Elbara : Melts The Coldest Heart

Pembahasan Pendekatan



Pembahasan Pendekatan

0"Lo udah ngabarin Priska kalau sekarang lo ada di rumah Nusa?"     
0

Pertanyaan dari Mario membuat Reza menaikkan sebelah alisnya dengan menampilkan raut wajah yang bingung, terdengar kunyahan sahabatnya yang sedang menikmati kripik kentang rasa rumput laut yang paling pas di makan untuk menemani waktu menonton film.     

"Gak lah, ngapain juga ngabarin Priska? Males banget." balas Reza dengan cuek, lalu tangannya meraih biskuit kemasan yang sudah terbuka karena tadi di jelajahi oleh Mario karena cowok itu tadi penasaran dengan rasanya.     

Mario yang mendengar itu pun terkekeh kecil. "Inget peran, oneng. Lo harus perlakuin Priska kayak pacar beneran, cepetan deh sana lo kasih dia kabar kasih pengertian juga kayak biasanya lo ke Alvira." ucapnya.     

Ngomong-ngomong Alvira, seharian ini Reza tidak melihat sosok cewek tersebut. Jangankan melihat dari jauh, berpas-pasan saja tidak.     

"Iya iya bawel lo ah, misi gue buat dapetin hati Priska, jadi jangan cuek ke dia biar dia sayang ke gue." Reza memberikan tanggapan sambil memasukkan potongan terakhir biskuit ke dalam mulutnya.     

Ia mengambil ponsel yang tergeletak begitu saja di lantai, menjadikan dirinya langsung membuka ponsel dengan kata sandi dan mengarahkannya untuk mulai masuk ke ruang pesannya bersama dengan Priska.     

Tidak ada pesan dari cewek tersebut, ruang pesan Priska juga telah ia pin sehingga tidak akan tenggelam jika ada yang mengirim pesan untuknya.     

Melihat tanda Priska yang online, menjadikan Reza tau kalau cewek tersebut saat ini tengah membuka aplikasi bertukar chat yang serupa dengannya.     

| ruang pesan |     

Reza     

Woi, Ka. Gue mau kasih kabar kalau gue ada di rumah Nusa, gak apa-apa kan?     

Read     

"Cepet banget, jangan-jangan nih cewek nungguin gue?" gumamnya yang kemungkinan hanya bisa di dengar oleh telinganya sendiri karena juga suara televisi pun terbilang kencang.     

Priska     

Ya udah gak apa-apa, gue juga lagi nongkrong sama Disty dan Nika     

Reza     

Dimana? Kok lo tumben fast respon chat gue, juga online terus? Nungguin gue apa gimana?     

Priska     

Aku ada di cafe. Ya gue fast respon karna mau tau kabar dari lo,     

Membaca pesan dari Priska membuat Reza menaikkan sebelah alisnya, merasa heran karena cewek tersebut malah mengiyakan apa yang saat ini berada di isi kepalanya.     

Reza     

Kepentok apaan lo? Kok tumbenan banget?     

Priska     

Ya lo mah gak jelas jadi orang, kan kita pacaran. Udah seharusnya emang saling berkabar     

Reza     

Lah lo gak ngabarin gue tuh buktinya.     

Priska     

Gak ada sejarahnya cewek chat cowok duluan, udah ya gue mau ngobrol sama sahabat-sahabat gue nih.     

Reza     

Iya     

Read     

| ruang pesan berakhir |     

Reza mengerjapkan kedua bola matanya seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi, ia menatap Mario dengan ekspresi kebingungan yang tercetak jelas di wajahnya.     

"Lah ngapa lo?" tanya Mario yang terkejut begitu menolehkan kepala ke arah Reza dan mendapati ekspresi wajah cowok tersebut yang tampak cengo.     

Mendengar pertanyaan Mario, menjadikan Reza mengerjapkan kedua bola matanya berkali-kali. "Eh? Gak anjir, gue tuh sumpah aneh banget sama Priska. Masa dia juga nungguin gue chat dia, kayak aneh banget gak sih?"     

