Elbara : Melts The Coldest Heart

Kebahagiaan di Pasar Malam



Kebahagiaan di Pasar Malam

0Hari sudah beranjak malam, langit seluruhnya sudah gelap namun terpancar cahaya rembulan dari atas sana.     
0

Banyak sekali pasangan yang memiliki tujuan serupa dengan El dan Nusa, tak ayal juga para cewek-cewek yang hang-out bersama temannya pun ada, ada juga yang pergi kesini bersama dengan keluarganya.     

Di pasar malam, selain banyak mainan hiburan untuk anak-anak. Terdapat juga banyak makanan dengan harga yang murah, terlebih lagi rasanya enak dan mengingatkan para orang dewasa kembali ke masa muda dimana dulu pernah membeli jajanan tersebut.     

"Ramai banget, pegang ya tangan gue. Jangan pegang hp, nanti aja kalau mau buat status." El sedikit menurunkan pandangan untuk melihat wajah cewek disebelahnya walaupun tidak menyeluruh.     

Mendengar perintah El, Nusa pun dengan cepat menganggukkan kepala. Ia tidak akan keras kepala karena sedang berada di satu tempat yang ramai. "Iya, enggak kok. Aku juga gak bakalan main hp, takutnya nanti malah di jambret."     

Bagaikan seorang anak kecil yang tengah dijagain oleh sang ayah, Nusa menurut di saat tangannya di genggam begitu erat seolah El tidak akan membiarkan tubuh mungilnya terseret orang-orang karena tak ayal bahu mereka bertabrakan satu dengan yang lainnya.     

El mencari tempat untuk menepi dari kawasan yang sepertinya memang khusus untuk stand makanan, makanya ia lebih memilih untuk mencari tempat yang setidaknya tidak terasa terlalu menyesakkan.     

Nusa hanya mengulum sebuah senyuman bahagia, sambil terus fokus melihat setiap langkah kaki El yang membawa dirinya keluar dari antrian manusia yang sedang jajan di pasar malam, kedua matanya juga tidak berhenti menatap kagum di sekelilingnya.     

Merasa sudah keluar dari tempat yang terlalu ramai, menjadikan El langsung menepikan tubuh di sudut pagar roller coaster yang khusus untuk anak-anak. Ia menatap tangannya yang menggenggam jemari mungil Nusa, senyuman kecil hadir di permukaan wajahnya. "Gue gak nyangka bakalan se-ramai ini, gak masalah kan?"     

Nusa menggelengkan kepala dengan perlahan, lalu senyuman pun mengembang. "Emangnya kenapa? Udah wajar kali kalau pasar malam selalu ramai, lagipula aku suka kok dan nyaman." balasnya.     

Kini, mereka berdua saling bertatapan dengan perasaan bahagia yang seperti dapat di salurkan antar satu sama lain.     

Dalam diam dan dengan perlahan, Nusa menjulurkan tangan dan melingkarinya pada pinggang El. Ia masih mengunci tatapan pada manik mata yang terlihat indah itu, lalu di detik selanjutnya ia menjatuhkan tubuh ke pelukan cowok yang kini membalas pelukannya.     

Memang ini baru perawalan, belum ada acara mereka jajan-jajan atau naik wahana. Namun, Nusa sudah seolah-olah mengatakan terimakasih sebesarnya pada sang pasangan, hanya ini yang ingin utarakan sekarang. Kalau nanti ingin mengatakan terimakasih, ya bisa mengulang pelukan hampai hitungan yang tak terhingga.     

El tersenyum, memeluk Nusa dengan mata yang terpejam. Lihat, seberapa sayang-nya seorang Elbara pada pacar pertamanya.     

"Yuk, kita malah pelukan disini." ucap El yang memilih untuk menyudahi pelukan mereka. Menjulurkan tangan untuk mengacak-acak puncak kepala Nusa dengan sangat gemas, rambut tersebut langsung tertata rapi kembali karena memang memiliki tekstur lembut.     

Nusa menganggukkan kepala, setuju dengan apa yang dikatakan oleh El. "Oke, ayuk. Aku mau naik bianglala, kayak apa yang kamu ajak tadi." ucapnya sambil menunjuk bianglala besar dengan hiasan lampu LED warna-warni yang menjadikannya terlihat sangat menarik.     

"Takut gak? Nanti jangan gemeter loh ya pas udah sampai atas," ucap El sambil terkekeh kecil.     

