Elbara : Melts The Coldest Heart

Masakan Sempurna Alvira



Masakan Sempurna Alvira

0Alvira sangat senang di kala tau kalau El sudah pulang ke rumah, ia dengan baju tidur bercorak kelinci yang berwarna pink pun mulai menuruni satu peraatu anak tangga.     
0

Selagi El yang tadi izin kepadanya untuk bersih-bersih tubuh lebih dulu, ini saatnya Alvira menunjukkan bakat memasak yang tadi ia pelajari saat sendirian di rumah.     

Kini, kalian tau? Masakan Alvira memiliki rasa yang sudah lebih membaik daripada sebelumnya.     

Tentu, ia saat sudah berada di lantai dasar, mulai melangkahkan kaki dengan cepat ke arah dapur. Ia mengatakan pada ART yang sedang bekerja untuk membuatkan menu makan malam, menyuruh wanita setengah baya untuk menyerahkan dinner malam ini kepada dirinya.     

"Tapi Non—"     

"Gak apa-apa, Bibi lanjutin aja kerjaan yang lainnya. Kalau gak, mau langsung tidur juga gak masalah."     

Jangan anggap kalau Alvira tidak sopan karena telah mengusir, namun ia juga memberikan alasan dan pengertian, juga menyuruh ART tersebut untuk meninggalkan kantin dengan nada bicara yang sopan.     

Ia terlalu bersemangat, sungguh!     

Ingin membuat nasi goreng yang menurutnya itu adalah makanan ter-simpek sedunia, mungkin?     

Alvira mulai mengambil bahan-bagan di dalam kulkas seperti telur, udang, cumi, dan jangan lupakan cabai untuk menambah rasa pedas.     

Sudah menata semua bahan-bahan di meja kerja dapur, kini di hadapan Alvira sudah ada talenan dan juga pisau yang siap di pergunakkan.     

Pertama-tama, Nusa menyiapkan seafood-nya terlebih dulu untuk di potong-potong menjadi bagian yang kecil. Ia melakukannya dengan telaten, tangannya sudah tak lagi kaku saat memegang peralatan dapur karena selama ini ia selalu berusaha untuk memasak walaupun rasanya tidak sesempurna usahanya. Tapi itu tidak apa, mulai hari ini, ia akan memperbaiki cita rasa yang menurutnya memang kemarin-marin dirinya lalai.     

Bahan-bahan makanan ia bersihkan dan memotongnya sesuai dengan ukuran yang pas untuk di makan bersamaan dengan nasi dalam satu sendokan.     

Setelah semuanya siap, Alvira beralih untuk memotong-motong bahan yang akan menjadi bumbung nasi goreng, setelah itu di masukkan ke dalam blender untuk di haluskan.     

Dengan penuh semangat juga senyuman yang tak pernah memudar terbingkai di permukaan wajahnya, menjadikan Alvira mengerjakan semua ini dengan penuh rasa tulus.     

Mulai memasak dan memasukkan satu persatu bahan —jangan lupakan nasi—, Alvira merasakan peluh yang mulai muncul di dahinya karena hawa panas yang keluar dari kompor.     

Ini bukan yang pertama kalinya Nusa membuat makanan untuk El, namun yang kemarin-kemarin, cowok tersebut mungkin tersiksa kali ya karena rasa masakannya tak enak?     

Jangan lupakan tambahan kecap, lalu mengaduknya kembali sampai seluruhnya rata.     

Setelah semuanya sudah tercampur sehingga harum nasi goreng pun tercium, kini waktunya Alvira mematikan kompor dan menyiapkan makanan buatannya ke atas piring. Sesuai perkiraan, ia mendapatkan dua piring nasi goreng. Untuknya, dan untuk El.     

"Wih apaan nih wangi banget."     

Mendengar suara bariton tersebut, menjadikan Alvira menolehkan kepala ke sumber suara sambil menunjukkan senyuman yang hangat. "Eh Kakak, ini nih aku lagi masak makan malam. Pasti Kak Bara belum makan, iya kan?"     

"Iya." jawab El sambil menganggukkan kepala dengan tegas, setelah itu mendaratkan bokongnya tepat di kursi makan. Ia menyaksikan Alvira yang berada di depan kompor, mungkin kegiatan memasak sang adik sudah selesai?     

