Elbara : Melts The Coldest Heart

Belum Cukup Waktu Bersama



Belum Cukup Waktu Bersama

0Udara malam hari menerpa permukaan kulit Rehan, udaranya dingin karena memang tadi siang turun hujan deras yang membuat malam harinya semakin dingin daripada malam-malam sebelumnya.     
0

Di teras rumah, ia menatap langit terlebih dahulu sebelum memasuki rumahnya untuk mengizinkan El pulang. El sangatlah berterimakasih kepada cowok tersebut karena sudah menjaga adiknya dengan baik.     

Langit malam adalah saksi sebagai bukti kedekatannya dengan Laras, setiap mereka berjalan-jalan, pasti memang mereka hanya memiliki waktu luang di malam hari. Ah bukan, sebenarnya Laras bisa kapan saja namun yang tidak bisa mengatur waktu itu adalah Rehan. Selain memang ia bekerja sampai tujuh malam, ia juga tidak bisa meninggalkan Nusa terlalu lama di rumah kalaupun El ada disana untuk menamani adiknya.     

Mengambil napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan, Rehan mengulas sebuah senyuman di permukaan wajahnya. Tiba-tiba, ia merasa ada jutaan kupu-kupu yang bersarang di rongga dadanya bahkan sampai berterbangan.     

Rehan tahu kalau hubungannya dengan Laras belum melebihi hubungan yang spesial, bahkan memasuki hubungan spesial pun belum. Ia seperti ingin langsung memiliki hubungan sah dengan cewek tersebut, namun ia ingin meyakinkan diri terlebih dahulu juga ingin tahu seberapa sayangnya Laras kepadanya dan ia akan menilai bagaimana sifat cewek tersebut.     

Rasanya aneh kalau membayangkan masa depan dengan seseorang yang belum menjadi siapa siapa di hidupnya. Iya, Rehan tengah berhalusinasi. Namun, ia akan tetap memiliki tujuan serius jika memiliki niat.     

Lagipula, Rehan merasa kalau materinya sudah cukup untuk memiliki rumah tangga. Bahkan, gajinya di tempat kerjaan yang sekarang, bisa menyentuh gaji UMR. Jadi, ia merasa sudah cukup mapan, dan tinggal mencari Jodoh yang tepat untuknya.     

Mencari jodoh adalah hal yang sulit untuk dilakukan namun Biasanya tanpa dicari pun jodoh akan segera datang menghampiri jika memang itu sudah takdir ya, dan ia berharap kalo Laras memang adalah jodohnya untuk menjalin rumah tangga kecil yang sederhana namun berkecukupan.     

Pada awalnya, Laras lah yang menghampirinya dengan keberanian. Rehan merasa kalo cewek satu itu sangat pintar dalam berbicara, juga segera handuk ucapkan tertata rapih dalam artian masih memiliki sopan santun walaupun dalam intinya mereka dekat satu sama lain.     

Entah bagaimana bisa perasaan itu juga seperti mengambil alih hatinya. Rehan yang tadinya tidak tertarik dengan namanya cinta karena adanya rusak di dalam hidup yang harus dijaga benar benar bahkan tidak boleh dilepas sendirian, tapi saat Laras memasuki kehidupannya dan semua itu terasa beda.     

Karena merasa sudah tenang dengan pikirannya, Reza memutuskan untuk berbalik badan dan kini mulai mendorong pintu untuk masuk ke rumah.     

Sekarang pukul setengah sembilan malam, yang dalam artian ia terlambat satu jam setengah menuju rumah. Itu karena ia tadi sebentar nongkrong di angkringan untuk memakan berbagai aneka sate dengan Laras sambil mengobrol ringan. Juga, ia mengantarkan cewek tersebut sampai rumahnya walaupun belum sempat berkenalan dengan kedua orang tua cewek tersebut.     

Terdengar suara tawa El dan Nusa, ia tersenyum di permukaan wajahnya karena melihat Nusa saat ini tengah bercanda tawa dengan cowok yang mungkin memang sudah tepat menjadi pilihan adiknya. Sebelumnya, Nusa selalu sendirian di rumah ketika ia berangkat bekerja. Dan ia sangat bersyukur sekali kalo adik yaitu menemukan seseorang yang bisa menemaninya dengan suka hati bahkan tidak protes waktunya terbuang hanya untuk menemani Nusa.     

