meskipun sudah boleh untuk makan dan minum, tetapi kali ini adalah puasa tersulit baginya, karena ini membuat tubuhnya menjadi pegal-pegal.     

Setelah ia usai melakukan segala macam puasa, ia kemudian jatuh sakit secara sungguhan. Sehingga ia terpaksa harus berbaring di tempat tidur lagi. Profesor yang mulai khawatir dengan kesehatan Hafiz, memilih untuk memanggil seorang dokter dan mendatangkannya ke rumah. Hafiz pun diperiksa oleh dokter tersebut, kemudian Ia mendiagnosa bahwa Hafiz terkena penyakit Magh gejala ringan.     

Hal ini membuat Profesor tambah curiga. Setelah Dokter pun pergi meninggalkan rumahnya, Ia kemudian kembali menatap ke arah Hafiz. Ia seperti hendak menanyakan sesuatu yang bersifat mengintimidasi. Tetapi melihat kondisi Hafiz yang sangat mengkhawatirkan membuatnya iba. Ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur dengan cairan infus yang mengisi nutrisi dalam tubuhnya.     

(bersambung...)     

NITYASA : THE SPECIAL GIFT     

Adalah Novel karya SIGIT IRAWAN dengan latar KERAJAAN GALUH pada masa abad 13 masehi. Novel ini telah menjadi Novel digital dengan genre fiksi sejarah pertama di Webnovel.     

Tentu author sangat bangga atas penobatan sebagai novel fiksi sejarah pertama. author berharap NITYASA : THE SPECIAL GIFT akan mampu menjadi pelopor bagi novel sejenis yang lainnya. Semoga semakin banyak genre FIKSI SEJARAH di webnovel ini.     

Sebab, pengetahuan akan sejarah bangsa sendiri sangatlah penting di era milenium seperti sekarang. Meskipun ada embel-embel fiksi, sejatinya genre sejarah mempunyai ruh sendiri dalam membawa kisah-kisah klasik yang sesuai dengan kondisi pada zaman yang diceritakan tersebut. Paling tidak dengan mengkombinasikan sejarah nyata dengan fiksi, mampu membuat sejarah tidak terasa membosankan, justru akan terlihat menyenangkan.     

SALAM WINATA... SALAM KEBEBASAN     

Setelah selama dua puluh empat jam berhasil menjalani puasa Ngebleng, Hafiz langsung melanjutkannya dengan Puasa Patigeni. Hampir sama dengan puasa Ngebleng. Perbedaanya ialah tidak boleh keluar kamar dengan alasan apapun, tidak boleh tidur sama sekali.     

Biasanya puasa ini dilakukan sehari semalam, ada juga yang melakukannya tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari, dan tujuh hari. Namun, Hafiz hanya akan melakukannya satu hari. Dia benar-benar tidak boleh keluar kamar. Jika seseorang yang melakukan puasa Patigeni ingin buang air maka harus dilakukan didalam kamar. Hafiz sudah menyiapkan botol bekas air mineral volume dua liter untuk digunakan sebagai penampung air seninya.     

Sehari berlalu, ia harus berlanjut melakukan Puasa Ngelowong. Yaitu puasa biasa dalam kurun waktu tertentu sesuai kemampuan. Kemudian ia melakukannya selama dua hari melakukan puasa ngelowong Tidur hanya boleh tiga jam, tidak boleh lebih dari itu. Keesokan harinya, Hafiz kembali melakukan aktifitas normal seperti biasa, namun ia harus melakukan 2 jenis puasa lagi. Dan kali ini ia melakukan Puasa Ngrowot selama tiga hari.     

Puasa ini adalah puasa yang lengkap dilakukan dari subuh sampai maghrib. Saat sahur seseorang yang melakukan puasa Ngrowot ini hanya boleh makan buah - buahan itu saja. Diperbolehkan untuk memakan buah lebih dari satu tetapi hanya     

boleh satu jenis yang sama, misalnya makan buah apel tiga buah saja. Dalam puasa ini     

diperbolehkan untuk tidur.     

