Elbara : Melts The Coldest Heart

Pertemanan yang Baik



Pertemanan yang Baik

0"Satu, dua, tiga, yuk ganti gaya lagi biar banyak."     
0

Mendengar itu, Nusa menjulurkan lidah keluar dan mengarahkannya ke kamera sebagai pose. Ia dan Moli memang tengah berfoto-foto di meja kantin. Bukan untuk caper, namun untuk kenang-kenangan saja yang di mau oleh Moli.     

"Asik, hasil fotonya bagus-bagus banget." ucap Moli sambil menatap puas layar ponselnya yang menampilkan beberapa deret foto dengan beragam pose ke hadapan Nusa yang duduk tepat di sampingnya.     

Mendengar itu, Nusa pun menolehkan kepala ke arah Moli dan menatap ponsel cewek itu. Ia menganggukkan kepala di kla setuju dengan foto yang bagus-bagus seperti apa yang dikatakan oleh Moli. "Iya, bagus. Nanti foto-fotonya kirim ke aku, ya?" balasnya yang merespon dengan baik.     

Kini, dua cewek cantik yang tersorot warga sekolah tengah menjadi pusat perhatian karena mereka hanya duduk berdua dan tidak ada cowok mereka yang paling di takuti satu sekolah, El dan Bian.     

Moli menganggukkan kepala, memberikan senyuman termanis untuk Nusa. "Oke, ini langsung aku kirim aja soalnya kalau nanti-nanti takutnya bisa lupa." balasnya, lalu mengutak-atik ponsel dan membiarkan tangannya menari-nari di layar ponsel untuk mengoperasikan benda pipih tersebut.     

Nusa diam dan memilih untuk meraih gelas yang berisikan lemon tea, ia meminumnya menggunakkan bantuan sedotan. Menelusuri di setiap sudut kantin, ia tidak banyak mengenal murid-murid disini karena ia termasuk cewek yang anti sosial.     

Anti sosial bukan seperti Moli yang merupakan pilihan, namun anti sosial karena Nusa memang tidak pandai bergaul dengan banyak orang.     

"Udah nih." ucap Moli sambil mematikan ponsel, lalu kembali di letakkan di atas meja.     

Mereka menikmati waktu istirahat berdua. Makan bersama, sambil melakukan kegiatan layaknya teman ya karena memang benar kalau mereka kan saat ini berteman.     

"Boleh gak sih kalau aku post di Instagram?" tanya Moli sambil bertanya dengan tatapan polos. Belum lagi, tangannya kini memegang sumpit karena sedang makan mie ayam yang memang tidak pernah bosan untuk di nikmati.     

Mendengar pertanyaan Moli yang seharusnya tidak perlu di tanyakan itu menjadikan Nusa menaikkan sebelah alisnya, bingung. "Kenapa kamu harus bertanya ingin posting foto dengan ku? Kamu bebas mempostingnya." balasnya.     

Moli menaikkan kedua bahu, lalu beberapa saat memakan mie ayam lebih dulu karena kalau berbicara sambil mengunyah itu sangatlah tidak baik. "Ya kali saja fans-mu sama El ngiranya aku pansos ke kalian berdua." Ya sebagai tindakan wanti-wanti, tidak masalah, kan?     

Tertawa dengan apa yang menjadikan alasan Moli izin post foto dengannya, Nusa menatap mangkuk soto ayam miliknya sambil memeras setengah potong jeruk nipis ke atasnya.     

"Enggak, memangnya siapa yang fans sama aku? Tidak ada hubungannya juga dengan El, posting saja karena kita kan berteman." Nusa sangatlah baik karena sifatnya yang memang murni seperti itu.     

Apalagi dari sudut pandang Moli? Ia merasa di saat Nusa mangakui pertemanan mereka bahkan sampai memperlakukan dirinya memang seperti teman yang sudah sangat dekat, di saat itu juga seorang Moli sangatlah beruntung memiliki pertemanan dengan Nusa.     

"Ya udah kalau gitu deh, makasih ya. Aku mau makan sambil edit dulu sebentar," jawab Moli.     

Menganggukkan kepala, Nusa melihat Moli yang saat ini sudah terfokus kembali menatap ponsel dengan tangan yang gantian memegang sumpit untuk memasukkan mie ayam ke dalam mulutnya.     

