Elbara : Melts The Coldest Heart

Dunia Terasa Milik Berdua



Dunia Terasa Milik Berdua

0Sesampainya di rumah Nusa …     
0

Melihat kepulangan Moli yang di jemput oleh Bian, tentu saja bukan urusan El. Ia lebih memilih untuk menahan Nusa, memeluk lengan cewek tersebut dengan gemas dan manja.     

"Ih itu Moli mau pulang, aku mau nganterin sampai teras rumah." ucap Nusa yang gemas sendiri dengan sifat El yang sangat manja, entah sejak kapan.     

El menggelengkan kepala. "Gak usah, lagipula tadi udah pamitan terus dadah dadah. Dia kan udah ada Bian, ngapain di anterin?" balasnya, kini mengusal rambut di lengan pacarnya.     

Reza dan Mario yang melihat itu tentu saja menggelengkan kepala.     

"Emangnya salah kita sih ikut satu ruangan sama orang kasmaran." ucap Mario sambil meraih bantal sofa, lalu di peluknya seolah saat ini juga berada di posisi yang serupa dengan El yang bisa mengusal-usal lengan Nusa.     

Reza menganggukkan kepala, setelah itu ikutan meraih bantal sofa sambil menghembuskan napas. "Males sih bayangin kalau ini Priska, tapi kenyataannya dia emang cewek gue." ucapnya dengan nada bicara yang menyedihkan.     

Nusa yang mendegar itu pun menaikkan sebelah alis, apa telinganya yang salah dengar, ya? "Maksudnya gimana, Za? Kamu pacaran sama Priska, gitu?" tanyanya dengan wajah kebingungan.     

Bagaimana tidak bingung? Selama ia masuk ke sekolah SMA Adalard, selama itu juga ia menyaksikan perang di antara Reza dan Priska. Lalu bagaimana tiba-tiba menurut pengakuan Reza, mereka telah berpacaran? Oh ayolah, ia memang selalu ketinggalan berita.     

Reza yang mendengar pertanyaan Nusa pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia sedikit berdehem karena merasa pertanyaan itu adalah pertanyaan tersulit selama ia berhubungan dengan seorang cewek. "Ya gimana ya… bisa di bilang sih begitu, gue jadian sama dia."     

Mario lagi dan lagi menahan tawa agar tidak pecah, ia merasakan penderitaan Reza yang sangat. Setelah itu berusaha untuk meredakan tawa walaupun sulit. "Diem-diem tuh, Reza suka sama Priska, Sa. Makanya lo tau sendiri kan mereka suka berantem? Ya Reza sih sengaja caper biar dapet kesan berbeda di otak Priska, baru sekarang sempet nyatain perasaan." ucapnya yang seolah-olah menambahkan cerita, padahal mah tidak mengandung unsur kebenaran.     

Sesuai dengan rencana, Reza diam saja ketika Mario sedang mengarang cerita, suka-suka cowok itu saja ketika seharusnya ia membantah dengan kalimat kasar lainnya yang menyertai.     

El pun diam saja, terkadang merasa kasihan dengan sahabatnya yang terjerat di dalam zona seperti ini. Namun, ini menyangkut untuk mengungkap kejahatan remaja yang sejujurnya tidak pantas untuk di lakukan di seusia mereka.     

"Masa sih? Ternyata Reza tuh diem-diem suka sama Priska? Kok Nusa gak tau ya?"     

"Gue emang diem-diem, Sa. Eh di kampret Mario noh malah buat brosur terus di tempel di mading. Jadinya satu sekolah tau,"     

"Tapi emang bener sih ya kalau benci itu lama-lama jadi sayang? Gak apa-apa, Nusa dukung Reza buat deket sama Priska kok."     

Segala ucapan Nusa terdengar sangat lugu, bahkan cewek satu ini sama sekali tidak menaruh curiga sedikitpun terhadap kelakuan cowok-cowok di dekatnya yang memulai aksi untuk membongkar kejahatan yang terjadi kepadanya.     

Mario tertawa terbahak-bahak. "Inget banget anjir gue kalau Reza ngata-ngatain Priska kayak nenek lampir, berarti sekarang dia pacaran sama nenek lampir ya? Lawak banget dah," ucapnya dengan tawa yang sangat geli bahkan sekarang sudut matanya mengeluarkan air mata saking lucunya.     