Keesokan paginya ia sudah berhenti untuk berpuasa makanan lagi, tetapi kali ini puasanya dalam bentuk lain, yaitu Puasa Tapa Jejeg. Ini adalah jenis puasa yang tidak memperbolehkannya untuk duduk selama dua belas jam. Jadi, ia harus selalu berdiri selama itu. Meskipun sudah boleh untuk makan dan minum, tetapi kali ini adalah puasa tersulit baginya, karena ini membuat tubuhnya menjadi pegal-pegal.     

Setelah ia usai melakukan segala macam puasa, ia kemudian jatuh sakit secara sungguhan. Sehingga ia terpaksa harus berbaring di tempat tidur lagi. Profesor yang mulai khawatir dengan kesehatan Hafiz, memilih untuk memanggil seorang dokter dan mendatangkannya ke rumah. Hafiz pun diperiksa oleh dokter tersebut, kemudian Ia mendiagnosa bahwa Hafiz terkena penyakit Magh gejala ringan.     

Hal ini membuat Profesor tambah curiga. Setelah Dokter pun pergi meninggalkan rumahnya, Ia kemudian kembali menatap ke arah Hafiz. Ia seperti hendak menanyakan sesuatu yang bersifat mengintimidasi. Tetapi melihat kondisi Hafiz yang sangat mengkhawatirkan membuatnya iba. Ia hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur dengan cairan infus yang mengisi nutrisi dalam tubuhnya.     

(bersambung...)     

NITYASA : THE SPECIAL GIFT     

Adalah Novel karya SIGIT IRAWAN dengan latar KERAJAAN GALUH pada masa abad 13 masehi. Novel ini telah menjadi Novel digital dengan genre fiksi sejarah pertama di Webnovel.     

Tentu author sangat bangga atas penobatan sebagai novel fiksi sejarah pertama. author berharap NITYASA : THE SPECIAL GIFT akan mampu menjadi pelopor bagi novel sejenis yang lainnya. Semoga semakin banyak genre FIKSI SEJARAH di webnovel ini.     

Sebab, pengetahuan akan sejarah bangsa sendiri sangatlah penting di era milenium seperti sekarang. Meskipun ada embel-embel fiksi, sejatinya genre sejarah mempunyai ruh sendiri dalam membawa kisah-kisah klasik yang sesuai dengan kondisi pada zaman yang diceritakan tersebut. Paling tidak dengan mengkombinasikan sejarah nyata dengan fiksi, mampu membuat sejarah tidak terasa membosankan, justru akan terlihat menyenangkan.     

SALAM WINATA... SALAM KEBEBASAN     

Profesor tak henti hentinya mempelajari isi dalam kandungan kitab Buana Mapat. Sesekali matanya yang dibatasi kacamata memperhatikan aksara-aksara jawa yang terkandung dalam buku itu, kemudian dilanjut mencorat-coret kertas untuk mengartikan isinya. Pada setiap lembar yang berhasil ia terjemahkan, ia kemudian mengetik hasil yang sudah tertulis di kertas untuk diubah menjadi berkas di dalam komputer.     

Sudah larut malam, Obsesinya masih menjadikannya orang yang paling sibuk di tengah malam ini. Ia hanya sempat mengerjakannya malam hari karena ketika siangnya ia harus menjadi dosen pengajar di sebuah kampus hingga sore hari.     

Malam itu secangkir kopi masih menemaninya mengerjakan beberapa jurnal penelitian, kulacino membasahi meja berbahan kayu itu. Ini sudah cangkir ke-lima sejak pertama kali ia menikmati kopi ketika masih jam tujuh malam. Hafiz harus rela bolak-balik dapur untuk menyeduh kopi setiap kali Profesor memintanya.     

Jam dinding tua menunjukkan pukul 1 malam ketika loncengnya berbunyi. Dengan mata yang masih kuat menatap layar monitor, Profesor terus saja seksama mengetik beberapa tulisan. Sementara Hafiz dengan mata yang sudah mulai memerah kini membawa ceret air panas dan juga satu renteng kopi sachet. Ia letakkan kedua benda itu di atas meja samping profesor.     

