Elbara : Melts The Coldest Heart

Misi Berhasil



Misi Berhasil

0Mario berjalan menelusuri koridor dengan senyuman yang mengembang. Ia memikirkan bagaimana ekspresi Reza saat ini, pasti cowok tersebut tengah menahan kesal sekaligus jijik.     
0

"Gue yakin sih Reza bakalan bertahan sampai titik darah penghabisan, alias dia bakalan sayang sama Priska pada akhirnya."     

Seperti sudah seperti peramal ending, ia bergumam seperti itu. Padahal, ia sendiri tidak tau apakah perjodohan Reza dan Priska yang di rencanakan oleh dirinta sendiri apakah bisa berlangsung lama.     

Tunggu sebentar, ini bukan hanya hasil dari TOD tapi sebelumnya sih mereka sudah membahas hal ini. Ide awal El, yang tentu saja tidak mungkin dia yang mendekati Priska karena sudah memiliki Nusa. Apalagi Mario? Mana mau ia memiliki hubungan tetap dengan cewek dengan status pacaran? Tidak, ia tidak menginginkan status yang merepotkan kehidupannya —sebelum benar-benar ia merasa kalau cinta juga bagian dari hidup—.     

Jadi, mau tidak mau segala keputusan ada di tangan Reza. Namun, kemarin-kemarin cowok tersebut tidak ingin menyetujui karena memang tidak di berikan keuntungan apapun dari suruhan berpacaran dengan Priska.     

Sampai pada akhirnya, Mario memiliki ide seperti ini walaupun mengorbankan salah satu motornya.     

Berjalan memasuki kelas dengan santai, dan seperti dugaannya belum ada guru yang hadir ke kelasnya. Ia berjalan menuju kursi, lalu membalikkan tubuh untuk menatap El dan Nusa.     

"Nih makanan dan minumannya udah sampai, gak ada acara ngobrol-ngobrol sama mbak-mbak kantin, tenang aja." ucap Mario sambil meletakkan satu mangkuk bubur dan satu gelas teh hangat ke hadapan El karena meja Nusa saat ini agak sempit karena cewek tersebut menidurkan kepalanya di atas meja.     

El menganggukkan kepala. "Oke Rio, thanks ya." ucapnya.     

Mario menganggukkan kepala, lalu memilih untuk membuka ponsel daripada menguping pembicaraan romantis El yang dilontarkan untuk Nusa. Sungguh, ia tidak iri namun juga tidak merasa jijik, hanya saja ia sadar kalau mereka berdua butuh obrolan privasi walaupun ia saat ini duduk menghadap mereka.     

Banyak sekali notifikasi yang masuk ke dalam ponsel Mario menjadikan ia menarik senyum sampai tercetak jelas di permukaan wajahnya. "Ih asik nih di chat banyak cewek." ucapnya yang baru membuka aplikasi bertukar pesan, banyak sekali kontak cewek-cewek yang mengiriminya pesan.     

Bagi Mario dan Reza, nomor ponsel adalah salah satu perantara yang di gunakkan untuk media pendekatan dengan cewek-cewek, tidak nomor privasi bagi mereka. Lain halnya dengan El, cowok ini tidak pernah mengizinkan siapapun yang memiliki nomor ponselnya untuk menyebarluaskan. Karena bagu El, nomor ponsel itu privasi yang menjadikan dirinya berkebalikan dengan Reza dan juga Mario.     

Namanya juga juwa playboy, susah untuk di buang.     

"Reza kemana, Rio?" tanya El sambil menolehkan kepala ke arah Mario mumpung Nusa masih ingin menidurkan kepalanya di atas meja untuk beberapa saat lagi.     

Mendengar itu, Mario yang baru saja ingin membalas chat dari Lisa si cewek yang memiliki body paling hot satu sekolah, ia mengurungkan niat dan menolehkan kepala ke arah El. "Lagi pacaran dia," balasnya sambil mengedipkan sebelah mata karena memang ini termasuk rencana mereka.     

"Maksud lo pacaran sama dia?" tanya El lagi untuk memastikan kalau perkataan Mario menjerumus ke arah sana.     

Mario menganggukkan kepala, lalu setelahnya tertawa terbahak-bahak. Ia sudah dapat menebak bagaimana raut wajah Reza nantinya saat masuk ke dalam kelas, berharap sih masuk berdua dengan Priska yang semakin mengguncang tawanya.     

