Elbara : Melts The Coldest Heart

Perbedaan Dulu dan Sekarang



Perbedaan Dulu dan Sekarang

0Sesampainya di parkiran …     
0

El tidak melihat Reza dan Priska. Hanya tersisa Mario dan Alvira saja yang terlihat saling mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan namun terlihat sang adik yang tertawa dengan lepas dan itu membuat senyumnya hadir walaupun hanya seulas senyuman saja.     

"Turunin aku, malu banget ada Mario sama Alvira, El." ucap Nusa sambil menyentil pipi El dengan pelan. Ia sudah meminta sejak sebelum sampai di lapangan, dan kini Mario dan Alvira sudah menatap ke arah dirinya.     

El terkekeh kecil, ia malah semakin melangkahkan kaki mendekati Nusa dan Alvira yang kini menatap ke arah mereka dengan senyuman yang tertahan.     

"Gak ah, tanggung sebentar lagi sampai."     

Seperti yang dikatakan oleh El kepada Nusa, cowok itu akhirnya mewujudkan perkataannya dan kini menjadikan El langsung menurunkan tubuh mungil nan ramping itu di depan mobilnya.     

"Ini Reza sama Priska udah duluan, ya?" tanyanya.     

Mario menganggukkan kepala sambil menghembuskan napas. "Beda dah emang yang udah gak jomblo lagi, makanya berdua-duaan. Tersisa gue sama Alvira yang jomblo nih, duduk di atas mobil di parkiran yang sepi." balasnya seperti meratapi nasib, memang sudah takdir.     

El menganggukkan kepalanya saja. "Lo berdua mau ikut kuta ke toko buku apa gimana nih?" tanyanya, memang sebelumnya ia belum mengatakan ingin kemana tujuannya dengan Nusa.     

Mendengar itu, Alvira menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak tau kalau tujuan El mengajaknya itu adalah ke toko buku. Satu-satunya tempat yang paling malas ia kunjungi karena memang ia benci membaca. Bukannya benci membaca sih, lebih tepatnya memang tidak suka membaca.     

"Gak deh, mau gimana pun aku gak suka ke toko buku. Lebih baik gak usah ikut deh, aku bisa naik taxi online." balas Alvira sambil beranjak dari duduknya di atas mobil, kini ia sudah berdiri di hadapan Nusa.     

"Kak Nusa, Alvira mau pergi nih. Kakak have fun ya sama Kak Bara, jangan mikirin apa-apa selain kesenangan kalian berdua." Setelah itu, ia bergerak maju untuk memeluk tubuh Nusa yang cukup mungil seperti dirinya.     

Nusa menganggukkan kepala, membalas pelukan Alvira dengan perasaan sayang. "Makasih, hati-hati di jalan ya, Ra. Kamu sama Mario aja biar ada yang jagain,"     

Mereka sudah melepaskan pelukan.     

El menganggukkan kepala, merasa setuju dengan apa yang dikatakan oleh Nusa. "Iya tuh lo sama Mario aja biar aman, soalnya juga gue tau Mario gak bakalan mau jadi nyamuk."     

Mario menganggukkan kepala, membenarkan ucapan El karena ia setuju karena tidak ingin jadi nyamuk di tengah-tengah orang yang tengah berkasmaran. Apalagi pasangan baru layaknya Nusa dan El, tidak boleh di ragukan lagi kalau mereka berdua itu memang sangat menjadikan dunia terasa milik berdua.     

"Iya gue gak mau jadi nyamuk, mendingan ikut Alvira aja." balas Mario, lalu segera menarik tangan Alvira dengan perlahan membawa cewek tersebut menjauh dari El dan Nusa untuk berdiri tepat di depan gerbang sekolah, ia akan memesan taxi online dengan tujuan awal ke rumah Alvira lebih dulu.     

El yang melihat itu pun memastikan Alvira aman, ia sangat percaya dengan Mario yang dapat menjaga adiknya dengan baik.     

"Itu gak kenapa-napa kalau Alvira naik taxi online?" tanya Nusa dengan nada bicara yang sedikit ragu, ia menatap El seperti layaknya gadis polos yang membutuhkan jawaban.     