Sedangkan Nusa? Ia tidak pernah keberatan di saat orang lain terfokus dengan ponsel, dan di saat itu juga ia harus mengerti dan kini pilihannya juga sama untuk memegang ponsel karena berniat untuk mengirim pesan kepada El.     

| ruang pesan |     

El     

Lo udah makan, Sa? Kalau ada cewek yang deketin lo, tandain mukanya biar nanti gue hajar.     

Sungguh, Nusa baru melihat pesan El yang ini. Dan setelah membacanya, memang terdengar lucu. Memangnya siapa yanng ingin mendekati pacar dari seorang El? Ingin mendekati pun sepertinya harus berpikir untuk yang beribu-ribu kalinya.     

Nusa     

Iya, El ku sayang. Enggak kok, gak ada yang godain aku.     

Setelah itu, Nusa mengirim foto kalau dirinya hanya bersama dengan Moli namun di foto tersebut tidak ingin menunjukkan wajah Moli karena asal poto dan langsung mengirimnya.     

Nusa     

Mengirim foto…     

El     

Ya udah bagus, gue nanti kesana kalau udah kelar makan. Lagi dengerin ocehan dua sesepuh,     

Nusa     

Siapa emangnya, El?     

El     

Siapa lagi kalau bukan Reza dan Mario?     

Nusa terkekeh kecil, benar juga apa yang dikatakan oleh El di kolom chatan. Tidak ada yang bisa menandingi kebawelan Reza dan Mario, topik pembahasan mereka berdua sangat banyak sekali.     

Nusa     

Oke deh kalau begitu, kamu lanjut ngobrol aja sama sahabat kamu.     

El     

Lo sendiri kenapa buka hp?     

Nusa     

Moli lagi edit foto aku sama dia, mau di posting di Instagram, gak kenapa-napa kan?     

El     

Ya gak apa-apa dong, sayang.     

Nusa     

Ya udah lanjutin gih makannya, sampai nanti!     

El     

Sampai nanti juga sayang ku cinta!!     

Read     

| pesan berakhir |     

Selesai chatan, Nusa pun masih senyum-senyum sendiri di kala mengingat isi pesan barusan bagi dirinya dan El.     

"Gemes banget punya cowok." gumamnya, lalu menggelengkan kepala untuk menangkis pemikiran yang terus menerus melayang-layang di hatinya.     

Mungkin Moli mendengar gumam-an Nusa, menjadikan ia menolehkan kepala ke arah Nusa dan saat ini melihat cewek tersebut yang tengah senyum-senyum tidak jelas. "Ih kenapa kamu? Senyum-senyum kayak gitu ih ngeri," balasnya yang penasaran, ada apa gerangan?     

Menolehkan kepala ke sumber suara yang bertanya kepadanya, kini Nusa dapat melihat wajah Moli dengan jelas. "Gak kenapa-napa kok, habis chatan aja sama El, aku gemes sama dia." balasnya, berusaha untuk mengatur senyuman agar tidak terlalu mengembang.     

Moli terkekeh, ia selalu merasa senang jika hubungan orang lain terlihat menyenangkan seperti ini. "Oh pantesan aja kamu senyum-senyum gitu, ternyata pelakunya El, gak jauh-jauh emang."     

Nusa masih tersenyum, sungguh seperti tidak bisa berhenti. Ternyata, jatuh cinta memang terasa sangat manis, ya? Sampai-sampai dirinya seakan melayang sampai menyentuh langit bagian teratas.     

Moli pun ikutan tersenyum. Ia mungkin belum bisa merasakan apa yang Nusa rasakan karena Bian terlalu tidak peduli hanya untuk memberikan kabar seperti yang dilakukan El kepada Nusa.     

Iri? Sebenarnya sih tidak boleh ada kata itu di antara Moli dan Nusa. Namun siapa yang pernah bisa berdamai dengan hati di kala perasaannya saat ini seakan berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Nusa yang benar-benar cople goals bersama El.     

"Nanti El mau kesini mungkin sama Reza dan Mario, klau gabung gak kenapa-napa kan ya?" tanya Nusa lebih dulu karena takut kalau Moli akan merasa risih atau segala perumpamaan yang serupa lainnya.     

Moli tentu saja menganggukkan kepala sambil tersenyum, ia juga suka dengan pembahasan Reza dan Mario. "Gak apa-apa dong, kan jadi tambah seru berkali-kali lipat."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.