"Enak aja! Nusa mah gak pernah takut ya, nanti mau ajak kamu foto. Bianglala-nya keliatan cantik banget," ucap Nusa.     

Mendengar itu, El tersenyum. Ia mengambil tangan kanan Nusa, lalu mencium punggung tangan yang halus itu dengan ciuman kecil. "Jangan lupa kalau lo juga cantik banget malem ini,"     

Mendapatkan rayuan yang seperti para buaya, Nusa tetap tersipu malu. Ia tau kalau El tidak pernah meluncurkan kalimat yang manis bagi sebagian cewek, dan terkadang bisa menjadi kalimat yang menjijikan bagi sebagian cewek lainnya.     

Pipi Nusa memerah, setelah itu menarik tangannya yang tergenggam oleh tangan El. "Euhm, lebih baik ayo kita cepet kesana. Pasti nanti pulangnya malam banget deh," ucapnya yang memutuskan untuk tidak membalas perkataan El.     

Sedangkan El? Ia hanya terkekeh dan merasa tidak masalah sama sekali di saat Nusa tidak membalas perkataannya yang merayu cewek tersebut. "Ya balik malem juga gak masalah, Sa. Lagian juga kan gue udah izin Rehan, dia bilang oke-oke aja kok."     

"Ya iya juga sih, tapi kan biar bisa nikmatin banyak wahana terus bisa lebih lama gitu loh."     

"Lo mau lama-lama sama gue?"     

"Iya lah, El. Kamu kan pacarnya aku, kalau gak mau lama-lama, justru malah aneh."     

El tersenyum, lalu meraih tangan Nusa untuk kembali di genggam dengan sangat erat. "Biar lo gak ilang, sayang."     

Sementara pipi Nusa lagi dan lagi bersemu, El melangkahkan kaki, membawa mereka mendekat ke wahana permainan bianglala.     

Banyak yang mengantri, dan tentunya mereka mengantri dengan sabar.     

"Mau belu es krim dulu gak? Nanti pasti sambil nunggu giliran, es krimnya udah abis kok." El menawarkan melihat giliran orang-orang yang mengantri baru di putar dan kini masih ada sekirat beberapa orang lagi di depan mereka yang mengantri.     

Nusa menggelengkan kepala. "Enggak ah, jangan di lepasin tangannya." balasnya sambil menahan genggaman mereka dengan tangan kirinya agar tidak dilepaskan oleh cowok tersebut.     

"Emangnya kenapa? Beli es krim juga sebentar doang." Sepertinya El tidak peka kalau Nusa sudah nyaman dengan genggaman tangan mereka, seperti tidak ingin melepaskannya walaupun hanya sebentar.     

Nusa tersenyum malu-malu, lalu menatap El dengan raut wajah yang gemas. "Habisnya Nusa udah nyaman, jangan du lepas genggaman tangannya." balasnya sambil tersenyum, lalu menurunkan arah pandang untuk menatap genggaman tangan mereka yang jemari mungilnya ternyata pas sekali dengan jemari kekar milik cowok yang kini herada di hadapannya.     

"Ya udah, paling habis ini waktunya kita yang masuk ke bianglala kok."     

Sekitar tujuh menit kemudian …     

Nusa dan El telah masuk ke bianglala dengan senyuman yang berbeda. Nusa dengan senyuman yang mengembang memperlihatkan betapa bahagia dirinya, sedangkan El yang menampilkan senyuman kecil karena terkadang belum bisa memposisikan diri untuk tersenyum di muka umum.     

"Woahhh… tinggi banget!" seru Nusa sambil menegok ke jendela bianglala. "Pemandangannya indah, semuanya keliatan kecil. Bahkan, manusia aja keliatan kayak semut." sambungnya sambil terkekeh.     

Mereka duduk saling berhadapan supaya tetap seimbang. Menjadikan El dengan leluasa bisa melihat ekspresi Nusa yang sungguh manis.     

"Katanya mau foto?" El mengingatkan. "Nih pakai hp gue aja," sambungnya sambil menjulurkan ponsel.     

Nusa menepuk dahinya, lalu meraih ponsel El dan membuka kamera. "Oke, siap ya…"     

"Satu, dua, tiga!"     

Beberapa foto mulai terabadikan tepat dengan posisi mereka yang berada di atas, menampilkan foto dua orang yang terlihat sangat bahagia di malam hari ini.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.