Elbara : Melts The Coldest Heart

Banyak Kepura-puraan



Banyak Kepura-puraan

0Reza kini sudah sampai di perpustakaan seperti apa yang dikatakan oleh Mario kalau cowok itu saat ini ada bersama dengan Disty dan Nika yang memang merupakan kunci untuk keberhasilan rencananya saat ini.     
0

Karena kalau tidak terjadi kesepakatan di antara mereka, bisa bisa rencana ini hancur dengan begitu saja. Maka dari itu, Reza mengusahakan untuk bertingkah sesuai dengan tujuan awal.     

Reza mulai melangkah kan kakinya memasuki ruang perpustakaan, begitu pintunya tertutup ia menyapa petugas perpustakaan dengan sapaan ringan. Begitu sudah basa-basi dengan penjaga perpustakaan, Reza langsung saja melangkah kan kaki nya untuk mencari keberadaan seseorang yang ia maksud saat ini.     

Samar-samar Reza mendengar percakapan tiga orang yang cukup terdengar, namun suara tersebut memang saat jauh dari telinga penjaga perpustakaan, jadi mereka sangat aman untuk berbicara seperti biasanya.     

Dan sampai pada akhirnya, Reza sampai di tempat di mana ada Mario, Disty, dan Nika yang duduk saling berhadapan.     

Tentu saja saat ini Reza memilih untuk mendaratkan bokongnya disebelah Mario, ia menatap mereka dengan sebelah alisnya terangkat karena percakapan mereka terhenti karena melihat kedatangan dirinya. "Kenapa berhenti berbicara? Ayo lanjutkan pembahasan kalian, gue pengen dengar apa aja yang kalian udah bicarakan selagi gue on the way ke sini."     

Mendapati Reza yang sudah berada disisinya menjadikan Mario kini menyenggol dengan cowok tersebut. "Lo lama banget sih, ini mereka berdua udah disuruh dateng ke area parkir untuk pulang bareng Riska." ucapnya yang memberitahu Reza kalau mereka tidak memiliki waktu yang lama, bahkan kemungkinan waktu mereka hanya tersisa 10 menit untuk mengobrol satu sama lain karena Disty beralasan ingin buang air besar bersama ditemani dengan Nika.     

Disty Menganggukan kepalanya saat Mario mengatakan itu kepada Reza, membenarkan apa yang dikatakan oleh cowok tersebut. "Iya tuh benar apa yang Mario bilang ke lo, ini kita udah nggak punya waktu banyak karena udah dari tadi gue bicarakan ini sama Mario tapi nggak ada jawabannya."     

Nika ikutan menganggukan kepalanya, merasa setuju dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. "Gue juga nih nggak enak sama Priska, masa bohong buang air besar padahal kan kita lagi ngomongin dia."     

Mendengar apa yang dikatakan oleh Nika membuat Reza mengerut kan Kening nya pertanda heran dengan cewek tersebut. "Kayaknya ide buruk banget ngasih tahu rencana ini sama Nika, karena kayaknya dia bakalan keceplosan sama Priska. Buktinya sekarang dia malah merasa tidak enak berbohong yang padahal kita ngomongin semua yang bakalan ngehasilin kebaikan." balasnya yang sesuai dengan realita.     

Disty menepuk kening nya, ia sudah biasa dengan perilaku Nika yang seperti itu, namun kan Reza dan Mario tidak tahu bagaimana sahabatnya satu itu. "Duh sorry ya sama omongan Nika yang terkadang emang dia ngeselin, tapi gue berani janji sama lo berdua kalo rahasia ini bakalan ke simpan rapat-rapat sampai, bahkan Priska nggak bakalan tahu." Balasnya dengan serius.     

Kenapa Disty ingin mengikuti semua rencana yang diberikan oleh Reza? Ya karena, ia juga tahu kalau semisalnya tindakan kejahatan itu akan terungkap dan jika tindakan kejahatan mereka terungkap, dalam artian pasti mereka akan mendapatkan ganjaran yang mungkin setimpal atau lebih.     