"Sialan." gumam Reza dengan kasar sambil menatap Mario, tatapannta sinis namun tidak membuat lawan bicara mati tak berkutik.     

El mengambil tangan Nusa, lalu mengelus punggung tangannya dengan sangat perlahan. Ia mengubah posisi untuk tiduran dan menggunakkan paha Nusa sebagai bantal. Kini, ia dapat melihat wajah pacarnya dari bawah, sudut yany langsung memperlihatkan hidung mancung nan runcing.     

Nusa yang sadar di lihati pun menundukkan kepala, dan kini melihat wajah tampan El yang berada di pangkuannya. "Hai sayang." panggilnya dengan nada bicara lembut yang menenangkan.     

"Hai sayang." balas El sambil tersenyum hangat, wajahnya terlihay berkali-kali lipat lebih tampan daripada sebelumnya saat menunjukkan senyuman.     

Mendengar itu, hati Nusa terasa menghangat. Ia menjulurkan tangan untuk mengelus puncak kepala El dengan penuh kasih sayang, bahkan tatapan matanya saat ini begitu dalam dan penuh dengan ketulusan yang terasa.     

Reza dan Mario menyaksikan. Sekarang, mereka benar-benar seperti nyamuk yang berada di tengah-tengah orang bermesraan.     

"Lo nyesel kan gak bawa Priska kesini?" tanya Mario sambil mengerling jahil ke arah Reza, tak lupa menaik turunkan kedua alisnya.     

"Dih najis, mana ada gue nyesel gak bawa tuh cewek."     

"Emangnya mau gimana? Iri kan lo padahal punya pacar malah cuma jadi nyamuk kayak gue, sedih."     

"Bawel, masih mending gue ada status walaupun sekarang gak deket. Daripada lo, udah jomblo, bawel pula."     

"Biarin jomblo, yang penting sugar remaja."     

"Yang ada sugar daddy, oneng."     

Mario terkekeh kecil dengan apa yang dikatakan oleh Reza, dirinya pun ngerasa belum menjadi daddy yang banyak uang masuk ke nominasi kaya raya tersebut.     

Nusa dan El menghiraukan apa yang dikatakan oleh Reza dan Mario, seakan memang benar kalau dunia hanya milik mereka berdua saja.     

"Lo udah makan siang, hm?"     

"Belum sih, tadi cuma nyemil aja bareng Moli di kamar sambil nonton Drama Korea."     

"Tadi kan gue udah bawain makanan? Ngapain di simpen? Gak mood makan apa gimana ceritanya?"     

"Nanti aja, mau begini dulu sama kamu."     

Nusa tidak pernah bisa menyatakan seberapa perasaan sayang yang dirinya punya untuk El, namun dapat ia pastikan mungkin rasa sayangnya bisa di gambarkan seluas tata surya.     

"Kamu cantik." ucap El, melepaskan genggaman tangan pada jemari Nusa setelah itu mengelus rahang cewek tersebut dengan perlahan dan penuh kasih sayang.     

Mendapatkan pujian yang cukup klasik, namun saat dilontarkan oleh pujaan hati, rasanya tetap saja seakan membawa melayang ke udara.     

"Makasih ganteng," ucapnya yang kembali memuji sang pacar dengan nada bicara yang lembut.     

Pujian demi pujian berlangsung, membuat Reza dan Mario saling tatap satu sama lain karena kehadiran kereka sungguh seperti perusak suasana di antara kedua insan tersebut.     

"Rumah Nusa terbuka buat kita kan, ya?" tanya Mario sambil menatap Reza dengan raut wajah yang begitu seperti terlihat membutuhkan hiburan.     

Reza menganggukkan kepala dengan tegas. "Kayaknya sih, mending kita nonton aja lah. Tadi juga mampir beli snack, sekalian aja tuh seru-seruan nonton."     

"Nonton apaan?" tanya Mario terlebih dulu.     

"Nonton action aja, jangan romantis nanti soalnya lo ngenes lagi."     

"Kalau gue ngenes, lo apaan woi?"     

Akhirnya, walaupun diiringi dengan adu mulut, Reza dan Mario mulai melangkahkan kaki meninggalkan El dan Nusa yang masih menunjukkan cinta mereka satu sama lain.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.