NITYASA : THE SPECIAL GIFT

98. Penyesalan Hafiz 2



98. Penyesalan Hafiz 2

0Orang cenderung sangat berbeda dalam hal yang mereka pikirkan. Beberapa orang selalu memikirkan masa depan , serta hal-hal baik dan buruk yang mungkin terjadi pada diri mereka. Terkadang beberapa orang memiliki fokus pemikiran mereka terhadap suasana saat ini tanpa banyak memikirkan masa lalu atau masa depan. Ada juga yang lebih berorientasi ke masa lalu, tetapi ada dua cara berpikir yang sangat berbeda tentang masa yang telah lampau itu. Kedua cara berpikir tentang masa lalu ini dikenal sebagai perenungan dan introspeksi.     
0

Ada beberapa perbedaan utama antara kedua jenis pemikiran tentang masa lalu ini. Perenungan dan introspeksi sangatlah berbeda. Sebab keduanya mempunya pengaruh besar dalam melahirkan nilai-nilai positif atau negatif dalam diri. keduanya memiliki andil dalam keberlangsungan pemikiran kehidupan di masa kini.     

      

Pertama, introspeksi berarti memikirkan hal-hal yang terjadi pada diri sendiri dengan sikap ingin tahu dan eksplorasi diri. Untuk menampilkan introspeksi berarti tertarik pada masa lalu diri dan mencoba menarik beberapa kesimpulan tentang diri sendiri atau orang lain.  Atau, untuk sekadar menghabiskan waktu memikirkan hal-hal menyenangkan di masa lalu. Introspeksi dapat menambahkan warna dan kedalaman nyata pada pengalaman manusia saat ini dan juga mencakup pengertian seperti nostalgia dan sentimentalitas. Introspeksi memiliki nada yang ringan dan keingintahuan tingkat sedang. Terkadang jika sedang menggebu dan bersifat urgensi, ini bisa saja menjadi keingintahuan yang tinggi. Seseorang pasti bisa mendapatkan lebih banyak serta menambah waktu yang dihabiskan untuk introspeksi.     

Introspeksi dapat menuntun manusia untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri. Ini memberi diri sendiri informasi yang lebih baik tentang bagaimana kita berubah dari waktu ke waktu dan mengapa pernah melakukan apa yang kita lakukan. Meningkatkan keterampilan pemecahan masalah ke depan, juga bisa sangat bermanfaat. Kita tidak hanya tahu lebih banyak tentang diri sendiri, tetapi refleksi tenang yang dibawa oleh introspeksi membantu kita mengatasi masalah.     

Di sisi lain, ketika kita memikirkan masa lalu dalam istilah penyesalan yang kita miliki, kita merenungkannya. Pada saat-saat itu, di mana kita berpikir tentang masa lalu dan kita bertanya-tanya apa yang mungkin telah kita lakukan secara berbeda, atau kita bertanya-tanya tentang tindakan orang lain, pada dasarnya kita sedang memutar roda kita. Dalam melakukan ini, kita tidak menarik apapun dari masa lalu tetapi terus menenggelamkan momen kita saat ini ke dalam penyesalan kita.     

Ada sedikit kesenangan atau wawasan yang bisa diperoleh dari perenungan; sebaliknya, Penyesalan lebih terkait dengan kecemasan dan depresi. Perenungan memiliki nada yang berat dan otomatis.     

Terkadang kita bisa salah mengira perenungan sebagai pemecahan masalah. Hanya karena kita memikirkan tentang masa lalu dan tindakan kita, kita dapat berpikir bahwa itu sebenarnya sedang menyelesaikan masalah. Sebenarnya, kita hanya berputar-putar dalam lingkaran. Selain itu, sering kali ada nada kritis terhadap diri sendiri yang berat untuk perenungan.     

Alih-alih menjadi jalan keluar dari masalah, ini sering kali menjadi cara untuk mengulangi kegagalan kita dan menyiksa diri kita sendiri. Sedikit kebaikan datang dari perenungan. Beberapa orang yang cukup kuat mental bisa saja memanfaatkan perenungan sebagai pembelajaran atas keputusan-keputusan serupa yang bisa diambil di masa kini atau kemudian hari. Perenungan membuat manusia lebih banyak mengira-ngira pada keputusan hidup yang akan ditempuh pada masa yang belum terjadi.     

