Elbara : Melts The Coldest Heart

Persahabatan Penuh Rahasia



Persahabatan Penuh Rahasia

0Disty dan Nika menatap Priska, kini mereka duduk di halaman belakang sekolah sambil menaikkan kedua alis dan menatap sahabatnya dengan sorot yang seolah meminta penjelasan.     
0

"Lo sejak kesebar berita pacaran sama Reza, belum cerita tuh sama kita, bahkan malah ngehindarin kita. Lo mau main rahasiaan lagi?" ucap Disty yang langsung menerjang Priska yang berada di tengah antara dirinya dan Nika.     

Terdengar backsound dari permainan pou, membuat Disty memutar kedua bola matanya karena tau kalau salah satu sahabatnya itu bukannya fokus kepada pembicaraan dan malah fokus untuk menatap ke arah layar ponsel.     

"Matiin ponsel lo, Nika. Kita kan lagi mau ngomongin Priska dan Reza yang baru jadian," ucapnya yang mengatakan kepada Nika sambil menghembuskan napas karena merasa cewek tersebut aneh-aneh saja.     

Nika yang merasa di tegur pun sadar, dan buru-buru mematikan ponsel, lalu di genggam saja masuk ke dalam genggaman tangannya. "Oke, ayo lanjut." ucapnya yang sudah memusatkan perhatian untuk menatap ke arah Priska dengan senyuman yang terlihat mengembang di permukaan wajahnya.     

Priska menghembuskan napas di kala mendengar kalimat introgasi dari sahabatnya. Benar, ia benar-benar menghindari mereka berdua, entah mengapa dan apa alasannya juga dirinya sendiri tidak mengerti. Ia menatap ke arah Disty dan Nila secara bergantian, setelah itu tersenyum simpul.     

"Apaan yang lo berdua mau tau nih?" tanyanya yang seperti akan membuka Q&A.     

Nika berpikir sejenak, setelah itu mendapatkan pertanyaan yang menurutnya bagus. "Kok lo bisa di tembak sama Reza? Bagi tips-nya dong dapet cogan." ucapnya dengan raut wajah penasaran.     

Mungkin kesal kali ya dengan tingkah Nika yang membawa emosi, menjadikan Disty mencabut rumput lalu di lemparkan ke arah sahabatnya. "Makan tuh rumput," ucapnya yang kepalang kesal. "Bukan itu pembahasannya, pantes cowok gak ada yang mau sama lo."     

"Emang ada yang mau sama lo?" tanya Nika yang memutar balik pertanyaan tersebut untuk Disty yang tampaknya sudah kehabisan kesabaran.     

Disty mengumpat kasar dengan volume suara yang mengecil, setelah itu mendengus. "Bodo amat lah, lanjut ke Priska." ucapnya yang tak menghiraukan Nika, ia kembali menatap Priska. "Ka, gimana ceritanya lo di tembak sama Reza?"     

Banyak pertanyaan seperti itu yang selalu di lontarkan orang-orang, yang bahkan Priska sendiri pun tidak tau jawabannya. Ia saat ini merangkai kata yang pas, namun menurutnya tidak ada kata yang bagus untuk membingkai kondisi yang beberapa saat lalu terjadi.     

"Gak tau, gue gak ngerti gimana pertamanya. Tapi, gue kan tadi ke kantin, lo tau sendiri kan yang gue cabut daru kelas? Habis itu lagi makan dimsum, ya sebelumnya pas mesen juga udah ada Reza sama Mario. Abis itu, gue gak liat mereka lagi gara-gara males terus laper juga akhirnya gue makan sambil liat-liat beranda Instagram. Terus Reza tiba-tina dateng ke gue, bilang gue jadi pacar dia dan gue gak boleh nolak." ucap Priska yang mulai menjelaskan apa yang terjadi dengan cukup ringkas, mungkin?     

Disty mengerjapkan kedua bola matanya, ia berpikir kalau… 'Rencana El, kah?' tanyanya di dalam hati. Namun, ia segera mengembalikan kesadaran agar Priska tidak curiga.     

"Tapi sih menurut gue gak aneh." ucapnya.     

