Elbara : Melts The Coldest Heart

Kebohongan Lainnya



Kebohongan Lainnya

0Saat ini Mario sedang pergi ke toilet karena tiba-tiba panggilan alam yang membuat perutnya terasa melilit, pada akhirnya meninggalkan Reza yang saat ini menonton film barbie atas request darinya.     
0

Reza pun dengan tenang duduk di sofa, dengan tangannya yang menggenggam popcorn kemasan. Ia dan Mario tidak malu menontol film barbie yang jelas-jelas di sampingnya kini ada Nusa, namun cewek tersebut sedang melihat ke layar ponsel yang berada di tangannya.     

"El udah sampai di rumah, Sa?" tanya Reza sambil melirik sekilas ke layar ponsel yang berada di genggaman Nusa, ternyata cewek itu tengah melihat-lihat video di beranda Instagram.     

Mendengar Reza yang mengajaknya berbicara membuat Nusa mengalihkan pandangan ke cowok tersebut, lalu menganggukkan kepala. "Udah, udah sampai tadi tapi aku belum balas chatnya." balasnya sambil menatap Reza dari samping, terlihat pahatan wajah sahabat pacarnya dari sudut pandangnya saat ini.     

Reza memasukkan popcorn satu persatu ke dalam mulutnya, terasa lezat karena memiliki rasa caramel yang manis. "Lah kenapa emangnya? Bales tinggal bales, nanti dia marah loh, terus nantinya lo nangis." ucapnya dengan arah mata yang serius melihat ke layar televisi, namun telinganya tetap kok dapat menyimak apa yang dikatakan cewek di sampingnya.     

"Gak apa-apa sih, aku lagi liat Instagram aja, seru."     

"Ya udah balas sekarang, nanti dia malah nyalahin gue sama Mario, ngamuk dia."     

Nusa menganggukkan kepala, lalu mengeluarkan aplikasi Instagram dan beralih ke aplikasi bertukar pesan. Ia melihat ruang pesannya bersama dengan El, dan benar saja cowok tersebut mengirimkan pesan untuknya.     

| ruang pesan |     

El     

Yang, gue dah sampai nih di rumah.     

El     

Gue bersih-bersih badan dulu ya? Nanti kalau udah selesai, gue mau ngobrol-ngobrol aja sama Alvira,     

El     

Kabarin gue ya kalau Reza, Mario, dan Rehan udah balik. Pasti chat lo bakalan gue balas,     

Membaca tiga pesan dari El yang perhatian kepadanya menjadikan senyuman mengembang di permukaan wajah Nusa, hatinya kembali berdesir hangat seperti berkumpulnya perasaan sayang menjadi satu.     

Nusa     

Iya, El. Bagus kalau kamu udah sampai di rumah,     

Nusa     

Iya gak apa-apa, bersih-bersih badan dulu gih. Aku juga disini masih sama Reza dan Mario, nanti aku kasih kamu kabar     

Send     

Dan pesan tidak langsung di baca oleh El karena cowok tersebut sedang tak lagi menbuka aplikasi bertukar pesan ini.     

| ruang pesan berakhir |     

"Udah aku bales, mungkin lagi bersih-bersih tubuh." ucapnya kembali menatap ke arah Reza. Ia menyimpan ponsel dan meletakkannya di atas meja, lalu menyandarkan punggung ke sandaran sofa yang menjadi tempat duduknya saat ini.     

Mario menganggukkan kepala. "Nah ya udah bagus, lo tau sendiri El kalau udah marah, khawatir, di campur-campur tuh perasaan pasti setem banget deh."     

"Iya tau, Nusa gak mau juga kok El marah." ucap Nusa yang ikutan berkata seperti ini sambil bergidik ngeri membayangkan wajah El.     

Ia menatap Reza dengan kedua mata yang nyaris menyipit, setelah itu mendengus. "Kenapa pacaran sama Priska?" tanyanya yang to the point kepada cowok yang berada di sampingnya saat ini.     

Mendengar Nusa yang bertanya tentang hal itu menjadikan Reza menaikkan sebelah alisnya, lalu menolehkan kepala. "Emangnya ada larangan ya pacaran sama Priska? Atau gimana?" Bukannya menjawab, ia malah balik bertanya.     

