Elbara : Melts The Coldest Heart

Nusa Menggemaskan



Nusa Menggemaskan

0"Ekhem, seru banget nih ngobrol. Lo pasti nungguin gue ya, sayang?"     
0

El segera duduk di samping Nusa yang tempatnya kosong, ia tau kalau bangku kosong kantin tersebut sudah di sediakan dari cewek tersebut untuk dirinya.     

Nusa langsung menolehkan kepala ke arah El, menjadikan senyuman mengembang yang padahal beberapa menit sebelumnya senyuman tersebut hilang dan lenyap entah kemana.     

"Yeayyyyy akhirnya nyampe juga di kantin." ucap Nusa dengan nada bicara yang riang langsung saja memeluk lengan El dengan sangat erat saking senangnya bertemu dengan orang yang sedaritadi dirinya tunggu-tunggu.     

El menatap Nusa dengan senyuman mengembang yang saat ini mampu membuat para fans-nya memekik tertahan. Senyumannya sangat mempesona, siapapun mungkin ingin sekali memiliki cita-cita untuk diberikan senyuman kepadanya.     

"Kenapa? Kangen? Padahal gue cuma ke toilet, udah wangi juga kok tenang aja jangan jijik."     

"Iya gak apa-apa, kamu mau makan apa nih? Nanti aku yang pesenin aja,"     

"Gak usah, tuh ada Mario yang udah selesai makan."     

Lagi enak-enak makan cireng, akhirnya ia kena. Dan kini Mario menatap ke arah El dengan cemberut sambil menunjukkan cireng yang berada di tangannya. "Ih ini belum habis." ucapnya dengan wajah yang lesu, bahkan raut wajahnya begitu menyedihkan seperti anak kecil yang di suruh mandi tapi masih ingin makan camilan.     

El mendengus, ia tau betul bagaimana cara terampuh supaya Mario menyetujui apa yang dikatakannya. "Udah sana tolong beliin gue makanan yang biasanya di pesen, nanti gue traktir lo apaan aja sana pesen juga buat lo." ucapnya pada akhirnya.     

Reza yang mendengar itu tidak setuju, apalagi saat ini Mario seakan mendapatkan keberuntungan dari El. "Dih masa gitu Mario doang, pilih kasih banget." ucapnya, ia pura-pura memang wajah yang sok marah bahkan merajuk.     

Mario yang melihat itu pun berakhir dengan meledek. "Makanya lo ganteng juga kayak gue, makanya bisa di suruh-suruh sama El sekalian cat walk tebar pesona di depan kantin." ucapnya sambil mengibaskan rambut seperti memiliki rambut yang panjang layaknya para cewek.     

Kini, gantian-lah Reza yang melempari Mario dengan tisu bekas. "Mampus lo rasain, ngomong terus kerjaannya." balasnya yang merasa puas sambil mengembangkan senyuman.     

Mario berdecak kesal, lalu menatap El seolah mengadu. "Dad El, tuh liat si Reza malah nistain aku. Dede tersakiti, Dad."     

"Jijik, Mario." balas El sambil menyernyitkan alis.     

Mendengar itu, Nusa terkekeh kecil. Ia tidak bisa melihat tingkah laku Reza dan Mario karena mereka berdua selalu saja mengundang tawa. "Ya udah sana Reza juga jajan, nanti yang bayarin El. Iya kan, sayang?" ucapnya yang di akhir perkataan langsung menatap El dengan suara menggemaskan nan manja.     

Tidak bisa menolak apa yang dikatakan oleh Nusa, menjadikan El menatap Reza dan Mario sambil menganggukkan kepalanya. "Iya iya sana lo berdua sekalian jajan, bawel dasar." Pada akhirnya, ia berkata seperti ini.     

Reza berseru senang walaupun tidak terlalu heboh, setelah itu ia beranjak dari duduk sambil menyeret Mario yang sekarang mereka malah terlihat seperti anak kembar yang memiliki tujuan kesenangan yang serupa.     

Nusa sih hanya terkekeh kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala tau sifat Reza dan Mario yang selau humoris.     

"Di makan itu bakso-nya, nanti keburu dingin malah gak enak loh di makan." El menatap Nusa bergantian menatap mangkuk yang berada di hadapan ceweknya tersebut. Sejak ia datang, Nusa tak lagi menyentuh makanannya.     