"Lho lho... Ngapain bawa ginian, Fiz?" tanya Professor heran. Ia agak memundurkan posisi duduknya karena takut kulitnya bersentuhan dengan ceret panas.     

"Aduh maaf deh, Pak. Mata saya udah nggak kuat nih," keluh Hafiz dengan raut wajah yang terkantuk-kantuk. Kemudian ia menguap seraya menutupi mulutnya itu dengan tangan kanannya.     

"Ya kalau nggak kuat, sana tidur, lalu apa hubungannya sama kamu bawa beginian?" tanya Profesor lagi.     

"Ini Ceret isi air panas sama kopi sachetan sekalian saya bawa, Bapak kan udah ngopi nyampe empat cangkir, barangkali masih mau nambah lagi kan bisa bikin sendiri. Daripada harus bolak balik dapur."     

Profesor menoleh ke belakang memastikan Hafiz masih di sana, namun yang didapat adalah kondisi Hafiz yang sudah tertidur dengan mulut agak melongo bertumpu bantal sofa. Ia hanya bisa menggeleng kepala atas tingkah Hafiz tersebut. Kini dirinya berlanjut mengetik beberapa tulisan pada jurnal penelitian yang tengah ia kerjakan. Beberapa saat kemudian ia menyeruput cangkir kopi terakhirnya. Ia mengerenyitkan dahi ketika yang tersisa hanyalah ampas.     

Ia melirik ke arah kopi sachet dan ceret air panas yang terletak di meja kanannya. Muncullah keinginan untuk menyeduh kembali kopinya lagi. Ia membuang ampas kopi bekas pada cangkirnya, lalu cangkir bekasnya tadi ia tuangkan serbuk kopi sachet baru, ketika ia mengambil ceret untuk menuangkan air panas, ia melirik ke arah jam dinding, ia tersadar bahwa waktu sudah terlalu malam untuk melanjutkan pekerjaan.     

Kemudian ia urungkan niatnya untuk menuangkan air tersebut. Ia menoleh ke arah Hafiz yang sudah tertidur pulas. Sesaat kemudian ia mematikan layar komputernya. Ia bangkit berdiri dari kursinya. Berjalan ke arah saklar lampu lalu mematikan lampu ruangan laboratorium. Ia tinggalkan ruangan itu dengan Hafiz yang masih dibiarkan tidur di sofa.     

Setelah Profesor meninggalkan ruangan, Hafiz sedikit membuka sebelah matanya, ia melihat ke arah pintu memastikan Profesor sudah keluar ruangan. Pada dasarnya, selama ini ia hanya berpura-pura tidur. Ia bangkit dari sofa setelah mengetahui Profesor sudah meninggalkan laboratorium. Ia berjalan mengindik mendekati meja kerja Profesor Mat Rudi. Kemudian meraih buku kitab Buana Mapat.     

Dibukanya kitab itu untuk ia pelajari. Sudah sepekan ini ia melakukan hal yang sama dengan berbagai alibi dan cara supaya dia bisa tidur di laboratorium. Kebetulan Profesor sendiri tidak pernah menyimpan buku kitab itu secara khusus dengan keamanan ketak. Bagi Profesor, buku itu tak lebih dari sekadar barang peninggalan masa lalu yang tak cukup menarik untuk dicuri. Untuk itu ia selalu meletakkannya di meja kerja.     

Sebetulnya ia tahu bahwa Hafiz seringkali membuka buku itu dan membacanya, mengingat Hafiz juga mampu menerjemahkan aksara jawa yang ada dalam isi buku tersebut. Namun, Profesor tidak pernah mengira kalau Hafiz sungguh-sungguh mempelajari isi dalam buku itu. Ia pikir tidak mungkin orang polos macam Hafiz berani untuk bertindak sejauh itu, jangankan berani, tertarik saja mungkin tidak.     