El menaikkan sebelah alis, seolah tidak percaya. "Berhasil?" tanyanya sedikit berbisik. Karena saat ini tidak ada seorang pun di kelas yang mengerti dengan pembahasan mereka, yang mereka tau hanya Mario tertawa akan suatu hal yang kemungkinan lucu.     

Nusa yang mendengar suara-suara berisik pun membuka mata, jangan lupakan ia yang mengangkat kepala supaya tidak tiduran lagi di atas meja. "Ih kalian berdua kenapa sih? Berisik banget, Nusa kan mau merem sepuluh menit lagi susah banget." ucapnya yang sedikit mengomel, lalu lebih memilih untuk duduk menegakkan tubuhnya.     

Mendengar itu, Mario langsung menghentikan tawanya lalu memberikan simbol peace dengan ke dua jemarinya ke hadapan Nusa. "Maaf Sa, gue lagi ketawa tuh gara-gara El ngelucu." balasnya.     

Tau namanya di bawa-bawa sebagai alasan, menjadikan El menatap Mario sedikit tajam. "Apa-apaan?" Namun hanya kedipan Mario yang ia dapatkan karena cowok itu seperti menyuruhnya untuk tetap diam saja.     

El pun menghembuskan napasnya dengan perlahan, memilih untuk mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh Mario.     

Nusa pun tidak ingin banyak bertanya, setelah itu mengangkat bahu pertanda kalau dirinya tidak mau memperpanjang obrolan. Segera, ia menarik mangkuk bubur yang ada di meja El ke mejanya. "Makasih ya Mario udah beliin bubur buat Nusa sama teh hangat," ucapnya sambil memberikan senyuman manis.     

Mendengar perkataan terima kasih dari Nusa membuat Mario menganggukkan kepala, ini yang ia suka dari cewek tersebut karena perilakunya sangat baik dan tau kesopanan. "Sama-sama cantik, tapi makasih juga tuh sama El, kan dia yang nyuruh gue sama Reza."     

"Makasih ya sayang El," ucap Nusa malu-malu menatap ke arah El. Belum lagi, ia memberikan senyuman semanis madu yang kemungkinan akan menjadi candu bagi beruang madu yang hidup di alam liar.     

El menganggukkan kepala. Ucapan terima kasih dan juga senyuman yang di berikan oleh Nusa sangat membuat hatinya terasa menghangat. "Sama-sama sayang." balasnya.     

Saat mengetahui ternyata mereka hanya bertiga yang dimana tidak ada sosok Reza, menjadikan Nusa menolehkan kepala ke arah Mario. "Mario, Reza ada dimana? Tadi katanya sama kamu, kok sekarang gak ada?" tanyanya sambil mulai menikmati bubur mumpung guru belum ada yang memasuki kelasnya.     

Mario menganggukkan kepala, lalu beralih untuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lo diem-diem aja Sa, dia udah punya pacar makanya lagi bucin. Ini nanti gue mau gambar brosur buat di taruh di mading, buat pengumuman." balasnya, ia tidak lupa untuk menahan tawa.     

Mendengar jawaban Mario membuat Nusa membelalakkan kedua bola matanya. "Bukannya Reza lagi sama Alvira? Udah putus apa gimana?"     

"Gimana mau putus, Sa? Pacaran aja enggak," celetuk Mario.     

Mata Nusa mengerjap polos, lalu menghembuskan napasnya dengan perlahan. "Oh ya udah sih bagus kalau udah punya pacar, kan jadi gak galau lagi terusnya gak jomblo lagi. Emamgnya kamu, Mario? Diem-diem sendirian tau-taunya jomblo." ucapnya sambil terkekeh kecil.     

Merasa ngenes dengan apa yang dikatakan oleh Nusa, Mario menampilkan raut wajah yang sok sedih dan menderita dengan nasibnya. "Ya namanya juga kehidupan Sa, di jalanin dengan sepenuh dati dengan suka dan duka." balasnya.     

"Bullshit." sambar El sambil memutar kedua bola matanya.     

Mario terekekeh lagi, sekarang ia menunggu kedatangan Reza untuk ia ledeki.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.