"Waduh, asik banget bercandanya. Boleh kali kakak ikutan?" ucap Rehan yang memang sekalian menyadari El dan Nusa yang tampak asik sendiri dengan keberadaannya. Ia Terkekeh kecil di ujung kalimat, sambil menghentikan jalannya beberapa langkah dari mereka berdua.     

Mendengar suara bariton yang lain dengan suara El, menjadikan Nusa menolehkan pandangan nya ke sumber suara. Ia menemukan Rehan yang kini sudah berdiri beberapa langkah di hadapannya. Ia tersenyum hangat setelah itu berjalan ke arah Rehan untuk menyalami tangan kakaknya yang baru pulang bekerja.     

"Akhirnya Kakak pulang juga, udah ngedate nya?" tanya Nusa, iya menaik turunkan kedua alisnya untuk menggoda Rehan yang terlihat sedang mabuk Kepayang. Ia dapat membedakan semua ekspresi Rehan dan kakak nya itu tidak bisa berbohong kepadanya, termasuk pada malam ini ya sudah jelas sekali Rehan baru pulang hangout bersama dengan Laras.     

Mendengar pertanyaan Nusa, menjadikan Reza gelagapan karena merasa kalau dirinya tertangkap basah oleh adiknya sendiri. Ia meringis kecil sambil menggaruk kepala belakang yang sama sekali tidak gatal, lalu mendengus kecil. " iya kaka baru pulang nongkrong sama Laras, katanya dia mau ketemu sama kamu. Kamu kapan ya bisa ketemu sama dia?" tanyanya yang sekalian menyampaikan perkataan Laras yang memang ingin bertemu dengan usaha secara langsung dan ingin mengobrol dengan adiknya.     

El menyimak namun sesekali terkekeh kecil karena melihat wajah Rehan yang terlihat merah. "Han, muka lo tuh kondisikan. Baru ngerasain jatuh cinta ya? Udah tua woi, yuk bisa yuk nikah." Ucapnya yang meledek salah satu teman sekaligus calon kakak ipar nya yang terlihat seperti baru pertama kali lagi mengenal cinta.     

Rencananya terkaya kecil dengan apa yang dikatakan oleh El, ia akan membalas perkataan cowok tersebut dengan kenyataan yang ada. "Yeh kayak lo nggak pertama kali jatuh cinta aja sama adik gue, lo sama gue barat itu sama aja. Sama apa? Sama-sama bucin."     

Nusa terkekeh dengan perkataan Rehan yang menjawab El. "Ya udah gih kakak kan abis kerja juga tadi kan habis nongkrong sama kak Laras, sekarang kakak bersih bersih dulu, mandi. Kalau semisalnya nanti lapar lagi, aku udah masak kok di meja makan ada beberapa menu masakan."     

Mengangkat sebelah alisnya di kala mendengar Nusa yang mengatakan beberapa makanan, yang di mana biasanya cewek tersebut akan hanya memasak satu bahan makanan jika memang ia tidak ada di rumah karena alasan malas. " Tumben banget banyak masak menu, kenapa?" Namun seperti tiba tiba jawaban yang ia tanyakan melintas di pikirannya, menjadikan nya kini menepuk kening pertanda kalau ia lalai. " Oalah baru sadar kakak, ternyata masak banyak itu karena ada pacar toh..."     

Ucapan Rehan bukannya membuat Nusa terasa bebas dari ruang lingkup romantis yang menjadikan ia merasa malu bahkan saat ini mungkin kedua pipinya kembali merona karena sebelumnya El telah yang telah membuatnya merona juga sama seperti ini, justru kakaknya itu malah menggodanya.     

"Udah deh sana Kakak bersih-bersih."     

"Ntar dulu, gue mau pamit pulang, gak apa-apa kan?" ucap El yang mengintrupsi, ia menahan agar Rehan tidak pergi terlebih dulu sebelum dirinya berpamitan dengan cowok tersebut.     