Padahal, Hafiz benar-benar melatih diri supaya bisa menguasai salah satu Ajian yang terkandung di dalamnya, yaitu Ajian Kelana Warsa. Yaitu ajian yang membuat pemakainya mampu memanipulasi waktu.     

Ruangan Laboratorium terdiri dari banyak rak dan meja. Biasanya rak untuk meletakkan barang-barang peninggalan sejarah berukuran kecil, termasuk buku-buku. Sementara meja yang dideretkan di tengah sengaja dijadikan pijakan bagi barang-barang berukuran besar. Beberapa persenjataan lama yang memiliki nilai sakral tinggi diletakkan di dalam kotak kaca dan dipamerkan di meja tengah ruangan. Sementara persenjataan yang tak begitu sakral cukup digantungkan di dinding.     

Meskipun ruangan ini telah diisi banyak perabotan, namun ada satu bagian lantai yang cukup luas yang sengaja dikosongkan. Biasanya itu digunakan untuk praktek-praktek penelitian yang membutuhkan ruang lebih lebar. Di situlah Hafiz akan mempelajari beberapa teknik silat dan kanuragan untuk membekali diri sebelum belajar Ajian ini lebih jauh lagi.     

Sepanjang malam ia harus melatih jurus-jurus silat dari mulai dasar hingga menengah sesuai petunjuk dari dalam buku tersebut. Ia bahkan sampai bertelanjang dada supaya tubuhnya yang berkeringat ini tidak terlalu merasakan hawa panas. Terlebih jurus-jurus dasar yang dipelajari ini cenderung membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Dia terus saja berlatih meskipun tanpa guru.     

Sebenarnya teknik silat dasar yang ia pelajari ini hanya bertujuan untuk menjadi pondasi atas ilmu kanuragan yang akan ia pelajari selanjutnya, sedangkan ilmu kanuragan adalah semacam pelapis diri sebelum menerima ilmu ajian yang hendak merasuk ke tubuh. Kanuragan mampu membuat fisik seseorang lebih kuat dan siap dalam menghadapi segala kemungkinan ketika mengamalkan sebuah ajian.     

Teknik dasar pencak silat salah satunya ialah teknik kuda-kuda yang terdiri dari kuda-kuda depan, kuda-kuda tengah, kuda-kuda belakang, kuda-kuda samping, kuda-kuda silang dan kuda-kuda depan dan belakang. Kuda-kuda merupakan sikap menapakkan kaki yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan saat menyerang ataupun bertahan.     

Sikap pasang adalah teknik pencak silat yang posisinya dikombinasikan dengan kuda-kuda dan bersifat fleksibel sesuai dengan situasi, bisa saat bertahan ataupun menyerang. Dalam jurus pencak silat, pola langkah terdiri dari beberapa macam yaitu pola langkah lurus, pola langkah zig-zag, pola langkah U, pola langkah S, pola langkah segitiga dan pola langkah segi empat.     

Teknik dasar pencak silat lainnya adalah arah. Teknik arah berhubungan dengan kemana pesilat akan melangkah saat menyerang ataupun bertahan. Teknik arah ini juga dikenal dengan delapan penjuru mata angin.     

Di dunia pencak silat ada empat teknik tendangan dalam pencak silat. Ada tendangan lurus, tendangan sabit, tendangan T, tendangan jejak dan tendangan belakang.     

Gerakan pukulan bisa digunakan untuk menyerang lawan ataupun bertahan. Ada empat jenis teknik pukulan yaitu pukulan lurus, pukulan tegal, pukulan bandul dan melingkar.     

Tangkisan menjadi teknik dasar yang penting untuk bertahan. Tangkisan juga merupakan usaha pertahanan dari serangan lawan. Ada tiga jenis teknik tangkisan yaitu tangkisan dalam, tangkisan luar, tangkisan atas dan tangkisan bawah. Teknik dasar guntingan merupakan salah satu teknik untuk menjatuhkan lawan. Guntingan dalam pencak silat adalah posisi menyerang untuk menjatuhkan lawan kita dengan sasaran kuda-kuda lawan. Metodenya adalah kaki berlawanan dan menjepit. Jenis-jenis teknik pencak silat guntingan ada guntingan depan, guntingan samping, guntingan belakang dan guntingan atas.     

