Elbara : Melts The Coldest Heart

TOD Without T



TOD Without T

0"Gue mau lo jadi cewek gue, Ka."     
0

"Uhuk, uhuk!" Tepat pada saat itu, Priska tersedak sambil membelalakkan kedua bola matanya, tidak percaya dengan apa yang di tangkap oleh indra pendengarannya saat ini.     

"Itu pertanyaan atau pernyataan?" Tiba-tiba saja, Priska kehilangan kata-kata.     

Ya bagaimana tidak kehilangan kata-kata? Yang menembaknya saat ini adalah Reza, yang bernotabene sahabat El! Yang dimana juga cowok tersebut sangat membenci dirinya sampai akar-akarnya. Namun apa yang terjadi saat ini? Sungguh, tidak dapat di duga-duga.     

Mendengar itu, Reza terkekeh kecil, lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan pertanyaan yang harus di jawab, jadi otomatis sekarang lo jadi pacar gue." ucapnya sambil menampilkan senyuman miring.     

Entahlah, tidak ada rasa sayang yang menyeruak di setiap sudut hatinya seperti apa yang dirasakan ketika beberapa cewek sedang berada di posisinya saat ini.     

Priska bahkan kini seperti cewek bodoh yang belum juga mengerti sengan situasi, maka mengerjapkan kedua bola matanya berkali-kali untuk mengembalikan kesadaran serta titik fokus.     

"Hah?" Malah perkataan refleks ini yang keluar dari mulutnya saking ia tidak mengerti.     

(Nanti akan di ceritakan dari sudut pandnag Reza mengapa ia melakukan hal ini.)     

Reza mendengus. "Apaan sih lo? Kurang jelas perkataan gue? Sekarang, gue sama lo pacaran. Nanti gue suruh Mario buat brosur di mading biar satu sekolah baca." ucapnya sambil memberikan senyuman yang semanis gula, tapi mungkin manisnya melebihi gula?     

"Gak, lo pasti lagi ngigo kan? Bangun dulu deh sana, gak mungkin lo secara sadar nyamperin gue, udah gitu malah nembak gue? Lo pasti lagi gak sadar diri, sumpah."     

"Kata siapa? Jelas-jelas ya gue masih gue, oon."     

"Gak deh, males banget gue. Gak mau pacaran sama lo, gue gak minat banget."     

"Gue gak nerima penolakan, Priska."     

"Tapi gue gak mau pacaran sama lo, najis. Gue masih mau kejar El, dan bukannya lo karena lo bukan selera gue, jauh!"     

Reza menatap Priska, lalu menolehkan kepala dimana Moli berada. "Lo tau? Lo sama Moli aja sekarang cantikan Moli sama lo, sadar gak lo?"     

Ucapan Reza membuat Priska berpikir sambil ikut menolehkan kepala dimana Reza menaruh titik pandangnya. Tangannya bergerak untuk memegang wajah, memeriksa apa saat ini wajahnya berubah menjadi buruk rupa?     

"Lo sama Moli yang kutu buku aja udah kalah di mata cowok-cowok, apalagi di mata El yang pandangannya cuma buat Nusa?" Lanjut Reza, kini menolehkan kepala untuk kembali menatap Priska yang sepertinya tengah mengintropeksi diri karena terlihat cewek itu yang mulai memeriksa wajahnya.     

Mungkin sih pandangan semua orang berbeda-beda —tentu saja—, dan bukan maksud Reza mengatakan kalau Priska itu jelek, tidak. Namun di pandangannya saat ini memang fisik Moli dan Nusa jauh lebih unggul daripada cewek yang ada di seberangnya.     

Priska menghembuskan napasnya. "Tapi gue gak mau sama lo, Za." ucapnya sekali lagi, mengatakan ketidaksukaannya.     

"Tapi gue suka sama lo," ucap Reza sambil memperlihatkan smirk di permukaan wajahnya.     

Priska menggelengkan kepala, tidak percaya. "Udah gila ya lo?" balansya menanggapi dengan sangat sewot.     

Reza tidak peduli, lalu mulai beranjak dari duduknya, berniat meninggalkan Priska sendirian dengan rasa bingung yang melanda. "Dah ya gue balik ke kelas, lo bolos aja gak apa-apa palingan juga kalau ketauan di suruh bersihin toilet." ucapnya sambil terkekeh, setelah itu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan cewek tersebut yang menatap punggungnya.     

