Elbara : Melts The Coldest Heart

Di Balik Hubungan Priska



Di Balik Hubungan Priska

0Reza beranjak dari duduknya, setelah itu pergi meninggalkan Priska yang memang membuat dirinya merasa kesal.     
0

Mau bagaimana pun, semosi seseorang tidak bisa di tahan, iya kan? Begitu juga dengan Reza, yang kini lebih memilih untuk melangkahkan kakinya pergi meninggalkan cewek yang saat ini tengah duduk diam menatapi kepergiannya.     

"Ini Mario kemana dah? Di suruh jangan kabur dulu malah kabur, udah gitu bawa Disty dan Nika lagi."     

Mengambil napas panjang, setelah itu Reza menghembuskannya dengan perlahan. Ia merasa tidak melihat sahabatnya, apalagi kedua cewek yang ikut dengan Mario.     

Pada akhirnya, sambil berjalan, Reza sambil menghubungi Mario. Tanpa banyak basa-basi pun ia menghubungi sahabatnya itu, ia sedikit bersembunyi di balik dinding takut Priska mengikuti langkahnya.     

Panggilan telepon Reza dan Mario pun tersambung. "Halo, lo dimana dah?" tanya Reza, langsung pada intinya.     

Ia kini juga berwas-was karena kemungkinan Priska mencarinya saat ini, bahkan seperti lebih terlihat mengejar, mungkin?     

"Reza! Ish kemana sih itu orang. Perasaan gue belum lama biarin dia pergi, udah ilang aja." Dan ya, itu adalah perkataan Priska yang kini benar tengah mencari sosok cowok tersebut.     

Reza pun semakin menepi, lalu berpindah posisi menjadi lebih menyembunyikan diri di dinding.     

"Gue lagi sama Disty dan Nika, mereka minta keuntungan dari semua ini. Gue jawab apa?" balas Mario dari seberang sana yang kemungkinan kebingungan ingin mengatasi Disty dan Nika.     

Mendengar apa yang dikatakan Mario membuat Reza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia pun merasa kebingungan jika memikirkan keuntungan yang akan didapatkan oleh Disty dan Nika. "Ya udah lo bilang aja ke mereka kalau kita khususnya El, akan melindungi mereka dari kejahatan yang disembunyikan, juga bebas dari tuduhan yang dilakukan oleh Priska katakan sewaktu waktu ia merasa tidak terima kalau sahabatnya tidak ikut dihukum karena kejahatan mereka." ucapnya yang kini berkata.     

Terdengar suara Mario yang berdeham dari seberang sana, kemungkinan besar ia meragukan keuntungan tersebut sebagai jaminan supaya Disty dan Nika ingin membantu mereka lebih jauh. "Emangnya kita bisa beri jaminan kayak gitu? Maksud gue, jaminan itu seharusnya memang harus ditepati ya layaknya janji. Tapi kalau semisalnya kita nggak bisa mewujudkan pas hari H nya, bukan itu sama aja kita kayak nggak bohongin mereka?" tanyanya dengan nada bicara yang polos.     

Mendengar apa yang dikatakan Mario itu ada benarnya juga, menjadikan Reza saat ini berfikir lebih jauh untuk ke depannya. Masalahnya, kalau El tidak tahu menau mengenai bujukan dirinya dan Mario kepada Disty dan Nika sebagai keuntungan mereka jadi ia hanya takut salah langkah jika mengambil konsekuensi yang cukup besar.     

"Ya udah sekarang lo di mana?" Tanya Reza iya masih berbicara sambil berbisik karena takut Friska kan mendengar percakapan nya saat ini. Lagi pula, ia tidak ingin Friska menghampirinya lagi untuk membicarakan hal hal yang sama sekali tidak penting.     

" Lo lagi di mana sih, Za? Kalau ngomong itu jangan bisik-bisik, gue nggak ngerti, bukan gak ngerti sih gue nggak terlalu dengar sama apa yang lo omongin."     

