Elbara : Melts The Coldest Heart

Membawa Nusa ke UKS



Membawa Nusa ke UKS

0El berlari ke arah Nusa, ia segera berjongkok di hadapan cewek tersebut yang sudah tidak sadarkan diri di barisan paling belakang. Membuat suasana upacara sedikit risau karena saat ini menoleh ke arah dirinya.     
0

Tanpa banyak basa basi El lebih dulu melepaskanntas punggung Nusa, lalu ia pakai dan terlihat berukuran sangat kecil kalau dirinya yang memakainya. Ia mulai menggendong tubuh mungil Nusa ala bridal style. Memperhatikan sekeliling seolah menyuruh mereka secara tersirat untuk kembali melaksanakan upacara.     

Saat Nusa sudah masuk ke gendongannya, ia segera melangkahkan kaki meninggalkan lapangan tanpa satu patah kata pun. Raut wajahnya tampak cemas, namun masih tertutupi oleh kedatarannya yang sepertinya memang tidak pernah bisa hilang dari permukaan wajahnya.     

"Kaget gue, tadi Nusa masi baik-baik aja."     

Itu suara Reza. Dan ternyata, kedua sahabat El mengikuti dari belakang. Tentu saja mereka mengambil andil, toh kan kalau nanti El butuh sesuatu yang mungkin seperti teh hangat, roti, atau yang lainnya, mereka siap sedia membantu di kala dibutuhkan.     

El berjalan dengan langkah yang lebar, ia buru-buru membawa Nusa ke UkS supaya cewek ini bisa beristirahat.     

Mario dan Reza mengekor tanpa banyak bertanya pada El, bisa-bisa kalau ia mengeluarkan pertanyaan, mungkin cowok itu akan sebal dan memberikan tatapan elang pada mereka.     

"Kayaknya Nusa sih belum makan dah." ucap Mario yang menolehkan kepada ke samping kirinya, dimana Reza berada. Ia tau betul di saat seseorang terlambat, pasti tidak akan sempat mengisi perut dengan makanan supaya bisa mengganjal perut.     

Reza setuju dengan pertanyaan Mario. "Iya, apalagi Nusa kan cewek yang imun-nya ada yang lebih lemah dari kita para cowok-cowok. Terlebih lagi, terlambatnya pas banget di hari ini, upacara."     

Pada akhirnya, karena langkah El yang cepat, mereka sudah sampai di UKS.     

Dengan peka, Reza berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu UKS supaya El tidak terlalu kerepotan.     

El memasuki ruangan, setelah itu mendekatkan salah satu brankar dan meletakkan tubuh Nusa di atas sana. Ia melepaskan sepatu Nusa, tak lupa juga untuk melonggarkan dasi yang dikenakkan oleh cewek tersebut.     

"Bandel sih, gue mau jemput lo gak bolehin." gumam El yang menyesal. Lain kali, ia akan menimang-nimang apa yang dikatakan oleh Nusa karena semua keputusan cewek itu harus di sating terlebih dulu.     

Akhirnya, El menarik kursi lipat dan duduk di sana. Ia menatap wajah Nusa yang terpancar damai, namun tak dapat di pungkiri terlihat pucat. "Mario, beliin Nusa teh anget dong di kantin. Roti juga deh sekalian, nih uangnya." ucapnya yang menatap Mario sambil merogoh saku celana yang terdapat dompet, lalu memberikan uang berwarna biru ke hadapan sahabatnya.     

Mario menganggukkan kepala, lalu memberikan hormat sekilas kepada El. "Oke, siap bos!" Langsung saja ia berbalik badan untuk meninggalkan ruangan, ia bergerak dengan cepat karena tampaknya El terlihat sangat khawatir dengan kondisi Nusa. Jadi, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menggoda mbak-mbak muda di kantinnya.     

Sedangkan Reza? Ia menatap El. "Lo gue mau panggilin perawat sekolah? Dia gak stand by, bilang sama Nyokap atau Bokap lo napa buat ganti perawat biar selalu ada di ruangannya." ucapnya, namun sambil menyarankan.     

