Elbara : Melts The Coldest Heart

Perasaan Senang 2 Hati



Perasaan Senang 2 Hati

0Nusa berada dalam perjalanan pulang, ia melingkari tangannya ke tubuh Rehan, memeluk tubuh sang kakak dengan sangat erat.     
0

Senyuman tidak pudar dari permukaan wajahnya, namun tidak dapat di pungkiri kalau kini rasa pegal yang seolah menjalar di seluruh tubuhnya.     

"Sa, ambil istirahat dulu apa? Kita berenti. Kayaknya nanti kesananya masih macet deh,"     

Rehan bertanya dengan suara yang agak di tinggikan sambil sedikit memiringkan kepala agar Nusa yang berada di belakangnya, ia menanyakan hal ini karena memang ia sudah hapal jalanan dan kemacetan lalu lintasnya.     

Mendengar itu, Nusa yang tadinya sedang menikmati hembusan angin yang menyapa permukaan kulitnya pun melirik ke arah kaca spion yang memantulkan wajah Rehan. "Boleh Kak, Nusa juga mau minum, haus." balasnya sambil menganggukkan kepala, menyetujui apa yang ditanyakan oleh cowok tersebut.     

Sebelum berhenti, Rehan melihat-lihat pinggir jalan dulu yang setidaknya bisa di ambil untuk beristirahat sejenak. Pada akhirnya, ia menemukan warung yang menyediakan bangku dan kursi. Mengambil jalur kiri, tak lupa memberikan tanda berbelok, ia menghentikan laju motor di depan warung tersebut.     

"Turun, Sa. Nih dah sampai di warungnya."     

Nusa sudah melihat warung yang menjual berbagai macam makan dan minuman dalam kemasan, ia mulai menuruni motor besar Rehan. Tanpa di suruh, ia melangkahkan kaki untuk mendekati salah satu kursi dan mendaratkan bokong disana untuk melepas rasa pegal yang menjalar di otot-otot kakinya,     

Rehan pun menyusul setelah nencabut kunci motor, melepaskan helm, dan meletakkannya di meja. "Kamu mau makan lagi? Mumpung di sebelahnya ada warteg." Ia kembali menawarkan.     

Ini adalah siang yang menjelang sore hari, panas matahari sudah tidak terlalu menyengat permukaan kulit seperti siang tadi yang seolah membakar. Perjalanan mereka masih cukup lama untuk sampai pulang ke rumah.     

"Gak usah ah, Nusa makan terus. Aku ada camilan kok, yang tadi kita beli pas mau berangkat." jawab Nusa sambil melepaskan helm yang menjadi pelindung kepala, tidak melupakan untuk melepaskan tas yang berada di punggungnya dan meletakannya di atas meja.     

Mengerti dengan ucapan Nusa, akhirnya Rehan menganggukkan kepala dan beranjak dari duduk. Ia menuju ke arah penjual yang menjaga warung untuk membeli minum.     

Sedangkan Nusa? Tentu saja ia lngsung membuka aplikasi bertukar pesan, membuka ruang pesan bersama dengan El karena terlihat beberapa notifikasi dari cowok tersebut.     

| ruang pesan |     

El     

Lo hati-hati di jalan, bilang sama Rehan gak usah ngebut banget.     

El     

Nanti malem gue ke rumah lo, jangan kangen lagi.     

El     

Jangan ketiduran di atas motor, nanti jatuh di jalan soalnya lo cewek gue satu-satunya.     

Membaca 3 pesan dari El membuat Nusa terkekeh kecil. Cowoknya selalu saja dapat membuatnya tersenyum, ia sangat senang dengan hal itu.     

Nusa     

Iya El, Nusa hati-hati di jalan kok. Ini aku lagi menepi di warung, haus terusnya pegal-pegal juga nih.     

Nusa     

Iya El siappppp, Nusa gak tidur di atas motor kok soalnya bahaya banget.     

Nusa     

El lagi apa? Masih main sama Reza Mario?     

Send     

| ruang pesan berakhir |     

Sudah, Nusa sudah selesai membalas pesan yang diluncurkan El kepadanya. "Kira-kira El lagi ngapain ya?" gumamnya. Lalu, menopang kepada dengan tangan kanan sambil pandangan mata yang lurus, ia memilih untuk melamun memikirkan cowok yang saat ini berada di dalam pikirannya.     

