Elbara : Melts The Coldest Heart

Mommy Terbaik



Mommy Terbaik

0"Oh ya, Mommy. Mana oleh-oleh untukku, ada, kan?" sambungnya yang teringat oleh-oleh yang dibawakan untuknya.     
0

Mira tersenyum, tentu saja ia ingat dengan semua permintaan putrinya yang cantik itu? "Udah dong, semuanya aman terkendali, Mommy udah beliin oleh-oleh Buat kamu, sesuai dengan permintaan." balasnya.     

Seberapa rasa sayang orang tua itu di lihat dari ketulusan cara memperlakukan seorang anak dengan sangat baik dan penuh dengan kelembutan. Namun kembali lagi, berbeda orang tua, maka berbeda juga cara didikannya. Apapun bentuk didikan orang tua kepada anaknya, pasti itu adalah hal yang terbaik.     

Senyuman Alvira mengembang, ia terlihat sangat senang bahkan sampai-sampai memeluk tubuh Mira lagi dengan pekikan yang tertahan.     

Mira menerima pelukan itu dengan senang hati. Bahkan, kini memeluk balik putrinya dengan rasa yang benar-benar penuh dengan kasih sayang. "Makasih Mom, Mom emang yang terbaik banget buat aku. Seneng banget oleh-oleh aku semuanya di bawain sama Mommy, seneng banget." ucapnya dengan nada haru, lalu mengendurkan pelukan untuk merasakan kehangatan di dalam pelukannya.     

"Iya sama-sama, apapun buat putri cantik Mommy. Segalanya juga bisa kok Mommy kasih selagi mampu buat beli dan nurutin apa yang kamu mau." balas Mira. Ia mencium puncak kepala Alvira dengan penuh kasih sayang. "Ya udah, Mommy ke kamar dulu, ya? Mau bersih-bersih tubuh. Kamu di sini aja, nanti Mommy ambilkan oleh-olehnya buat kamu setelah selesai membersihkan tubuh."     

…     

Mira memperlihatkan berbagai macam oleh-oleh yang dirinta bawakan untuk Alvira. Sang putrinya yang cantik melebarkan senyuman dengan sorot mata yang berkaca-kaca karena haru saking banyaknya yang dibelikan olehnya seperti ini.     

"Kok banyak banget, Mom? Ini gak salah aku atau gimana?" tanya Alvira dengan tatapan haru. Di depannya saat ini sudah ada berderet paper bag yang menjadikan tatapan matanya berkelip sangat senang, namun di sisi lain juga merasa tidak enak.     

Ya karena apa? Permintaannya untuk oleh-oleh hanya dua macam barang saja, namun kalian tau berapa banyak item yang dibelikan Mira untuk Alvira? Ya, lima puluh item yang entahlah membuat dirinya tidak bisa berkata-kata dengan apa yang terjadi saat ini.     

Mira mendekatkan tubuhnya lebih dekat lagi dengan Alvira, lalu merangkul anaknya dengan senyuman yang sangatlah lebar. "Kan Mommy udah bilang, apapun untuk putri Mommy yang paling cantik sedunia. Ya, apapun." balasnya dengan nada bicara yang memang tidak luput dari sifat keibuan yang terpancar dari dirinya.     

Mengeluarkan banyak uang untuk kebahagiaan sang anak itu bukanlah hal yang membuang-buang uang, sungguh —apalagi Mira mengeluarkan uang hampir berjuta-juta hanya untuk oleh-oleh Alvira—. Namun, apakah Mira menyesal? Tentu saja tidak!     

"Ih, Mommy mah… Alvira sayang banget sama Mommy, aku gak ngerti gimana cara ungkapin biar Mommy tau semua apa yang aku rasain." ucap Alvira, lalu cemberut karena ia tidak bisa mengungkapkan apa yang seharusnya ia ungkapkan.     

Mira pun terharu. Ini adalah bayaran dari segala pengeluaran uang yang dirinya lakukan. Ya, kebahagiaan sang anak dan juga senyuman Alvira yang ternyata bisa berubah menjadi sendu karena merasakan terharu. "Gak perlu di ungkapin, sayang. Dengan kamu begitu aja udah cukup banget bagi Mommy mengetahui kalau kamu sangat menyayangi Mommy, iya kan?" tanyanya, sedikit menahan diri agar tidak terjadi ledakan emosi yang dapat membuat dirinya menangis bahagia.     