Jadi, bagaimana manusia bisa tahu apakah sedang mawas diri atau merenungkan? Sepertinya itu tergantung pada apa yang akan manusia peroleh dari memikirkan tentang masa lalu. Jika kita merasa sedang mengambil pelajaran dari masa lalu, atau menikmati masa lalu, kemungkinan besar kita sedang mawas diri. Sebaliknya, jika pikiran kita tentang masa lalu penuh dengan penyesalan dan kepahitan, atau pikiran kita memiliki kualitas ingatan otomatis yang berulang, kemungkinan besar kita sedang merenung.     

Petunjuk lain adalah apakah kita terus kembali ke pemikiran yang sama atau tidak. Ada sesuatu tentang introspeksi yang progresif. Seseorang terkadang melakukannya dan itu membawa dia ke depan. Terkadang ini melibatkan pemecahan masalah, atau mungkin hanya mengulang kenangan indah.     

Sebaliknya, sifat perenungan yang berulang tidak membawa kita ke depan; hal itu justru membawa kita ke dalam siklus yang tidak menyenangkan atau bahkan merusak.     

Kita bebas memikirkan apapun yang kita suka, dan banyak orang menemukan kesenangan dengan memikirkan hal-hal yang terjadi di masa lalu. Namun, pada titik tertentu ada banyak hal yang dapat kita pikirkan. Menghabiskan waktu kita dalam perenungan menjauhkan kita dari hal-hal lain yang mungkin kita pikirkan seperti masa lalu yang menyenangkan, masa kini, atau masa depan. Perenungan menyeret masa lalu melewati mata kita dan menginfeksi masa kini.     

Hukum alam mengatakan, sebuah kejadian bisa terjadi karena reaksi atas kejadian sebelumnya, maka kejadian sebelumnya dipengaruhi oleh sumber penggerak yang disebut motorik. Manusia memiliki kendali atas itu. Entah kejadian itu bersifat menyenangkan atau menyedihkan adalah tergantung sudut pandang ekspresif. Entah jika sebetulnya kejadian itu tampil sebagai momen berbentuk selebrasi atau tragedi.     

Ada banyak sebab motorik aksi yang menjadi pemicu dari reaksi yang melahirkan momen. Entah hal kecil atau besar pada dasarnya selalu dapat terhitung sebagai hukum alamiah.     

Ketika Sari harus tewas karena tertabrak kendaraan besar dalam pelariannya dari kejaran Hafiz, maka itu adalah reaksi yang dihasilkan dari aksi. Itulah yang memang terjadi sebagai hukum sebab-akibat.     

Terkadang, manusia tak serta menerima begitu saja hukum alami yang seharusnya bersifat mutlak. Terutama jika pada akhirnya hukum alam itu melahirkan momen yang memilukan. Biasanya manusia menyebutnya sebagai penyesalan.     

Penyesalan selalu melahirkan pengandaian. Andai saja dulu tidak melakukan ini? Andai saja dulu aku tidak begitu? Andai saja andai saja dan seterusnya....     

Sebagai manusia yang mempercayai keberadaan Tuhan sebagai pengatur mutlak dalam lingkaran takdir, maka seharusnya pengandaian itu hanya bersifat perenungan, bukan bersifat sebagai sesal untuk kemudian berpikir bisa mengubah takdir. Pada dasarnya waktu yang telah lampau tidak akan bisa diubah oleh siapapun.     

Setidaknya begitulah pemikiran Hafiz sebelum ia mengetahui bahwa sebuah ajian bernama Kelana Warsa mampu membuat orang yang mempelajarinya bisa memiliki kemampuan untuk memanipulasi waktu. Artinya bahwa hukum-hukum alam yang telah tertanam pada pemikirannya bisa dipecahkan. Dengan membuat dirinya mengunjungi waktu ke masa depan atau masa lampau adalah cara pemecahan itu sendiri.     

Padahal, tidak ada takdir dan ketentuan yang bisa dirubah. Kelana Warsa diciptakan bukan untuk melanggar kodrat kehidupan manusia di dunia. Ia sama sekali tidak mempunya kekuatan untuk merubah takdir. Meskipun seseorang dapat kembali ke masa lalu, pada dasarnya tidak ada yang bisa merubah apa yang telah terjadi pada realita yang tengah dijalani.     