Sedangkan di sisi lain ….     

El mengapit batang rokok di antara jemari, menyesap putung rokok tersebut yang menurut cowok terutama dirinya sangat mengasyikkan.     

Kini, ia sudah berada di rumah. Tepatnya, berada di teras rumah bersama Reza dan Mario. Namun, kedua sahabatnya itu bukan di teras melainkan di halaman rumah.     

"Woy, sini dong oper bolanya ke gue!" seru Reza yang kesal dengan Mario karena menguasai permainan bola sendirian, kalau tau seperti ini mah lebih baik ia membiarkan cowok itu bermain seorang diri saja.     

Mario tertawa, menyadari kalau ia terlalu menguasai bola sejak tadi. "Gue lupa Za kalau lagi maen sama lo." balasnya, ia menatap dimana Reza berada lalu menendang bola tersebut ke arah sahabatnya dengan pelan tapi pasti. "Tuh, yok kita main goal-goal-an." sambungnya yang menantang.     

Mendengar itu, tentu saja Reza tertantang dan tanpa banyak basa basi menganggukkan kepalanya.     

El hanya menjadi penonton, seperti biasa. Ia menikmati setiap candaan, debatan, dan lain sebagainya yang dilakukan Reza dan Mario. Walaupun dirinya tidak ikut serta, namun ia cukup terhibur hanya dengan menikmati semua ini.     

Ting     

Ting     

Ting     

Ponselnya berdenting, ada 3 pesan masuk. El segera mengecek notifikasi tersebut, dan terlihat kalau ada pesan dari Nusa yang baru saja masuk.     

Dalam diam, El mengangkat senyuman, ia benar-benar senang walaupun hanya mendapatkan pesan dari Nusa.     

| ruang pesan |     

Nusa     

Iya El, Nusa hati-hati di jalan kok. Ini aku lagi menepi di warung, haus terusnya pegal-pegal juga nih.     

Nusa     

Iya El siappppp, Nusa gak tidur di atas motor kok soalnya bahaya banget.     

Nusa     

El lagi apa? Masih main sama Reza Mario?     

Yang paling El suka dari Nusa, cewek itu selalu menurut jika diberitaukan olehnya. Ia bilang jangan melakukan hal yang tidak baik, maka Nusa akan menurut.     

El     

Oke. Gue masih sama Reza Mario.     

El menekan simbol kamera, lalu mengarahkannya ke kedua sahabat yang sedang bermain bola. Ia mengambil gambar sebagai bukti untuk di berikan pada cewek di seberang sana.     

El     

Mengirim foto     

El     

Tuh, lagi liat orang maen bola.     

Nusa     

Kok kamu gak ikutan main, El?     

Belum ada satu menit, namun Nusa sudah membalas pesannya. Sepertinya, cewek itu sudah menunggu dirinya sambil istirahat.     

El     

Gak ah, lagi ngerokok.     

Sambil membalas pesan Nusa, mulut El tiada henti menyesap putung rokok dan menghembuskan asapnya dengan perlahan ke udara.     

Nusa     

Jangan ngerokok terus, El. Bahaya, nanti sakit karena paru-paru kamu bisa menghitam.     

El     

Makasih nasehatnya.     

Bukan, bukan El tidak ingin di nasehati. Namun namanya seseorang sudah bergantung pada sesuatu, jadi seperti sulit untuk di lepaskan.     

Nusa     

El udah makan? Nusa udah nih tadi sama Kak Rehan, dia malah mau makan lagi nih perut karet     

El     

Lo juga makan biar gemuk,     

Nusa     

Gak mau ah, kenyang masa di paksain hooooo!     

El terkekeh kecil dengan apa yang dikirimkan pesan oleh Nusa, sangat lucu. Ia mengukir senyuman sangat manis di permukaan wajah, sungguh ia menjadi sosok yang suka sekali tersenyum semenjak kehadiran Nusa.     

El     

Lo nanti tidur aja dulu istirahat, gue bisa nungguin lo di ruang tamu sambil ngobrol sama Rehan.     

Read     

| ruang pesan berakhir |     

El memilih untuk keluar dari ruang pesan, padahal Nusa sudah membaca pesannya.     

Ia menatap ke arah Reza dan Mario yang masih tampak asyik bermain bersama. "Eh lo berdua nanti malem balik ya, gue mau ke rumah Nusa. Jomblo gak boleh ikut."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.