***     

Keesokan paginya, Profesor yang tengah berpakaian rapi telah siap untuk berangkat mengajar di kampus. Ia memasuki ruang laboratorium pribadinya untuk mengambil beberapa berkas yang diperlukan. Ketika ia telah siap mengemasi beberapa berkas ke dalam tas hitamnya, ia terkejut mendapati Hafiz masih tertidur di sofa.     

"Gila nih anak... Udah siang malah masih molor aja," gumamnya.     

Kemudian ia menghampirinya dan menggoyang-goyangkan tubuh Hafiz yang masih terlelap itu.     

"Fiz... Bangun, Fiz, Udah siang." Profesor mencoba membangunkannya dengan menggoyang-goyangkan badan Hafiz sampai ia pun terbangun. "Tidur cepet kok bangunnya telat, udah gitu nggak pake baju lagi. Kaya orang habis ngapain aja..."     

"Saya masih ngantuk, Pak," jawab Hafiz lesu. "Lagian kan saya juga nggak ke mana-mana."     

"Biar pun nggak ke mana-mana, nggak pantes tidur pagi-pagi. Mending aktifitas sana, belajar kek, bersih-bersih lab kek."     

"Nanti saja, Pak. Sejam lagi."     

"Bener-bener ni anak. Ya sudah kalau begitu. Gerbang depan jangan lupa dikunci nanti ya."     

"Beres, Pak."     

Profesor kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu.     

Lagi-lagi Hafiz hanya berpura-pura tidur. Ia bangkit dari sofa dan mulai melanjutkan latihan silatnya semalam. Ia tanpa mau menyerah melatih dan menempa dirinya hingga mahir melakukan beberapa gerakan.     

***     

Kitab Buana Mapat adalah kitab yang berisi beberapa pengetahuan dan juga ajian ciptaan Empu Kandang Dewa yang ditulis ulang oleh Sri Lupi. Beberapa ajian tak serta merta mampu dengan mudah dipelajari bagi seorang pendekar. Apalagi orang biasa seperti Hafiz. Ia mungkin akan sangat tersiksa jika harus belajar dari nol, Bahkan tubuhnya bisa terkena serangan jantung akibat terlalu lelah menahan semua beban latihan berat.     

Namun, tak semua orang awam akan mengalami hal demikian, beberapa orang yang bukan pendekar pun memiliki kekuatan alamiah yang memang tubuhnya mampu menopang ajian jenis ini. Barangkali mungkin Hafiz adalah salah satu dari orang bertubuh kuat tersebut.     

Setelah dirasa cukup mahir dan hafal gerakan-gerakan silat, Hafiz kini berlanjut untuk melakukan beberapa praktek syarat lainnya seperti puasa dan bersemedi. Dalam berpuasa pun ia harus melakukan segala jenis puasa yang juga biasa dilakukan para pendekar di zaman dulu ketika menginginkan untuk menguasai ilmu ajian dan kanuragan.     

Hafiz besok akan melakukan puasa Mutih selama empat hari, dalam puasa mutih ini seseorang tidak boleh makan apa-apa kecuali hanya nasi     

putih dan air putih saja. Nasi putihnya pun tidak boleh ditambah apa-apa lagi termasuk bumbu perasa. Jadi, harus betul-betul hanya nasi putih dan air puih saja. Sebelum     

melakukan puasa mutih ini, seorang calon penerima ajian ini harus mandi keramas     

dulu sebelumnya dan membaca mantra ini : "niat ingsun mutih, mutihaken awak     

kang reged, putih kaya bocah mentas lahir dipun ijabahi Gusti." Keramas pun hanya boleh memakai lidah buaya dicampur madu, tak boleh menggunakan shampo bermerek.     