Nika kali ini mendengar ucapan Disty, ia tidak setuju dengan cewek tersebut. "Kalau gue sih mikir itu aneh lah gila, Priska kan sama Reza kayak Tom and Jerry alias tukang berantem, tapi kalau tiba-tina nembak ya jadinya kayak freak."     

"Tapi, kali aja Reza tuh begitu buat nutupin rasa suka sama Priska, itu sih pikiran gue. Gak, bukan gue gak ngerasa aneh ya… tapi gue menanamkan pemikiran positif aja." bantah Disty yang berpikir kalau ucapan Nika itu selalu benar, jujur, dan juga realistis.     

Mendengar pendapat kedua sahabatnya yang berbeda menjadikan Priska menaikkan sebelah alisnya. "Biasanya pendapat lo berdua selalu sama, ini kok beda dah tumbenan banget." ucapnya yang berkomentar, menatap Disty dan Nika secara bergantian.     

Disty menatap Nika, begitu juga sebaliknya.     

Nika mengangkat kedua bahu, pertanda kalau dirinya tidak tau menahu. "Gak tau, ya mungkin buat pendapat kali ini beda ya wajar sih menurut gue. Gue kontra, Disty pro. Lagian juga ini bukan pertama kalinya kan kita beda pendapat, iya kan Dis?" ucapnya sambil meminta persetujuan Disty di akhir perkataan.     

Disty menganggukkan kepala, setuju dengan perkataan Nika. "Iya bener, gue cuma mau buka jalan positif buat lo. Kan jangan di liat dari satu sisi aja, tapi pemikiran lo juga harus adil."     

Entah Nika menolongnya atau memang cewek tersebut rada-rada, tapi Disty benar-benar berterima kasih pada sahabatnya yang satu itu.     

Priska mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh Nika dan Disty, bahwa mereka berdua memang benar. Ia menghembuskan napas sekali lagi, entahlah ini sudah yang keberapa kali ia lakukan.     

"Sorry ya, lagi-lagi gue diem pas ada masalah kayak gini. Ya gue bingung aja nyampein apa yang gue juga gak ngerti, perasaan gue aneh banget sama Reza yang kayak gitu. Tapi di satu sisi lo Disty bilang sama gue kan harus ada sisi lain yang positif, jadi gue coba jalanin aja. Makasih ya udah nasehatin, nyalurin saran lo. Kalau lo berdua ngerasa gue udah beda, lo salah. Gue tetap sayang sama lo berdua kayak dulu,"     

Mendengar itu, Disty dan Nika terharu. Mereka langsung berpelukan satu sama lain, pelukan yang sudah jarang mereka lakukan karena setiap main mungkim terlewatkan atau bahkan tidak kepikiran?     

Setelah merasa cukup, pelukan tersebut berakhir dan menjadi menatap satu sama lain dengan penuh sayang.     

'Sorry ya, gue bukan yang terbaik buat kalian. Gue bukan sahabat yang pantes buat bersanding sama kalian, gue yang bawa kalian ke lubang hitam kehidupan gue sampai terjerat masalah besar.' batin Priska yang memang rasa bersalah bersarang di hatinya untuk saat ini.     

'Buat Priska, gue juga minta maaf sama lo karena udah bocorin rahasia lo sama Bian ke El and the genk tentang kedok lo yang akhirnya nyelakain El cukup parah. Gue ngerasa, gue gak bersalah karena udah bongkar semua ini. Tapi gue takut lo kecewa berat sama gue,' Ini adalah batin Disty.     

'Ini teman-temen gue mukanya pada tegang banget, pasti belum pernah ngerasain main pou deh buat refreshing otak.' Dan yang terakhir ini adalah batin Nika yany memang rada konyol.     

"Janji jangan ada rahasia lagi?" tanya Nika yang menjulurkan jemari kelingkingnya ke hadapan Priska dan Disty, ia adalah pribadi yang sangat bersih dari sesuatu yang di sembunyikan.     

Priska dan Disty berdiam diri beberapa detik, lalu menyambut kelingking Nida dengan kelingking mereka sampai menyatu sama lain.     

"Janji." ucap mereka bertiga.     

'Gak janji.' Batin Disty dan Priska bersamaan.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.