Reza menganggukan kepalanya, pada akhirnya ia lebih memilih untuk fokus dengan obrolan kali ini dengan topik yang benar benar memang harus serius untuk dibicarakan. "Lo minta keuntungan, iya kan?" tanyanya, langsung memasuki obrolan ke inti dan mengambil benang merah.     

Disty tentu saja langsung menganggukkan kepalanya. Tatapannya sangat serius, manatap kedua mata Reza pertanda kalau dirinya benar benar serius dengan apa yang di tanyakan cowok itu. "Iya nih gue minta keuntungan dari semua perintah lo, gue juga mau ada keuntungan buat diri gue sendiri. Lo bisa ngelindungin gue apa nggak? Kalo nggak, gue berhenti dukung lo sampai di sini aja. Dan ngebiarin lo bertiga itu udah termasuk El, jalanin rencana sendiri." Seolah mengancam.     

Sebelumnya, untuk masalah mengatur mengenai beberapa keuntungan yang akan diberikan oleh kedua cewek yang kini berada di hadapannya, tentu saja El sudah memberitahukan hal ini kepada Mario dan Reza. Tapi walaupun begitu ia dan Mario juga lebih selektif untuk memilih keuntungan yang tepat untuk Disty dan juga Nika.     

"Sebelumnya gua udah bilang makasih tentang rekaman CCTV yang lo ambil dan dikasih lagi ke kita, gue sangat hargai itu karena sampai sekarang Priska nggak nanya tentang rekaman itu yang sebenarnya udah ada di tangan gue."     

"Gue juga mau bikin perjanjian dulu sama lo berdua biar nggak ngingkarin semua ini." sambung Reza, menatap Disty dan Nika dengan serius.     

Sedangkan Mario? Iya saat ini hanya menyimak saja, karena tadi ya sudah berbicara dengan kedua cewek tersebut dan kini gantian lah Reza yang mengatakan apa yang ingin cowo itu katakan.     

Disty dan Nika menganggukkan kepala dengan kompak, merasa ingin tau dengan apa kira-kira perjanjian yang akan dikatakan oleh Reza. "Oke."     

Sedikit berdehem untuk membasahi dinding tenggorokkan, pada akhirnya ia berkata. "Gue mau lo berdua benar-benar tutup mulut sama perjanjian ini, karena kalau semisalnya kalian berdua bocor dan Priska tahu niat gue, Mario, dan El yang ingin mengungkap kejahatan dia. Maka gue sama kedua sahabat gue, akan mencabut keuntungan tersebut juga dan pada akhirnya kalian berdua dapat hukuman yang sama dengan Priska. Gimana?"     

Kesepakatan memang harus dilakukan antara kedua belah pihak yang memang ingin sama sama mendapatkan keuntungan, dan juga mereka harus benar benar teliti bahkan menutup rapat semua ini untuk menjaga konsekuensi agar tidak terjadi hal yang burul.     

Disty menganggukkan kepala, lalu menolehkan kepala ke arah Nisa. "Bisa kan lo tutup mulut? Kalau lo keceplosan tentang ini, taruhannya kita bakalan masuk penjara." ucapnya yang memang sengaja mengatakan hal ini kepada sahabatnya supaya mengerti.     

Nika yang mendengar itu pun membelalakkan kedua bola matanya, merasa tidak ingin masuk penjara, dan setelah itu benar-benar menganggukkan kepala karena paham. "Oke, gue juga gak mau masuk penjara. Sumpah, gue janji bakalan tutup mulut mengenai semua ini.     

Padahal mah saat ini di dalam hatinya Reza tengah tertawa jaahat. Bagaimana bisa Disty dan Nika percaya kalau keuntungan yang diberikan mereka itu 100% bekerja? Kan sudah jelas di rekaman CCTV tersebut ada Disty dan Nika yang membantu aksi Priska, jadi ingin diberikan keuntungan apapun sudah pasti kedua cara tersebut akan tersangkut ke dalam masalah ini.     

