Elbara : Melts The Coldest Heart

Pergi ke Rumah Nusa



Pergi ke Rumah Nusa

0Moli sudah berdiri di depan gerbang rumah Nusa yang dari luar terlihat sangat sepi, ia menghela napasnya dengan ragu. Apalagi, ia sudah menghubungi Nusa namun tidak ada jawaban.     
0

"Dia tidur kali ya? Kalau aku masuk, nanti di kira maling gak ya?"     

Tapi, ia sudah berjanji ke Bian untuk menemani Nusa yang sedang sakit. Ia tau bagaimana rasanya sakit fisik apalagi sampai pening karena telat makan, bawaannya lemes dan selalu butuh orang lain untuk mendampingi.     

Menghembuskan napas dengan perlahan, pada akhirnya ia memutuskan untuk memasuki gerbang rumah yang tidak di kunci.     

Melewati halaman rumah yang tak cukup besar namun bersih dan tertata rapih, Moli pun melangkahkan kaki dengan perlahan sambil menghirup napasnya.     

Oke, ini bukan kali pertama mengobrol dengan Nusa yang selalu nyambung dengan topik pembahasan yang ia punya.     

Setelah sampai di depan pintu utama rumah, ia memutuskan untuk menekan bel sambil mengetuk pintu supaya terdengar ada tamu yang benar-benar ingin berkunjung. "Permisi, Nusa!" panggilnya.     

Tidak sopan jika asal masuk ke rumah, terlebih lagi 100% Moli yakin kalau pintu rumah ini di kunci dengan rapat sehingga tidak akan ada maling atau kejahatan lainnya yang dapat masuk.     

Melihat ke layar ponsel yang berada di tangannya, tidak ada tanda-tanda kontak Nusa online yang dalam artian cewek tersebut kemungkinan tidak memegang ponsel.     

Moli tadinya ingin menjulurkan tangan untuk kembali menekan bel, namun setelah itu malah terdengar suara seseorang yang menyambutnya.     

"Hai Moli!"     

Mendengar itu, Moli langsung berjalan mundur untuk melihat ke arah balkon rumah lantai dua dan di situ terlihat Nusa yang melambaikan tangan dengan perlahan ke arahnya. Cewek tersebut terlihat sedang memakai tempelan kompres di kening, mungkin suhu tubuhnya panas?     

"Hai, aku di suruh temenin kamu, boleh aku masuk?" tanyanya dengan senyuman yang mengembang, ia tentu saja senang karena ini adalah kali pertama dirinya berkunjung ke rumah teman saat pulang sekolah yang biasanya tidak pernah ia lakukan.     

Nusa tampak menganggukkan kepala. "Boleh, tapi aku gak kuat turun ke bawah bukain kamu pintu."     

"Terusnya gimana?" tanya Moli kebingungan sambil menaikkan sebelah alisnya. Ya kalau tidak melewati pintu, lalu darimana ia bisa masuk ke dalam rumah temannya ini?     

"Kamu lewat tangga samping aja, itu langsung di arahin ke kamar aku, tuh di sana." ucap Nusa sambil menunjuk ke arah sisi lain dinding luar rumahnya.     

Moli melangkahkan kaki ke arah yang di maksud Nusa, dan melihat tangga yang melingkar dan berakhir di balkon samping lainnya kamar Nusa.     

Ia segera menaiki satu persatu anak tangga, dan melihat balkon kamar telah di buka oleh Nusa untuk jalannya masuk.     

"Sini yuk masuk," sambut Nusa. Walaupun sakit, ia selalu memberikan senyuman kepada orang lain dengan penuh sukarela. Senyumannya sangat tulus, seperti terlahir dalam zona penuh dengan kebahagiaan.     

Moli sudah masuk ke kamar Nusa, lalu membuka sepatu dan kaos kaki serta di letakkan mendekati dinding. Menatap cewek yang saat ini tengak menurup jendela balkon. "Itu kamu gak bahaya takut ada maling atau orang iseng? Soalnya kan langsung ke kamar kamu, apalagi balkon kamu ada dua gitu." ucapnya yang menanyakan apa yang sedaritadi bersarang di kepalanya.     

