Elbara : Melts The Coldest Heart

Berbincang-bincang Ringan



Berbincang-bincang Ringan

0"Mommy disana ngapain aja? Maksud aku, pasti Mommy ngeluangin waktu buat jalan-jalan, iya kan?"     
0

Nusa telah mendapatkan izin untuk memanggil Mira dengan sebutan 'Mommy' karena wanita setengah baya itu ingin menganggap dirinya sebagai seorang putri kedua setelah Alvira namun dalam status pacar putranya.     

Dan ya, kini mereka tengah berada di dapur. Nusa membantu Mira untuk membereskan meja makan serta piring kotor yang belas pakai ke wastafel.     

Padahal, Mira sudah menyuruh Nusa untuk membiarkan semua peralatan kotor tersebut karena nanti akan di cuci oleh ART. Namun, Nusa tetap bersikeras untuk membantu dan malah sekarang memilih untuk mencuci piring.     

Mira tersenyum ke arah Nusa. Ia tau kalau cewek tersebut pekerja keras dari apa yang diceritakan oleh Alvira setiap malam padanya, ternyata Nusa jauh lebih baik dari apa yang dirinya kira.     

"Mom gak jalan-jalan terus kok, tapi kalau ada waktu luang emang kan lebih baik jalan-jalan keluar dan meninggalkan pekerjaan sebentar. Soalnya nanti takut merasa penat kalau terus menerus bekerja," balasnya dengan nada lembut sambil tersenyum manis sampai terlihat kedua bola matanya yang menyipit.     

Nusa ber-oh-ria, terlihat mulutnya yang membentuk o kecil. Tangannya berbusa karena saat ini tengah mencuci piring dengan spons yang sudah di berikan sabun cuci piring di atasnya. Ia bergerak dengan hati-hati karena tangan licinnya bisa membuatnya kesulitan untuk memegang piring, belum lagi nanti takut pecah.     

"Iya juga sih ya, kalau jalan-jalan terus, ya kapan kerjaannya selesai ya Mom? Aku juga gitu kok, mendingan selesaiin semua pekerjaan dulu biar nantinya bisa istirahat." balasnya dengan sesekali menatap ke arah Mira yang kini terlihat sedang membersihkan meja.     

Mira lagi dan lagi tersenyum, entah sudah berapa kali merasa kagum dengan sosok Nusa yang menurutnya sangatlah lucu. Mungkin, Nusa agak mirip dengan Alvira, namun versi yang lebih mandiri jika di bandingkan dengan putrinya.     

"Bagus, Mommy juga suka sama kinerja kayak gitu. Oh ya, kamu mau bawa pulang makanan ke rumah?" ucapnya sambil menanyakan hal itu kepada Nusa yang dengan cekatan mengerjakan pekerjaan rumah.     

"Gak usah Mommy, gak mau ngerepotin. Ini juga Kak Rehan, Kakak kandung aku, lagi ada di luar dan pasti udah makan. Takutnya malah kalau bawa pulang makanan, bakalan basi."     

"Taruh kulkas aja, sayang. Nanti kan paginya atau pas kamu mau makan atau Kakak mu makan, bisa di angetin."     

Nusa menatap Mira dengan enak. Apalagi saat dirinya mengerti jika di tawarkan sesuatu oleh orang lain itu sebaiknya jangan di tolak karena itu merupakan rezeki. "Ya udah gak apa Mom kalau emang gak ngerepotin, jadi gak enak aku." balasnya sambil meringis kecil. Ia sambil melanjutkan mencuci piring dengan sabun cuci yang dapat menghilangkan noda membandel.     

Mira terkekeh kecil, setelah itu menggelengkan kepala dengan perlahan. "Enggak kok, kamu gak ngerepotin sama sekali. Justru Mom senang kalau ada yang mau bawa pulang makanan," ucapnya dengan senyuman lebar.     

Selesai membersihkan meja, Mira bergerak memasuki dapur untuk mengambil kotak bekal untuk membawakan makanan Nusa. "Mau semua menu atau gimana?" tanyanya sambil menatap cewek manis nan cantik kepunyaan putranya dengan sorot mata yang tulus.     

Nusa mengerjapkan kedua bola mata, membalas tatapan Mira dengan ringisan kecil. "Secukupnya aja Mom, gak usah terlalu banyak soalnya aku di rumah cuma berdua sama Kak Rehan." balasnya.     