"Gue nggak bisa ngomong terlalu keras, soalnya gue lagi kabur dari Priska. Dan gue nggak tahu sekarang dia ada di mana, atau bisa jadi masih di dekat gue. Dan gue nggak mau dia dengar suara gue, karena nanti dia bakal nyamperin gue dan nggak bahas tentang hubungan gue sama dia yang selalu salah dimata dia."     

"Ya udah lah nanti juga bentar lagi lo berdua putus, lo sabar aja dulu perlakuin dia kayak El perlakuin Nusa. Kan itu mau dia, iya kan? Gue bukannya mau ngebel dia, tapi kan gue juga mau lo bersikap profesional."     

"Ini lo ngomong kayak gini ke gue ada Disty dan Nika ada gak di dekat lo? Nanti takutnya mereka bocor sama rencana kita. Lo udah yakin mereka berdua kan? Apalagi sini Nika, dia paling nggak bisa jaga mulut sama kaya lo."     

Terdengar Mario yang Berdecak dari seberang sana. "Gue juga tahu kali gimana situasi yang tepat buat ngomong sama lo dan buat ngomong sama tuh cewek berdua. Gue nggak mau rencana kita yang udah dipersiapkan matang kayak gini, jadi terasa sia-sia." balasnya.     

Reza kembali mengamati sekitar, ia mau tidak mau harus menyembulkan kepala untuk melihat di mana Priska sekarang. Dan beruntung cewek tersebut tidak ada didekatnya, bahkan kini ia sudah keluar dari persembunyian dan mengecek dinding seberangnya serta dinding belakangnya, apakah ada cewek tersebut atau tidak.     

"Gue tahu sekarang alasan yang belas kenapa El nggak mau dekat sama Riska. Ya karena cewek itu emang sangat pandai membuat seseorang merasa risih, bahkan gue aja yang tadinya berfikir kalau gue bakalan jatuh cinta sama dia ternyata rasa kesal gua masih tinggi ke dia, kayak nggak pernah pudar." gumamnya.     

"Ya udah Rio, lo dimana sekarang?" Tanya Reza kembali berfokus pada ponsel nya yang kita memang sedang teleponan dengan Mario.     

Mario terdengar mendengus kecil. "Gue sama Disty dan Nika ada di perpustakaan, lo masuk aja ke sana soalnya di sini semua pembicaraan aman. Bahkan masih ada penjaga perpustakaan kok, tapi dia nggak mungkin nguping pembicaraan kita karena dia ada di meja depan khusus untuk peminjaman buku perpustakaan."     

Reza menganggukan kepala, seolah mengerti apa yang dikatakan oleh Mario. "Ya udah tunggu sebentar, gue ke mau samperin lo ke sana, nggak ada 2 menit gua pasti udah sampai. Dah ya gua matikan dulu telepon nya, gue samperin lo ke sana." ucapnya.     

"Ya udah hati-hati di jalan." balas Mario sambil terkekeh kecil.     

Reza memutar kedua bola matanya, lalu mendengus kecil. "Sialan lo, kayak gue jalan dari sini ke rumah aja pakai bilang hati-hati."     

Terdengar tawa Mario, namun hanya tawa kecil saja. "Ya udah sini buruan, tuh Disty sama Nika udah ngerengek mau balik sama Priska. Cewek lo kayaknya ada di parkiran,"     

"Iya iya tunggu bentar, sak sabaran banget lo jadi orang."     

Pip     

Setelah itu panggilan terputus, menjadikan Reza saat ini memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celananya. Tanpa banyak berpikir atau melakukan hal yang menunda sesuatu, ia langsung saja kembali melangkahkan kakinya untuk menuju ke perpustakaan yang dirinya maksud.     

…     

saat ini, Priska berada sendirian di area parkir. Ia duduk di jok mobil, menunggu Disty dan Nika yang katanya mereka sedang berada di toilet wanita, karena kini ternyata Nika sedang menemani Disty yang sedang buang air besar. Dan tentu saja, Priska tidak ingin ke sana.     