Nusa tentu saja menganggukkan kepala, merasa tidak masalah kalau El ingin berpamitan karena dari siang cowok tersebut berada di rumahnya. Walaupun mereka hanya berdua, mereka mampu menghidupkan suasana dengan canda dan tawa. Bahkan, mereka tidak pernah melakukan hubungan apapun itu yang tercela. Artinya, mereka tau batasan. "Ya udah pamitan dulu sama Kak Rehan." ucapnya dengan mengulas senyuman.     

El melangkahkan kaki mendekati Rehan, lalu mereka berdua ber-high-five. "Gue balik dulu bro, adik lo aman sama gue. Gak lecet, gak kenapa-napa, pokoknya mulus." ucapnya yang seperti melakukan laporan atas apa yang ia lakukan dengan hasil memuaskan.     

Merasa percaya dengan semua yang dilakukan oleh El, Rehan tentu saja menganggukan kepalanya. "Siap, gua percaya sama lo. Ya udah hati hati ya di jalan, jangan ngebut ngebut lo nanti kenapanapa lagi dan jangan sampai itu terjadi."     

…     

Nusa kini berada di teras rumahnya karena memang mengantar El keluar rumah untuk berpisah dengan cowok tersebut. Sebenarnya, perasaan cewek tidak akan puas telah menghabiskan banyak waktu dengan pasangannya yang padahal sudah cukup lama. Dan di saat pacar ingin pulang, pasti akan merasa kehilangan dan merasa belum cukup waktu yang diberikan cowok tersebut untuk dirinya.     

Nusa bertatapan dengan El, entah mengapa yang mengerucutkan bibir rasakan tidak rela jika saat ini cowok tersebut pulang ke rumahnya. Padahal jelas-jelas tadi ia yang mengizinkan El pulang sewaktu cowok tersebut ingin meninggalkan rumahnya dan berpamitan dengam Rehan.     

Merasa aneh dengan perilaku Nusa yang seolah olah tidak rela dengan kepulangannya, menjadikan El saat ini meringis kecil karena tau kalau pacaran itu pasti tengah merajuk tentang kepulangan nya.     

"Kenapa lagi?" tanya El, tentu saya dengan nada bicara yang lemah lembut karena ia perhatian dengan Nusa. "Lo nggak mau gue pulang? Kalau semisalnya emang begitu, gue izin sama nyokap dulu buat menginap di sini tapi nanti gua tidurnya bareng Rehan, gimana?" sambungnya yang memang lebih menuruti.     

Mendengar perkataan gila yang dikatakan oleh El menjadikan Nusa membelalakkan kedua bola mata yang. Yang pada dasarnya biasanya para cowok akan menolak bahkan sampai menjanjikan hal baru demi bisa pulang ke rumahnya, namun berbeda dengan El yang malah menurutinya dan berfikir ingin izin ke orang tuanya yang akan menginap disini. "Lah, kamu bercanda ya? Aku nggak ada kepikiraan buat menyuruh kamu menginap biar kamu stay sama aku. Ini cuma mood aku aja yang emang selalu merasa ditinggal kamu dan kembali kangen lagi yang padahal kita udah lama nggak bikin banyak waktu buat bersama. Jadi, kamu nggak perlu sampai izin buat menginap di sini. Karena, aku tahu kamu memiliki kehidupan selain sama aku."     

El terkekeh kecil, ia merasa tidak keberatan dengan apa yang dirinya katakan kepada Nusa barusan. Jika seorang cewek ngambek karena tidak ingin cowoknya pulang ke rumah, tentu saja dipikiran El, ia langsung saja meminta izin kepada orang tuanya untuk menginap selagi di rumah cewekny masih ada seseorang yang berarti mereka tidak hanya berdua di dalam rumah.     

"Ya terus gue harus ngapain? Lo kan ngambek karena gue mau pulang, oh atau mau dipeluk?"     

Mendengar ucapan El yang seperti menawarkan pelukan, menjadikan Nusa menganggukan kepalanya dengan semangat sambil melebarkan senyuman. "Yeay, aku mau dipeluk."     

Tanpa banyak berbasa-basi lagi, Nusa segera masuk ke dalam pelukan El dan memeluk tubuh cowok itu dengan sangat erat menyalurkan ke hangatan dan menyalurkan kasih sayang yang dapat dirasakan oleh kedua belah pihak.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.