(Sudut pandang Reza)     

Kini, Reza sudah berada di luar kantin. Ia pura-pura mual dengan apa yang tadi ia katakan kepala Priska. Dirinya sendiri saja seperti tidak menyadari dengan apa yang ia katakan!     

"Ogeb Mario kalau ngajakin TOD gak ada otak."     

Throwback     

Melihat Priska yang tengah berada di kedai dimsum membuat Reza tidak memiliki minat untuk menatap lurus dengan pandangan keluar kantin karena di sana ada cewek yang menurutnya sangat paling ia tidak sukai.     

"Ngapa lo? Liat tuh nenek lampir cakep banget." ucap Mario sambil menyenggol lengan Reza, tidak lupa ia terkekeh kecil pertanda kalau dirinya tengah mengejek sang sahabat.     

Jika di bandingkan dengan Reza dan Mario, yang sebenarnya paling tidak menyukai Priska ya jawabannya adalah Reza. Kalau Mario, ia tidak suka namun masih bisa mengobrol walaupun terkadang harus melontarkan ejekan serta kata yang terdengar sedikit kasar.     

Reza yang mendengar perkataan Mario menjadikan dirinya langsung menyenggol sahabatnya dengan kesal. "Anjir lo, gak jelas banget najis. Geli gue sama Priska, asli." ucapnya, lalu menatap dimana cewek itu memijakkan kakinya.     

Priska memang cantik, satu sekolah mengetahui hal itu. Namun, apa yang membuat cewek itu tidak di sukai ya perilakunya yang terlalu liar untuk ukuran seorang cewek remaja.     

Mario tertawa ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Reza. "Ya udah yok gue bikin tantangan nih buat lo, mau gak?"     

"Tantangan apaan si?" tanya Reza yang tidak minat karena ia mencium bau-bau negatif dari penawaran sahabatnya itu.     

Mario menyengir. "Main TOD, tanpa T." ucapnya sambil menyunggingkan senyuman. TOD tanpa T maksudnya Truth or Dare tidak menggunakkan Truth, dan ia hanya menerima Dare yang berarti tantangan.     

Reza menaikkan sebelah alisnya. "Oke, gue kedapetan tantangan apaan?" tanyanya.     

"Karena ini gue yang ngajak, jadi yang di TOD cuma lo, ya? Kalau lo bisa, gue bakalan kasih satu motor gue buat lo, gimana?" ucap Mario yang kembali menjelaskan maksudnya.     

Semua seri motor yang Mario miliki memang tiada tanding, bahkan setelah di modifikasi ulang pun semakin bertambah keren. Reza tergiur? Tentu saja!     

"Sebutin apaan tantangan gue?" tanya Reza yang menganggukkan kepala seperti setuju dengan perkataan cowok di sampingnya.     

Volume suara mereka yang diperkecil menjadikan pembicaraan ini hanya mereka yang dapat mendengarnya.     

"Lo deketin Priska, pacarin dia. Berhasil dia baper sama lo, gue lepas motor gue buat lo. Gimana?"     

"Terus abis gue dapet motor lo, Priska gue kemanain?"     

"Ya terserah lo, suka lo keep, enggak lo buang."     

Menimang-nimang kembali apa yang dikatakan oleh Mario menjadikan Reza kini menatap lekat ke arah Priska dengan tatapan yang lekat. Untuk urusan menaklukan cewek sih Reza nomor satu.     

"Oke deh."     

Throwback off     

Kini, Reza mengacak-acak rambutnya. Ia kembali memikirkan apa yang ia putuskan sangatlah… entahlah! Dirinya sendiri saja sama sekali tidak bisa mendeskripsikan hal ini.     

Menghembuskan napas dengan perlahan.     

Lagipula, apa yang Reza tidak bisa jika mengangkut segala hal tentang cewek? Tentu saja ia sangatlah lihat untuk mempermainkan hati cewek.     

"Oke, gampang lah ya demi motor Mario yang kece. Itung-itung dapet motor baru, uang gue bisa di jadiin tabungan masa depan." Sedikit memberikan motivasi untuk diri sendiri.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.