Alvira tidak menurunkan senyuman, ia mengambil dua piring yang sudah terisi oleh nasi goreng seafood yang menggugah selera. Mulai berjalan ke arah El, lalu saat sudah sampai pun meletakkannya satu piring tepat di hadapan sang Kakak, dan satu lagi di letakkan di hadapannya yang kini sudah duduk bersebrangan dengan El.     

"Kali ini Kakak cobain dulu masakan aku, aku udah ralat rasanya kok. Semoga kali ini lebih baik dari sebelumnya, dan semoga Kak Bara suka." ucapnya sambil menatap El dengan tatapan yang sangat tulus, ia menunggu reaksi cowok tersebut saat memakan masakannya.     

El yang mendengar perkataan Alvira yang seperti itu pun mulai menganggukkan kepala, lalu memberikan senyuman walaupun tipis. "Oke, gue makan ya." ucapnya. Ia tidak ragu untuk mencicipi seperti sebelumnya, kenapa begitu? Karna saat ini ia melihat bagaimana ekspresi Alvira yang berharap kepadanya, apalagi senyuman manis itu.     

Tidak, Alvira tidak mencicipi masakannya terlebih dulu. Ia ingin El menjadi orang pertama, bukan maksudnya ia mengorbankan sang Kakak kok.     

Melihat El yang menyuapkan satu sendok nasi goreng buatannya ke dalam mulut, membuat Alvira sampat menahan napas selama beberapa detik, lalu kembali mengatur napasnya dengan normal.     

El mengunyah nasi goreng buatan Alvira yang bukan pertama kalinya sang adik membuatkan untuknya, namun yang ini …. "Enak banget," ucapnya yang memuji lalu tersenyum mengembang.     

Mungkin, karena Alvira mengetaui kalau El selalu terpaksa memakan masakannya, di saat itu juga segala kondisi tersebut di jadikan motivasi kepada dirinya untuk mengubah menjadi lebih baik lagi.     

Mendengar pujian El yang selama ini di tunggu-tunggu oleh Alvira, menjadikan dirinya senang. Seperti di terbangkan sampai menyentuh langit teratas, namun sama sekali tidak ada perumpamaan di hempaskan dengan kasar kembali ke bumi.     

"Beneran?" tanya Alvira yang memastikan dengan senyuman yang mengembang sempurna, deretan giginya terlihat rapi.     

El menganggukkan kepala berkali-kali karena pasti Alvira tidak percaya dengan apa yang dikatakannya sebagai komentar atas makanan yang saat ini ia santap. "Iya, kalau gak percaya, kamu coba aja sendiri." balasnya, ia kembali memasukkan nasi goreng sesendok ke dalam mulut sakinh enaknya.     

Alvira menganggukkan kepala, lalu menuruti apa yang dikatakan El untuk dirinya mencicipi masakannya sendiri. Begitu satu sendok masuk ke dalam mulutnya, ia membelalakkan kedua bola mata karena terkejut dengan rasanya yang luar biasa. Ya walaupun memang belum tergolong enak banget, tapi setidaknya sudah memiliki rasa yang tentu lebih baik dari sebelumnya.     

"Ih iya enak! Gak sia-sia tadi aku belajar di YT, Kak. Aku mikir sendirian ngapain ya enaknya… tau-taunya aku kepikiran mau perbaiki rasa masakan aku."     

"Nah ini lo berhasil, gue salut sama lo."     

Alvira senang, apalagi saat melihat El yang memakan nasi goreng tersebut dengan lahap. Ia bukannya ingin terlalu percaya diri, tapi masakannya kali ini benar enak, tidak hanya enak yang terasa di lidahnya namun juga dapat di rasakan oleh orang lain.     

Ini adalah momen yang paling Alvira tunggu-tunggu di sepanjang ia berusaha untuk membuatkan makanan untuk sang Kakak tercinta, dan dirinya berhasil, sangat mengejutkan sekali.     

"Lain kali lo masak lagi, ya. Besok kan sekolah tuh, bawain bekel juga buat gue, ya? Gak bakalan gue kasih Reza atau Mario."     

"Ya udah kalau gitu, aku buatin untuk Kak Nusa juga gak apa-apa?"     

"Boleh tuh, lo emang adik terbaik."     

Mendengar banyak pujian yang dirinya terima dari El membuat Alvira merasa kebahagian memuncak yang tiada tara, ia merasa tidak perlu bersaing dengan siapapun karena ia memiliki kelebihan tersendiri yang mampu membuat El menyayanginya melebihi apapun.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.