Nusa menggelengkan kepala, ia kini sudah kembali menegakkan duduknya namun mengubah menjadi arah menyerong ke cowok di sebelahnya. "Gak mau makan sendiri, maunya di suapin biar semangat makannya." ucapnya sambil menampilkan senyuman yang manis.     

El terkekeh, setelah itu mengiyakan apa yang dikatakan oleh Nusa untuk menyuapi makan cewek tersebut. Ia menggeser mangkuk bakso mendekati dirinya, setelah itu mulai memotong daging bakso dengan ukuran kecil. "Buka mulutnya, satu suapan bakso akan datang." ucapnya seperti bermain pesawat mainan yang padahal ingin menyuapi bakso ke Nusa dengan sendok.     

Nusa terkekeh, lalu membuka mulutnya dan menerima suapan dari El.     

"Enak?" tanya El sambil tersenyum, lalu menyendokkan satu suapan bakso lgi untuk di berikan kepada Nusa.     

Pertanyaan El seperti sudah tidak perlu di tanyakan lagi karena memiliki jawaban. Menjadikan Nusa tanpa berbasa-basi pun langsung menganggukkan kepalanya dengan tegas. "Iya dong enak, masa iya ada bakso yang gak enak?" Sejauh dan selama dirinya hidup, saat menikmati satu mangkuk bakso pun itu memiliki rasa yang enak, tidak pernah seperti ada rasa yang gagal produksi.     

El mengangkat kedua bahu. "Ya kali aja gitu ada yang gak enak, kan beda lidah beda rasa." Lalu, ia kembali menyuapi sendokan kedua ke dalm mulut cewek yang berada di sampingnya.     

Banyak murid yang secara terang-terangan melihat bagaimana romantisnya seorang El, bahkan kini ada yang cosplay sedang halusinasi di suapi El padahal mah yang menyuapi adalah temannya sendiri. Di saat memiliki idola yang berada di satu pijakan, pasti ada rasa yang harus di tahan saat mengetahui kalau sang idola sudah memiliki pawangnya.     

Nusa makan dengan lahap, berbeda jika di bandingkan sebelum adanya El.     

"Tadi kok kamu ke toilet lama banget?" tanya Nusa yang tadinya ingin diam supaya tenang-tenang saja, pada akhirnya perkata seperti ini. Ia menatap El dengan sorot mata polos yang seperti penasaran dengan apa yang sebelumnya di lakukan oleh sang pacar.     

Pertanyaan Nusa yang paling di hindari oleh El pun membuat dirinya menghembuskan napas dengan pelan. Tentu saja ia tidak ingin jujur karena habis bertemu dengan Priska, pasalnya nanti malah semuanya terbongkar. Nanti juga saat berkumpul dengan Mario dan Reza tanpa Nusa, ia akan memberitahu kedua sahabatnya.     

"Ya gue ke toilet lah, melakukan hal-hal yang biasa orang lain kalau ke toilet." balasnya, sangat realitas sekali.     

Nusa menaikkan sebelah alisnya, setelah itu berdehem kecil. "Tadi kata Reza, El dapet panggilan alam, iya? Pantesan lama banget di toilet berasa setahun," ucapnya lalu terkekeh kecil.     

Sepertinya, El setelah ini harus berterimakasih kepada Reza yang sudah menolong dan membuat Nusa berpikiran serupa.     

El menganggukkan kepala, setelah itu ikutan terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.     

"Iya nih tadi ada panggilan alam, maafin ya kalau tadi gue lama. Lo pasti nungguin? Sampai makannya belum habis gini."     

Membicarakan tentang makanan, kenapa Reza dan Mario tidak balik-balik, ya?     

Nusa menganggukkan kepala setelah itu tersenyum dengan sangat lebar. "Gak apa-apa, tadi emang aku tuh nungguin tapi sekarang kan udah gak soalnya kan ada kamu jadinya udah ada lagi deh mood-nya, yeay!"     

Mendengar Nusa yang sangat menggemaskan menjadikan El menjulurkan tangan untuk mengelus-elus puncak kepala cewek tersebut. "Gemes banget pacarnya gue."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.