Nusa terkekeh kecil, lalu menggelengkan kepala. "Lagian mah maling mau curi apa? Nusa bukan orang kayak, gak ada benda mahal juga di kamar aku. Lagipula nih aku juga gembok jendela balkonnya, juga kan kacanya yang tebal kok gak bisa di timpuk langsung pecah." ucapnya sambil mengetuk-ngetuk kaca jendela sebagai bukti ketebalan seperti apa yang dirinya katakan.     

Moli ikut tertawa setelah itu melepaskan tas punggung dan menaruhnya di kursi belajar Nusa. "Tapi hati-hati kamu, jangan sering-sering buka balkon, takutnya lupa kamu gembok lagi." ucapnya yang memperingatkan.     

Tentu saja Moli perhatian, tohkan Nusa adalah teman pertama yang dimilikinya selama berada di SMA Adalard.     

Nusa menganggukkan kepala. "Iya oke, silahkan duduk, Moli. Kalau haus atau laper, itu ada kulkas mini isinya ada makanan dan minuman."     

Moli menganggukkan kepala, lalu melihat Nusa yang kembali membaringkan tubuh di kasur. "Iya santay aja, nanti aku bisa mandiri. Kamu butuh apa? Mau gue buatin makanan apa gimana berhubung gue bisa masak dan lumayan enak sih,"     

Mendapatkan penawaran dari temannya membuat Nusa merasa tidak enak, ia menggelengkan kepala setelah berhasil mencari posisi nyaman membaringkan tubuh di kasur empuk. "Gak usah, aku belum butuh apa-apa." ucapnya.     

Moli sudah duduk di sofa, tak lupa membawa tas bersamanya dan di letakkan di samping tubuhnya. "Ya udah kalau gitu lo istirahat aja, gue bisa kok sambil main game terus liat-liat sosial media juga."     

"Jangan, kamu suka Drakor gak?"     

"Suka kok, emangnya kenapa?"     

"Ayo nonton, aku punya yang bagus nih tapi lupa judulnya.. tapi udah ada kok tinggal di putar aja filmnya."     

"Ayo, pakai episode apa gak?"     

"Ya enggak ding, kalau pake episode, nanti kamu nginep di rumah aku. Emangnya mau?"     

Moli yang mendengar itu pun meringis, ia menggelengkan kepala dengan tegas. "Enggak, aku masih banyak tugas. Yuk nonton dari sekarang, soalnya nanti aku jam tiga pulang."     

Paham dengan kriteria cewek pintar seperti Moli, Nusa tersenyum karena tau kalau cewek tersebut masih lebih mementingkan pelajaran dan setiap tugas yang diberikan guru.     

"Oke, bentar aku hidupin televisinya dulu. Kita nonton Drama rekomemdasi dari aku. Sini kamu deketan, naik ke kasur."     

Moli menganggukkan kepala, akhirnya beranjak dari duduk dan mulai menghampiri Nusa untuk duduk bersampingan dengan cewek tersebut yang sudah mengubah posisi berbaring menjadi duduk bersandar di kepala kursi. "Yu nonton, mantep nih."     

Pada akhirnya, mereka telah duduk bersampingan di atas kasur. Untuk pertama kalinya Moli bisa senyaman ini memiliki hubungan pertemanan, apalagi dengan Nusa.     

Biasanya, para murid di sekolah memandangnya dengan aneh, sungguh. Mungkin karena ambisinya yang kuat untuk belajar? Namun kan menghasilkan nilai yang memuaskan dari ambisi tersebut, buktinya bisa menyentuh ranking 1 di seluruh angkatan.     

"Kamu kesini di suruh sama siapa?" tanya Nusa sebelum memulai film, kepalanya masih terasa nyut-nyutan.     

"Sama El, Bian yang nyampein ke aku. Emangnya El gak bilangin kamu apa gimana?"     

"Bilang sih kayaknya ya, aku gak buka hp."     

Nusa pun merasa senang dengan kehadiran Moli, ia merasa memiliki teman di saat El memiliki kegiatan ya walaupun cewek di sampingnya ini datang ke rumahnya karena dasar suruhan, tapi baginya tidak masalah.     

Mereka pada akhirnya menonton Drama Korea yang di rekomendasikan, tidak pernah mengira kalau Nusa juga bisa memiliki teman cewek, namun kenyataannya memang benar kepribadian mereka memang berbeda tipis dengan pengalaman semasa sekolah yang terlihat biasa saja.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.