Licik? Tidak, mereka hanya melakukan apa yang harusnya mereka lakukan. Siapa pun yang tersangkut dalam tindakan kejahatan, itu tidak akan bisa dilindungi dalam bentuk apapun. Sekalipun bisa dilindungi, pasti nantinya akan terungkap juga karena bukti-bukti sudah ada dan lengkap melaporkan segala hal yang dilakukan oleh pelaku.     

"Oke, gue buat perjanjian dulu."     

…     

Priska menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya saat ini, ia berdecak kecil karena belum melihat tanda-tanda Disty dan Nika yang sesuai perjanjian mereka akan kembali dalam 10 menit kemudian.     

Menghembuskan nafas kasar, bahkan saat ini Priska sampai menyilangkan kedua tangan di depan dada ya karena saking kesal menunggu dengan waktu yang agak lama.     

"Ini sahabat gue pada ke mana sih? Ditungguin, tapi kaya orang nggak ditungguin. Nanti kalo gue tinggal, mereka pasti marah-marah di chatan."     

Pada saat yang sama, ia melihat Disty dan Priska yang berlarian mendekati dirinya sambil ketawa-tawa serta saling mendorong satu sama lain karena bermain genangan air hujan yang juga terlihat jelas kalau hujan pun masih bisa membasahi tubuh mereka.     

"Dih bukannya cepetan malah main hujanan." Pada akhirnya Priska membantu membukakan pintu mobil untuk mereka supaya bisa langsung masuk.     

Dan ya, Disty yang lebih dulu duduk di jok yang bersampingan dengannya. Sedangkan Nika langsung saja membuka pintu mobil dan mendaratkan bokongnya di jok belakang. Ya, ia duduk sendirian di belakang.     

"Aduh sorry lama, itu tadi ternyata Nika juga mules. Makannya cireng terus sih sama kayak Mario, makanya bikin mules-mules." ucap Disty yang lebih dulu menjelaskan sebelum Priska menanyakan kenapa mereka lama.     

Priska menganggukkan kepala sambil ber-oh-ria. Ia tidak masalah dengan hal itu, lagipula memangnya siapa yang bisa memprediksi kalau seseorang ingin buang air besar? Kan tidak pernah ada yang bisa memprediksinya.     

"Ya udah, tapi chat gue gak di balas. Emangnya lo berdua langsung masuk ke toilet?" tanya Priska sambil mempersiapkan diri dan memakai seat belt di tubuhnya, begitu juga dengan Disty.     

"Iya, tadinya Nika nunggu di deket wastafel. Eh akhinya tuh anak juga ikutan mules." balas Disty. Ia sudah meletakkan tas punggung di dekat kakinya.     

Nika yang mendengar itu pun menganggukkan kepala. "Iya anjir, tadi gue tiba-tiba mules banget. Gue gak tau kalau cireng isiannya bisa se-pedes itu, mungkin perut gue kaget." balasnya yang membenarkan serta melengkapi apa yang dikatakan oleh sahabatnya yang tengah merangkai kata penuh dengan kebohongan itu.     

"Ya udah, ini lo berdua mau langsung balik ke rumah masing-masing atau mau mampir ke rumah gue dulu?" tanya Priska, ia lebih memilih untuk mulai memundurkan mobil, lalu merasa sudah memiliki space untuk berjalan, ia melajukan mobilnya untuk ke luar sekolah karena memang beruntung gerbang sekolah masih terbuka lebar.     

"Gue maunya sih balik aja, tapi mikir di rumah gak ada siapa-siapa, gue ke rumah lo aja deh." balas Nika sambil menyenderkan punggungnya pada sandaran jok mobil.     

Disty terkekeh kecil, perkataan Nika ada benarnya juga mengenai hal ini. "Iya tuh gue juga setuju sama apa yang di bilang sama Nika, gue juga ikut ke rumah lo aja deh. Gabut juga di rumah palingan nanti kan cuma sendirian."     

Priska menganggukkan kepala saat apa yang dikatakan oleh kedua sahabatnya yang mengatakan hal ini. "Oke, tujuan selanjutnya ke rumah gue."     

Tanpa Priska sadari, semua orang di hidupnya mulai bersandiwara dan juga berpura-pura untuk baik terhadapnya.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.