El sedikit menundukkan kepala, menatap ke arah Nusa lalu menganggukkan kepala dengan perlahan. "Iya gak kenapa-napa kok, kan lebih aman naik kendaraan online daripada kendaraan umum yang jauh lebih rawan kriminalitas." Ia tau betul kalau kekhawatiran Nusa karena cewek ini takut karena tidak mempercayai orang asing, apalagi tidak pernah pergi kemana-mana kecuali bersama dengan Rehan.     

Nusa menggelengkan kepala, menurutnya tidak aman. "Lebih aman kalau bersama dengan orang yang di kenal, El."     

"Nah makanya gue nyetujuin ucapan lo buat Mario ikut sama Alvira. Lo jangan khawatir, oke? Gue tau lo punya trauma atau ketakutan tersendiri dan gue juga mewajari kok, tapi gue juga kasih penjelasan biar lo paham kenapa Alvira dan beberapa cewek di luar sana merasa biasa aja."     

"Iya aku paham, tapi masih tetep aja takut hehe."     

El mengunci tatapannya pada Nusa. Ini bukan hanya tentang El dan Nusa, ini tentang apa yang ada di kehidupannya saat ini. "Lo ada gue, gue sayang sama lo dan lo juga tau jalau gue selalu herusaha buat gak permasalahin apa yang jadi ketakutan lo, oke?"     

Segala yang El berikan untuk Nusa sangatlah spesial, bahkan dari segi apapun sangat terlihat sempurna, sungguh.     

Nusa terharu, ia menganggukkan kepala dengan kedua bola mata yang mulai berbinar karena haru.     

Baru pertama kali berpacaran, dan artinya baru pertama kali di perlakukan oleh cowok sebaik ini selain dengan Rehan.     

"Terima kasih banyak, El. Nusa juga sayang sama kamu, sayang banget bahkan dari awal ketemu si manusia es satu ini." balas Nusa. Lalu dengan jahil mencolek pipi El, ia ingat awal-awal cowok itu parah saat ia memeriksa wajah El.     

Mendapatkan tangan Nusa yang ada di wajahnya, untuk kali ini El tidak marah. Ia tidak keberatan akan hal itu, jadi memilih untuk menampilkan senyuman. "Apa? Berharap kalau gue marah, iya? Enggak dong, gue udah gak bakalan marah sama hal-hal yang sepele kayak gitu buat lo."     

Nusa mendengus saat mengetahui idenya yang ingin melihat El kembali merajuk karena area wajah yang sensitif dirinya sentuh. "Ish males, masa kamu gitu? Dulu marah, sekarang enggak."     

Mendengar keluhan Nusa malah menjadikan El terkekeh saat ini karena merasa aneh dengan perkataan Nusa. "Emangnya lo mau kalau gue marah? Lagipula kan dulu sama sekarang itu berbeda." balasnya.     

"Apa bedanya?" tanya Nusa sambil mengerjapkan kedua bola matanya dengan polos.     

El menampilkan senyuman yang manis, yang hanya dapat ia tunjukkan kepada Nusa. Satu-satunya cewek yang berhasil membuatnya seperti ini. "Ya bedanya udah jelas lah, masa kamu gak tau? Bedanya itu, kan sekarang gue udah sayang banget sama lo. Tapi bukan berarti, lo boleh dengan bebas pegang wajah gue."     

Nusa menganggukkan kepala, lalu menghembuskan napas dengan perlahan. "Iya ish, gak lagi-lagi kok. Lagian juga aku bercanda doang, maafin ya." ucapnya sambil mencicit kecil, ia menyadari kesalahannya yang tadi.     

Gemas dengan tingkah Nusa yang kesekian kalinya menjadikan El terkekeh kecil sambil mengusap-usap puncak kepala cewek tersebut. "Iya di maafin sayang, dah yuk kita masuk ke mobil gue yakin juga Mario dan Alvira udah masuk ke taxi online." balasnya sambil mengajak Nusa untuk segera.     

Menganggukkan kepala, Nusa memberikan hormat ke arah El. "Siap Pak, bos! Let's go!!"     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.