Jika seseorang yang kembali ke masa lalu, kemudian melakukan sebuah tindakan kecil saja untuk mencegah kejadian yang seharusnya terjadi tetapi tidak terjadi, maka realita asal orang itu tidak akan berubah. Ini hanya akan menciptakan realitas baru yang bercabang. Inilah yang kemudian disebut dengan dunia pararel.     

Namun, pengetahuan Hafiz ketika mempelajari kitab Buana Mapat yang berisi tuntunan pembelajaran dan pengamalan ajian Kelana Warsa tak sampai pada pelajaran mengenai pondasi nilai-nilai filsafatnya. Ia hanya peduli dengan cara bagaimana ia bisa kembali ke masa lampau dan merubah semuanya layaknya yang pernah ia saksikan pada film-film fiksi ilmiah tentang perjalanan waktu.     

Hafiz memang berhasil mempelajari ajian itu dengan kekuatan fisiknya. Tetapi pengetahuan atas pengendalian ajian itu tak sampai pada penanaman kekuatan jiwanya. Ia akan sangat tidak terarah ketika pada akhirnya mempraktekkan apa yang ia pelajari. Satu-satunya referensi pada bayangannya tentang perjalanan waktu hanyalah dari beberapa budaya pop seperti Film, Novel, dan Komik fiksi ilmiah.     

Kelana Warsa hanya dipandang sebagai cara untuk menuntaskan ambisi nya dalam mencegah kejadian yang membuat penyesalannya selalu menghantui seumur hidup. Ia ingin terbebas dari rasa sesal terhadap apa yang telah ia lakukan di masa lampau.     

Hal yang pertama ia pikirkan adalah bagaimana cara supaya kejadian ketika Sari tertabrak kendaraan besar di jalan raya, mampu ia cegah dengan cara tidak mengejarnya saat itu, atau membuatnya tidak bersamanya ketika selepas acara perpisahan sekolah.     

Padahal, ia tidak tahu menahu tentang pertimbangan atas keputusan apapun yang akan ia ambil, bisa saja keputusannya malah mengantarkan ia pada jalan takdir yang lebih memilukan lagi. Alih-alih akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, bisa jadi akan membuatnya semakin buruk.     

Karena terkadang, jalan yang Tuhan berikan yang bagi kita adalah sesuatu yang kurang baik, bisa jadi merupakan pilihan paling baik diantara semua kemungkinan. Begitulah jika sebagai manusia bijaksana mampu menilai positif terhadap ketentuan Sang Pencipta. Beberapa hal sudah merupakan keputusan matang dari catatan takdir yang disebut suratan.     

Perlahan ia buka lembar demi pembar buku tersebut, dimulailah rapalan-rapalan yang telah ia pelajari selama beberapa hari ini. Buku yang menunjukkan beberapa aksara jawa kuno yang cukup padat. Ia gemetar ketika seharusnya sudah siap dengan apa yang ia lakukan ini. Terkadang ia berpikir untuk mengurungkan niatnya saja karena ada begitu banyak ketidaktahuannya ketika ia mengambil pilihan itu. Tetapi, bayangan penyesalan atas kejadian itu menjadikannya semakin terdorong untuk melakukannya. Sari harus segera ia selamatkan.     

(Bersambung... )     

***     

NITYASA : THE SPECIAL GIFT     

Adalah Novel karya SIGIT IRAWAN dengan latar KERAJAAN GALUH pada masa abad 13 masehi. Novel ini telah menjadi Novel digital dengan genre fiksi sejarah pertama di Webnovel.     

Tentu author sangat bangga atas penobatan sebagai novel fiksi sejarah pertama. author berharap NITYASA : THE SPECIAL GIFT akan mampu menjadi pelopor bagi novel sejenis yang lainnya. Semoga semakin banyak genre FIKSI SEJARAH di webnovel ini.     

Sebab, pengetahuan akan sejarah bangsa sendiri sangatlah penting di era milenium seperti sekarang. Meskipun ada embel-embel fiksi, sejatinya genre sejarah mempunyai ruh sendiri dalam membawa kisah-kisah klasik yang sesuai dengan kondisi pada zaman yang diceritakan tersebut. Paling tidak dengan mengkombinasikan sejarah nyata dengan fiksi, mampu membuat sejarah tidak terasa membosankan, justru akan terlihat menyenangkan.     

SALAM WINATA... SALAM KEBEBASAN     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.