Jadi, Priska lebih memilih untuk diam di dalam mobil dengan hembusan AC yang menerpa permukaan kulitnya. Karena rasa bosan yang menghantui, Priska saat ini membuka ponselnya. Dan dia membuka aplikasi sosial media untuk melihat lihat hal apa yang sedang trending hari ini atau memang sedang trending minggu ini.     

"Aduh... kemana ya Reza? Perasaan tadi gue baru aja ngebiarin dia keluar kantin, tapi kalau udah hilang aja? Nanti kalau semisalnya gue chat dia atau telepon dia, pasti nanti dia marah."     

Terkadang, Priska itu heran dengan hubungannya dan Reza yang sama sekali terlihat tidak manis walaupun terkadang Reza bersifat romantis kepadanya, namun itu hanya sekilas saja. Dari awal pacaran mungkin ia sudah berfikir kalau misalnya memang Reza tidak akan bisa sama seperti El, namun ia pikir cowok tersebut akan berubah untuk dirinya. Namun, apa yang terjadi? Ternyata kenyataan lebih pahit dari apa yang dirinya bayangkan.     

Dan ternyata saat ini, Priska masih merasa kalo Reza adalah cowok yang sama seperti awal mengajaknya berpacaran. Masih dingin, masih cuek, masih suka menggoda dan menjahili dengan hal-hal yang menyebalkan, dan bahkan masih suka beradu argumen dengan bahasa yang cukup kasar dengannya.     

Bahkan, Priska sampai berfikir kalau memang hubungannya tidak akan pernah bisa seromantis hubungan orang lain. Dan yang masih membuat dirinya bertanya-tanya, kenapa yang menjadi perbandingan itu selalu hubungan El dengan Nusa? Dan kenapa bukan hubungan orang lain? Mungkin seperti hubungan Bian dan Moli?     

"Tapi emangnya salah ya kalau misalnya aku meminta Riza untuk berubah?" Priska membiarkan ponselnya menyala bahkan saat ini ia masih berada di salah satu beranda sosial media, karena saat ini ia lebih fokus dengan pikirannya sendiri yang memang seperti tidak memiliki jawaban hingga sekarang.     

Jika biasanya cewek lain selalu berani untuk mengungkapkan apa yang dia rasa, apa yang diinginkan, dan apa yang mengganjal di hatinya kepada sang pacar, tapi lain halnya dengan Priska.     

Priska lebih dominan untuk menyimpan semuanya sendiri dari rasa menyakitkan hingga rasa sedih, semuanya ia tutup rapat dan Reza tidak pernah mengetahui apa yang ia rasa. Karena setiap ia mengatakan apa yang dirasakan, Riza tidak ingin mengerti. Ia tidak tahu sih apakah cowok itu mengerti atau tidak, tapi yang jelas Reza seperti menutup diri dari dirinya untuk tidak memilih mendengarkan apa yang semua dia katakan.     

Pada akhirnya, kini Priska menyandarkan tubuhnya pada jok mobil. Ia kembali melihat ke arah ponsel, lalu berniat untuk men-stalk akun sosial media milik El. Ia melihat ada banyak sekali postingan bersama dengan Nusa, bahkan memiliki highligt dengan cewek tersebut yang menunjukkan kalau El sangat sayang dengan pacarnya ini.     

"Kapan aku di perlakukan spesial dengan Reza?"     

Kini, Priska beralih melihat lihat akun sosial media milik Reza. Dan dia tidak menemukan satu postingan pun bersama dengan dirinya. Setiap ia membuat story di sosial media, Reza tidak pernah memposting balik story tersebut. Entah ingin rahasia kan hubungan mereka yang padahal satu sekolah juga sudah mengetahuinya, atau memang Reza tidak ingin memposting ya?     

"Jadi, gue merasa iri dengan hubungan El dan Nusa itu wajar, kan? Aku juga iri ada alasannya, bukan hanya iri karena dulunya aku sangat mengejar mengejar El, bahkan sampai seluruhnya aku korbankan untuk cowok itu,"     

Kini, Friska yang Menerobos hujan dengan bajunya yang sudah cukup basah, ia mulai memenjamkan mata nya sambil mematikan ponsel.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.