Namun ternyata tidak bisa, air mata Mira menetes begitu saja sampai membasahi kedua pipinya dengan sempurna. "Liat kamu bahagia, sungguh Mommy sangat bahagia sekaligus lega juga." sambungnya lagi sambil tersenyum. Ia tersenyum dalam tangis kebahagiaan.     

"Mommy jangan nangis ih, aku juga jadinya ikutan sedih." ucap Alvira dengan nada bicara yang menurun, pertanda kalau dirinta merasakan tangis yang dirasakan oleh Mira. Ya, ia merasakan tangis kebahagiaan tersebut sambil menghembuskan napasnya dengan perlahan. "Mommy adalah Mommy terbaik sedunia, Mommy sadar gak?" sambungnya sambil meraih kedua tangan Mira untuk di genggam dengan sangat hangat yang penuh ketulusan.     

Mira menganggukkan kepala. "Sadar kok, tapi Mommy gak naruh pandangan kalau jadi orang tua yang baik harus royal seperti ini. Perwujudan kasih sayang setiap orang tua itu berbeda-beda, beraneka macam. Menjadikan setiap Ibu di dunia ini juga yang terbaik kok bagi masing-masing anak." balasnya dengan bijak, tentu saja orang dewasa dengan pemikiran yang juga dewasa.     

Alvira menyandarkan kepala pada lengan Mira, membiarkan kepalanya di elus-elus oleh sang Ibu dengan penuh sayang. "Tapi kalau ada anak yang benci dengan Ibu-nya, kenapa? Bukannya surga ada di telapak kaki Ibu, lalu kalau semisalnya benci, itu bagaimana?" tanyanya sambil mendongakkan kepala, juga mengerjapkan kedua bola matanya dengan sangat lugu.     

"Ya itu berarti mungkin di antara mereka ada yang menbuat kesalahan, atau salah satu dari mereka itu ada masalah. Yang seharusnya di lakukan memang lebih baik berdamai, setelah itu saling memaafkan agar tidak hadir perasaan benci. Tapi, bagaimanapun juga surga tetap ada di telapak ibu kok." balas Mira. Kini ia seperti tengah memberikan masihat kepada anak kecil, padahal yang kini bersandar padanya adalah sang anak yang sudah menginjak umur yang hampir legal.     

Alvira mengangguk-anggukkan kepala, merasa apa yang dikatakan oleh Mira itu memang benar adanya. "Untung kita gak pernah punya masalah ya, Mom? Aku selalu sayang sama Mommy," ucapnya dengan nada bicara yang lembut dan penuh dengan ketulusan.     

Lain halnya dengan anak lain yang memang sangat gengsi untuk berkata mencintai kedua orang tuanya, Alvira tidak pernah malu untuk mengutarakan segara perasaan yang ada. Baginya, untuk mengatakan 'sayang, i love you, atau hal yang lainnya' itu bukanlah hal yang perlu untuk di jadikan gengsi. Namun, lain orang, tentu saja memiliki lain kepribadian.     

"Kamu mau tidur sama Mommy atau gak? Mommy juga kesepian kalau di kamar sendiri, sekalian kita nobar film Drama Korea koleksi kamu, gimana?"     

"Wah boleh tuh Mom, boleh banget. Udah lama ya kita gak nobar Drama Korea? Aku punya banyak list daftar film Dramor bagus yang belum aku tonton juga, ayo nonton bareng, kangen banget nonton Drakor berdua Mommy."     

Tentu saja Alvira sangat senang, ia bahkan hampir memekik dan melompat ke arah kasur saking senangnya, namun ia memilih untuk tidak melakukan hal ini.     

"Ya udah Mommy ambil barang-barang dulu dari kamar Mommy sambil sambil camilan juga, dan sebaiknya kamu ikut buat bangu Mommy." ucap Mira dengan senyuman yang mengembang, jangan lupakan sebelah matanya yang berkedip.     

Bagi Alvira, ini adalah hari yang sangat seru bersama dengan Mira yang mengajaknya menonton Drama Korea bersama. Aktivitas yang dulu selalu mereka lakukan, namun karena Mira sudah jarang memiliki waktu luang, jadi pada akhirnya mereka baru saja melakukannya kembali tepat pada hari ini.     

"Siap, komandan! Vira bakalan bantuin Mommy, apapun yang Mommy suruh."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.