Untuk perihal Nusa yang hanya tinggal berdua dengan kakaknya sudah tidak dipertanyakan lagi oleh Mira karena tentu saja ia tidak ingin menyinggung Nusa mengenai kedua orang tua dengan pertanyaannya     

"Mom gak keberatan kalau banyak, Mom bawain kamu apa aja deh biar kamu kenyang."     

"Gak takut mubazir, Mom?"     

"Enggak, Mom yakin pasti kamu makan kok. Mom juga ukur porsi untuk kalian berdua, gak bakalan lebih banyak."     

Nusa akhirnya hanya menganggukkan kepala saja walaupun perasaan tidak enak menyeruak di seluruh anggota dadanya. "Y-ya udah deh Mom, makasih banyak ya." ucapnya sambil memberikan senyuman terbaik sekaligus termanis.     

"Nah gitu dong. Sebentar ya anak gadis Mom pacarnya anak Mom, mau masukin bekel buat kamu di rumah dulu." ucap Mira. Lihat, ia seperti sayang sekali kepada Nusa, iya kan? Terlihat jelas kalau wanita setengah baya ini sangatlah memiliki kasih sayang yang penuh.     

"Ini Bara kemana? Kok gak balik-balik lagi kesini?" tanya Mira lagi sambil menaikkan sebelah alisnya namun pandangan tetap melihat bagaimana kinerjanya dalam memasukkan makanan ke dalam kotak bekal.     

Mendengar Mira yang memanggil El dengan sebutan 'Bara' menjadikan Nusa mengingat masa lalu. Dulu, ia juga memanggil El dengan nama tersebut. Namun karena tadinya ada problem yang tentu saja membuat dirinya bermasalah, pada akhirnya ia memutuskan untuk mengganti nama panggilan untuk cowok tersebut.     

Nusa menggelengkan kepala dengan perlahan sambil menoleh sekilas. Pekerjaannya sebentar lagi selesai, hanya tinggal menyingkirkan busa serta sisa sabun cuci piring yang menempel dengan air, setelah itu semuanya selesai. "Gak tau Mom, palingan juga mereka masih ngobrol, belum pada pulang." balasnya yang mengira-ngira karena ia sangat hapal dengan Reza dan Mario, apalagi saat ini ada Priska yang kemungkinan bisa menyulut amarah Mario yang sebelumnya ditutupi dan terpendam namun kemungkinan besar langsung terlihat dan muncul.     

"Iya juga sih biasanya Reza dan Mario yang berisik. Mommy aja sampai hapal percakapan mereka berdua yang tidak jauh dari makanan," ucap Mira sambil terkekeh kecil.     

Bagi seorang ibu dua anak, tentu saja Mira tidak pernah keberatan dengan perilaku Reza dan Mario yang terkadang memang bisa saja memberantaki rumahnya atau terkadang juga sangat berisik menghadirkan suasana rumah yang ramai.     

Nusa terkekeh saat mendengar pengakuan dari Mira, ia menghempaskan sabun dari tangannya dengan basuhan air. "Tapi Mom, kalau gak ada mereka itu justru suasana sepi. Kayak tadi tuh Mom, belajar sambil sesekali tertawa dengan goyonam Reza dan Mario, pasti kita yang belajar gak ada yang ngerasa beban. Tapi sebaliknya, kalau gak ada Reza dan Mario, pasti kepala kita bakalan mumet." ucapnya yang menjelaskan yang menurut pandangan dan penangkapan tentang Reza dan Mario.     

Tentu saja Mira merasa setuju dengan apa yang dikatakan oleh Nusa. "Iya benar, kalau gak ada mereka berdua juga biasanya Mommy nanyain loh ke Bara atau Alvira mengenai keberadaan mereka. Kadang juga Mommy yang ngundang mereka berdua,"     

"Iya ya Mom biar rumah ramai dan lebih hidup aja gitu ya gak kerasa sepi." Tanggapan Nusa, ia menyusun piring yang telah di cuci bersih ke rak piring yang memang di khususkan untuk meniriskan air di permukaan piring, gelas, atau peralatan lain yang sekiranya habis selesai di cuci.     