Selama puasa mutih empat hari, Hafiz tak mengatakannya kepada Profesor. Ia takut Profesor Mat Rudi akan curiga. Meskipun begitu, Profesor pun sudah curiga semenjak Hafiz menolak untuk diajak sarapan bersama dengan alasan belum lapar. Padahal ia juga makan nasi ketika Profesor tidak sedang berada di rumah. Profesor merasa curiga ketika nasi di dapur berkurang tetapi tidak dengan lauknya.     

Namun pada hal ini, Ia tak ingin membesar-besarkan. Barangkali ada hal lain yang menjadi alasan kenapa Hafiz hanya memakan nasi. Padahal, Hafiz sudah tidak nyaman dengan apa yang dirinya lakukan ini, ia sempat tergoda untuk menyertakan lauk pada nasinya, namun ia teringat kepada niat awal ketika ia memutuskan untuk mempelajari ajian Kelana Warsa demi memperbaiki kesalahannya di masa lalu.     

Hal ini Hafiz lakukan selama empat hari, jelas itu sangat membuat Profesor curiga. Tetapi ketika Profesor bertanya, Hafiz selalu mampu mengalihkan pembicaraan ke arah yang lebih penting. Sehingga Profesor akan menganggap bahwa hal yang dia lakukan ini hanyalah peristiwa kecil yang mudah saja untuk dianggap berlalu.     

Setelah empat hari menjalankan puasa mutih, ia kemudian melakukan puasa Ngeruh, yaitu puasa dimana seseorang hanya boleh memakan buah dan sayur, tanpa boleh memakan daging-dagingan. Hafiz kembali membuat kecurigaan Profesor ketika selama dua hari ia hanya memakan sebuah wortel dan sebuah apel setiap jam sarapan, makan siang, dan makan malam.     

Setelah dua hari berlalu, Di pagi hari, Hafiz masih terbaring di kamarnya, Saat Profesor membangunkan dia dari tidurnya, Hafiz berkata sedang tidak enak badan. Profesor menyalahkan tindakan ceroboh Hafiz yang memakan buah dan sayur saja selama dua hari Tanpa memakan nasi, untuk itu Hafiz memiliki kemungkinan menderita magh.     

Profesor pun meninggalkannya di kamar seorang diri, sementara ia berangkat ke kampus untuk mengajar sebagai dosen. Hafiz merasa lega karena Profesor tidak menanyakan macam-macam lagi, karena pada dasarnya ia hanya berpura-pura sakit. Ia hanya sedang melakukan Puasa Ngebleng.     

Puasa Ngebleng adalah menghentikan segala aktifitas normal sehari-hari. Seseorang yang melakoni puasa Ngebleng tidak boleh makan, minum, keluar dari     

rumah atau kamar, atau melakukan aktifitas seksual. Waktu tidur pun harus dikurangi.     

Biasanya seseorang yang melakukan puasa Ngebleng tidak boleh keluar dari     

kamarnya selama sehari semalam alias dua puluh empat jam. Pada saat menjelang malam hari tidak     

boleh ada satu lampu atau cahaya pun yang menerangi kamar tersebut. Kamarnya     

harus gelap gulita tanpa ada cahaya sedikit pun. Dalam melakoni puasa ini     

diperbolehkan keluar kamar hanya untuk buang air saja.     

Tentu saja malam harinya Profesor curiga, ia berniat memasuki kamar Hafiz, namun Hafiz sudah mengunci pintu kamarnya dari dalam.     

"Fiz... Fiz...," sapa Profesor mengetuk pintu kamar Hafiz.     

"Tidak usah masuk kamar, Pak. Badan saya bau!" seru Hafiz dari dalam     

"Kamu sudah makan belum?" tanya Profesor dari luar pintu.     

"Sudah, Pak!" seru lagi. Ia berbohong, padahal kenyataannya ia sedang menjalani puasa dua puluh empat jam. Seharian ini ia hanya rebahan di kamar tanpa tidur.     

"Beneran? Kok nasinya masih banyak?" tanya Profesor memastikan lagi.     

"Saya tadi pesan makanan online, lagi nggak enak makan nasi."     

"Beneran ya, Fiz?"     

"Iya bener kok, Pak."     

"Ya sudah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.