"Ya bukan kayak gitu maksud dari pertanyaan aku ih Reza mah, maksudnya tuh kenapa bisa pacaran sama Priska? Kata Mario, kamu diem-dirm suka ya sama dia?" Musa me-ralat perkataannya menjadi lebih detai dari pada sebelumnya. Kini, ia bertanya dengan wajah lugu seperti bayi.     

Reza mengumpat kasar dalam hati untuk Mario yang selalu mengada-ngada cerita tentang dirinya dan Priska. Namun ia sih sadar, kalau tidak kayak gitu kemungkinan besar rencananya tidak akan berhasil. Apalagi kalau ia menunjukkan ketidak sukaan kepada Priska, habis sudah cewek tersebut merasakan kecurigaan yang sangat.     

"Iya gue suka sama Priska, itu alesannya. Makanya, gue tuh mikir buat nembak dia sebelum terlambat. Apalagi kan kita udah mau lulus, gue gak tau dia mau lanjut kemana." ucapnya yang membalas dengan kebohongan yang lainnya.     

Jika sudah dari awal menebar kebohongan, maka di jalan selanjutnya, kebohongan tersebut semakin berkembang biak.     

Nusa terkekeh kecil, merasa lucu dengan kisah cinta Reza yang menurutnya terlalu tidak gentle karena telah menunda mengungkapkan selama ini. "Pantesan grup sekolah rame banget, aku baru buka tadi ternyata lagi bahas kamu sama Priska, keren." ucapnya sambil menampilkan senyuman.     

'Keren dari mananya Nusa…' batin Reza yang merespon dengan keheranan.     

Kalau boleh jujur sih memainkan peran seperti berpura-pura sayang dengan seseorang itu sungguh mudah, namun karena seseorang-nya ini adalah Priska, mengkin membuat kepalanya berpikiran yang aneh.     

"Iya dong keren, Reza gitu loh." ucapnya.     

"Langgeng ya, semoga nanti masih hubungan sampai lulus dan seterusnya." ucap Musa dengan tulus, ia telah membayangkan bagaimana lucunya seseorang yang tadinya saling benci bahkan suka saling mengejek membuat mereka memiliki hubungan berpacaran yang tidak biasa.     

Reza bingung ingin meng-aamiin-kan atau bagaimana? Pasalnya, kalau di aamiin-kan pasti kesannya nanti ia berharap yang akan menjadi perwujudan.     

Pada akhirnya, Reza hanya menganggukkan kepalanya dengan perlahan. "Iya, makasih." ucapnya dengan nada bicara yang dirinya sendiri saja merasa aneh.     

Nusa mematap layar televisi, ikut menonton serial barbie yang menunjukkan mermaid dan kerajaannya. "Kamu belum kasih aku pajak jadian, Za. Makan-makan dong,"     

"Iya, nanti aja dulu nunggu libur."     

"Oke di janjiin, kalau ingkar aku cubit."     

Mendengar perkataan Nusa yang seolah ingin mencubit dirinya, membuat Reza terkekeh kala mendengar perkataan cewek tersebut. Jika cewek lain akan melakukan hal yang kejam, tapi di pikiran Nusa malah ingin mencubit?     

"Tapi kok kamu malah gak bawa Priska kesini sih biar kamu bisa sekalian anter dia gitu?" tanya Nusa lagi dengan nada bicara bingung.     

Reza menaikkan sebelah alisnya. "Hah? Untuk apa? Gak penting bawa dia ke rumah lo, nanti bikin rusuh, gue dan Mario yang bakalan kena sama El." ucapnya yang menjawab.     

"Ya emangnya kenapa—"     

"Kan dia udah jahat sama lo, Sa. Walaupun dia sekarang cewek gue, bukan hak gue bawa dia deket-deket sama lo. Gue mau jaga lo dari dia," Reza segera memotong perkataan Nusa yang belum sepenuhnya keluar dari mulut cewek itu, ia menyela perkataan.     

Saat Nusa mendengar ucapan Reza yang mengatakan 'gue mau jaga lo dari dia', membuat pikiran Nusa bekerja dua kali lipat karena sepertinya ia paham dengan apa yang cowok itu maksud. Sampai pada akhirnya, ia menggelengkan kepala untuk menyerah.     

"Ya udah asal kamu sama dia baik-baik aja, Nusa mah seneng kalau kamu udah bisa gantiin Alvira ya walaupun penggantinya kayak Priska."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.