"Gak aneh lah anjir, lo itu kan sama dia ibaratnya pacaran beneran ya walaupun menurut lo gak. Nah, dia anggepnya kan tembakan lu, perasaan lu, itu semuanya beneran."     

"Dosa gak sih, Mario? Gue ngerasa udah boongin dia, tau. Gue bersalah banget dah,"     

"Inget, karma itu nyata banget, Za. Kalau lo gak mau dapet karma, mau tau gak apa jalan pintasnya?"     

Reza menganggukkan kepala begitu mendengar apa yang dikatakan oleh Mario, menunggu sambungan ucapan yang sahabatnya beri tau ke dirinya. "Apaan, kasih tau cepetan gak usah pakai jeda kelamaan." balasnya yang sama sekali tidak sabaran.     

"Ya kuncinya, lo harus sayang plus bertahan lama sama Priska." ucap Mario yang mengatakan hal ini, namun kali ini tidak ada senyuman mengejek atau apapun itu, perkataannya benar-benar serius.     

Mendengar itu, Reza mengerjapkan kedua bola mata. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah saat ini hatinya masih memiliki Alvira atau tidak, dan jawabannya adalah masih. Seutuh hatinya bahkan masih menyimpannrasa sayang untuk adik El yang sama sekali tidak pernah mempedulikan dirinya.     

"Tadi Priska sama Alvira berantem rebutin gue," ucap Reza yang mulai bercerita.     

Mario menaikkan sebelah alisnya karena tidak percaya akan hal itu. "Hah? Serius lo? Terus?"     

Reza menganggukkan kepala. "Lo tau sendiri gue masih sayang banget sama Alvira, Mario. Gue tau kalau dia masih sayang sama gue bahkan kayak begitu ke Priska apalagi bilang mau deket sama gue lagi, rasanya gue mau ke Alvira aja, Rio."     

Sebagai sahabat yang baik, tentu saja tugas Mario itu hadir untuk menyadari Reza yang kini duduk di sampingnya dengan raut wajah yang sama sekali tidak terlihat memiliki semangat.     

"Lo tau gimana akhirannya kalau lo sama Alvira, yang kita aja gak tau kenapa tuh cewek bisa mau balik lagi ke lo di saat lo sama Priska jadian, iya kan? Gue sih bingung ya, apa yang dipikirin sama Alvira juga kita kan gak ada yang tau. Tapi gue pasti saranin, kubur perasaan lo buat Alvira dan buka lembaran baru sama Priska. Kali ini, sumpah gue gak ketawain lo atau ejek lo."     

Reza meneliti permukaan wajah Mario yang menatapnya dengan serius, ia menemukan dukungan dari raut wajah sahabatnya yang membuat ia mengulas senyuman. "Tapi nanti kalau gue udah sayang sama dia, percuma kan kalau nantinya gue kecewain dia karena mau ungkap kejahatan dia pas kelulusan nanti? Jadi, gue jalanan hubungan sama dia selayaknya misi, bukan selayaknya orang yang beneran pacaran dan menaruh perasaan."     

"Oke, itu terserah lo karena kan takdir juga terjadi sama apa yang lo pilih, Za."     

"Gue tau lo sistem pendukung gue, Mario. Gua mau lakuin hal yang berarti buat El sebagai tanda jawa, juga mau balas kelalaian pas Nusa menghilang dan pulang bersama Bian dan tentang yang terkunci di toilet area ruang renang."     

"Gue juga mau nebus kesalahan semuanya."     

Mereka tentu saja berbicara dengan suara pelan agar Nusa dan El tidak mendengar pembicaraan mereka yang membicarakan Nusa serta permasalahannya di sekolah.     

"Sekarang mah enjoy aja dulu nikmatin hidup nih, Za. Kita mah ikutin takdir mau ngebawa ini cerita hidup kemana, santai dulu aja tapi jangan sampai lupa sama tujuan."     

"Oke deh, gue juga bakalan jadi pemain yang hebat. Kita udah dapet inceran, tinggal ngeluluhin, abis itu di terkam di akhir saat udah luluh."     

Akhirnya, pembahasan mereka sepertinya cukup sampai di sini karena hati Reza juga sudah cukup tenang.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.