El menggelengkan kepala saat menatap Reza, ia yakin kalau Nusa hanya lemas seperti saat itu. Ini bukan pertama kalinya Nusa masuk UKS, jadi ia sudah cukup tau dengan apa yang terjadi oleh sang pacar.     

"Gak perlu, palingan ini selesai upacara Nusa bakalan bangun kok." balasnya.     

Reza mengangguk-anggukkan kepala. "Oke deh, bilang aja ya kalau lo butuh apa-apa buat Nusa, biar gue bantu lo cukup di sini aja jagain dia."     

"Thanks ya." balas El.     

Sorot mata yang selalu menatap tajam itu pun kini berubah menjadi sendu. Tangan El terjulur untuk mengelus puncak kepala Nusa dengan perlahan, penuh kasih sayang. Menghembuskan napasnya dengan perlahan, ia berpikir kalau sebenarnya Nusa baik karena memberikan perhatian padanya untuk tidak perlu-perlu menjemput.     

Padahal, itu sudah tugas cowok sebagai pacar. Awalnya El sudah menolak permintaan Nusa, tapi karena cewek itu mengamuk dan sempat merajuk padanya malam tadi, membuatkan ia mau tak mau menyetujuinya.     

"Tumben-tumbenan dia dateng telat ya, biasanya juga langit masih gelap dia udah dateng di sekolah." ucap Reza yang sama seperti El, melihat ke arah wajah Nusa yang saat ini terpejam dengan sangat sempurna.     

Mendengar itu, El menaikkan kedua bahu, ia pun tidak tau. "Gak tau juga gue, padahal tadi malem gue balik jam sembilan, gak terlalu malem karna gue larang dia tidur kemaleman. Ternyata, masih kesiangan juga." balasnya.     

Reza menganggukkan kepala. "Mungkin gini sih, dia kecapean kali ya kan paginya abis jalan sama Rehan? Terus balik-balik istirahatnya belum cukup, tapi lo dateng." ucapnya yang mengatakan apa yang berada di dalam pikirannya.     

Benar juga dengan apa yang dikatakan oleh Reza, menjadikan El berpikir yang sama juga. Apalagi kan perjanan Nusa kemarin bersama Rehan cukup jauh, belum lagi macet dan bahkan sampai membuat kedua adik dan kakak itu berhenti di salah satu warung untuk minum dan beristirahat sejenak.     

"Iya kali, ya dia yang bilang sendiri kangen sama gue. Ya masa gue gak turutin? Kan kasian."     

"Iya juga, cewek kan kalau kangen terus gak di turutin, nantinya bakalan marah, ngambek, terus gak jelas ke kitanya."     

"Boilah pengalaman banget lo, deket sama semua cewek ya?" El meledek Reza, ia berusaha untuk menghilangkan suasana tegang karena cemas menunggu Nusa sadar dari pingsannya.     

Tangan El juga tidak berhenti untuk mengelus puncak kepala Nusa dengan gerakan lambat, penuh kasih kasayang.     

Reza tertawa renyah, ia menepuk-nepuk pundak El sebanyak dua kali. "Ya elah bro, bro. Kriteria cewek mah gue udah apal, tinggal jodohnya aja yang masih di tahan sama Tuhan." balasnya.     

El tau kalau hubungan Reza dan Alvira sudah tidak bisa lagi semulus beberapa minggu lalu di saat mereka masih berada di dalam status PDKT-an, sekarang seperti sejauh waktu penampakan matahari dan bulan alias tidak akan bisa bersama.     

"Nanti juga kalau ada jodohnya dateng sendiri, gak usah buru-buru kalau cari cewek. Liat gue, jomblo dari lahir akhirnya ketemu cewek kayak Nusa." ucapnya yang seperti memberikan motivasi tersirat kepada sang sahabat.     

Reza menganggukkan kepala. Lagipula, ia juga tidak terlalu memikirkan hal itu kok. "Santay, sekarang mah yang gue jagain itu Nusa, El. Maksud gue, dia kan cewek lo. Kalau suatu saat lo gak ada buat dia karena ada hal lain, kan gue bisa jagain dia bareng Mario."     

El tentu tidak masalah dengan hal itu. Memutuskan untuk kembali menatap Nusa dan mengambil tangan cewek itu untuk di cium punggung tangannya.     

"Cewek batu."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.