"Wah lagi ngapain nih kalian berdua? Seru banget kayaknya ngobrol banyak hal, ya?"     

Tiba-tiba saja, terdengar suara bariton El dengan derap langkah kaki yang mendekat. Menjadikan Mira dan Nusa secara refleks menolehkan kepala ke sumber suara, dan benar langsung mendapati sosok El yang berjalan ke arah mereka.     

"Iya ini lagi ngobrol aja sesama cewek, sayang." ucap Mira sambil mengikuti jejak langkah kaki El yang mendekati dirinya terlebih dulu.     

El menaikkan kepala, merasa penasaran dengan apa yang dilakukan Mira. "Mommy ngapain bikin bekel malam-malam?" tanyanya yang kini juga mengangkat sebelah alisnya. Yang ia lihat, Mira tengah memasukkan lauk ke dalam tempat makan.     

Mira tertawa saja mendengar pertanyaan El yang mengiranya membuat bekel, ia juga mendengar kalau Nusa terkekeh kecil. "Ini buat menantu Mommy, si Nusa. Mommy mau bawain makanan, sekalian buat Kakaknya di rumah." balasnya.     

Paham dengan maksud Mira, El hanya mengangguk-anggukkan kepala. Setelah itu, ia berjalan ke arah Nusa. Lagi dan lagi, sebelah alisnya terangkat dengan sempurna. "Loh terus kamu lagi ngapain?" tanyanya dengan terheran-heran melihat pacarnya.     

Nusa tidak paham dengan pertanyaan El, yang padahal jawabannya saja sudah bisa di tebak. Ia mengerutkan dahi, ikutan bingung. "Aku lagi nyuci piring, kamu gak tau?" tanyanya dengan polos.     

Mira sih hanya menahan tawanya karena pertanyaan sang putra di balas seperti itu oleh El. Ia cukup senang jika ada seseorang yang bisa membuat putranya kesal.     

"Iya gue tau kalau lo lagi nyuci piring, tapi buat apaan? Di rumah gue ada ART, itu tugas mereka dan bukan tugas lo."     

"Ya kan selagi mampu melakukan, aku kerjain. Lagipula, emangnya tugas aku yang sebenernya itu apa?"     

"Mencintai gue, menyayangi gue, dan selalu ada buat gue."     

Mendengar jawaban El yang seperti tidak malu jika ada sosok Mira yang menyimak menjadikan kedua pipi Nusa terasa malu dan panas hingga terasa menjalar ke ujung telinga karena desiran tersebut membawakan perasaan aneh di seluruh tubuhnya dengan sangat sempurna.     

"Jangan bercanda, ada Mommy di samping kamu." ucap Nusa dengan nada bicara yang sedikit canggung karena ia mengetahui telah bermesraan di hadapan Mira yang notabenenya adalah Mommy sang pacar.     

Mira terkekeh, ia juga bisa melihat dengan jelas semburat merah jambu yang tercetak jelas di kedua pipi Nusa. "Gak masalah kok, lagipula kan Mommy pernah muda. Kalian ngobrol begitu juga gak kenapa-napa. Mommy gak marah," balasnya dengan bijak. Lagipula, El hanya menyatakan sifat bucin yang di miliki, itu bukanlah suatu hal yang terdengat aneh, justru terdengar sangat wajar.     

"Tuh kan, Mommy gue aja gak masalah, tapi lo nya aja tuh yang malu." ucap El sambil menjulurkan tangan untuk mengacak-acak rambut Nusa karena ia merasa gemas dengan cewek tersebut.     

Nusa mengerucutkan bibirnya, lalu bersusah payah untuk menghilangkan semburat merah jambu di pipinya. "Ya udah kamu jauhan dari aku, soalnya ini nanti air dan busa sabun cuci piringnya kena ke kamu." balasnya yang kebih memilih mengalihkan pembicaraan daripada El akan semakin membuatnya malu.     

"Gak apa-apa basah, kan yang nyuci piring itu cewek gue. Baru dah kalau cewek lain, mungkin gue marahin kalau airnya kena gue."     

"Lah kok gitu? Kan aku sama seseorang lain sama-sama cewek, apa bedanya?"     

"Beda lah, lo gue sayang, dia enggak."     

"Ish El mah nyebelin banget jawabannya!"     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.