Elbara : Melts The Coldest Heart

Kado dari Bian untuk Vira



Kado dari Bian untuk Vira

0Alvira selesai dengan catatannya yang di buat sangat cantik dengan stabilo warna-warni. Ia adalah cewek pecinta kerapihan dan juga gemar sekali membuat tulisan-tulisan indah pada bukunya, apalagi huku catatan yang dalam artian akan di baca ulang dan di berikan hiasan menarik agar tidak bosan saat membacanya kembali.     
0

"Duh kelar juga akhirnya."     

Tidak seperti kebanyakan cewek famous, Alvira terkenal dengan cewek yang tidak pernah memiliki sahabat, teman dekat pun saja tidak ada. Ini semua gara-gara kejadian beberapa tahum lalu yang menjadikan dirinya menutup dari banyak orang-orang yang berada di sekelilingnya.     

Ia merapihkan semua peralatan tulis dan memasukkannya ke dalam kotak pensil, setelah itu menaruh barang-barangnya di laci meja yang tentu saja sangat bersih tanpa adanya sampah sedikitpun.     

Srek     

Terdengar sesuatu benda yang bergeser dari dalam lacinya, setelah menaruh lebih rapih dulu barang-barangnya di dalam, baru dirinya memilih untuk membungkukkan tubuh supaya bisa melihat ada apa di dalam sana.     

"Loh ini kotak hadiah buat siapa nih? Aku?" tanyanya dengan heran, namun tak ayal juga mengambil kotak berukuran kecil dan ceper tersebut dan di letakkan tepat di atas meja hadapannya.     

"Perasaan aku gak ulang tahun, masih lama juga, kok udah ada yang ngasih kado?"     

Ya seperti layaknya El yang memiliki banyak fans, Alvira pun sama yang memungkinkan banyak cowok yang menjumpai dirinya dan memberikan kado macam-macam secara berkala setiap hari. Namun percaya atau tidak, biasanya ia akan membiarkan lokernya —yang tidak pernah di isi apapun— supaya para fans-nya bisa menaruh apa yang ingin diberikan untuknya di dalam sana.     

Yang dalam artian, tidak ada lagi fans yang menaruh di luar dari loker tersebut. Untuk sistem keamanannya juga Vira menaruh CCTV di dalam lokernya, jadi tentu tidak ada yang berani menyentuh loker tersebut untuk berbuat jahat. Selain ada CCTV khusus, kan Alvira juga cucu dari pemilik sekolah. Berani mencari masalah, BUGH langsung di tendang keluar dari sekolah.     

Sebelum membuka kotak tersebut, tiba-tiba denting dari ponselnya terdengar dengan jelas, membuat perhatiannya teralihkan dan memilih untuk mengecek benda pipih yang menjadi candu bagi sebagian umat manusia di bumi ini.     

Satu nama orang yang berhasil membuatnya terpaku pun membuat Nusa hampir menahan napasnya, kedua bola matanya agak melebar namun masih tetap dalam batas wajar dan tidak berekspresi terlalu berlebihan.     

"Bian?" gumamnya dengan pelan, lalu membuka pesan yang sekiranya di kirimkan laki-laki tersebut kepada dirinya.     

| ruang pesan |     

Bian     

Di buka dong kotaknya jangan di liatin doang, Ra.     

Baru perawalan, namun Nusa sudah langsung waspada dan mengitari sekelilingnya karena takut tiba-tiba ada Bian yang memantau. Ia juga memperhatikan setiap jendela takut kalau ada sosok yang di maksud itu mengintip, setelahnya pun mengalihkan pandangan kala tidak menemukan apa yang dirinya cari.     

Bian     

Tenang, gue ada di kelas kok. Gak perlu lo refleks nyari gue, gue gak se-gabut itu nguntit lo.     

Tuh kan, seperti cenayang kini seorang Bian malah seperti langsung bisa menebak apa yang dirinya tengah lakukan.     

Bian     

Gue janji isi kotak itu gak aneh-aneh kok, kalau aneh-aneh ya gue bakal di pukul lagi sama El. Bisa-bisa gue bonyok, masuk UGD nanti.     

Membaca itu, Alvira menatap kembali kotak yang berada dihadapannya. "Masa iya sih gak aneh-aneh? Jelas-jelas aneh banget, kok tiba-tiba ngasih kado ke aku." gumamnya lagi.     

Bian     

Ya percaya atau gak, terserah lo. Gue cuma mau apa ya… mau ngasih sesuatu aja ke lo.     

| ruang pesan berakhir |     

Dah, hanya itu saja pesan dari Bian. Tidak ada lagi selain itu, sungguh. Maksud dan tujuan pun tidak tercantum selain kalimat 'Gue cuma mau apa ya… mau ngasih sesuatu aja ke lo' yang artinya saja masih patut untuk di pertanyakan.     

Menatap dengan sedikit gugup, setelah itu menaruh ponsel di atas meja tanpa berniat membalas pesan dari Bian. Ya, ia hanya membaca pesan dari cowok tersebut. Sudah sangat biasa sih kalau hanya membacanya, karena Bian sebelumnya juga sering memberikan kabar padahal mereka sudah tuntas sejak lama.     

Memang para cowok itu suka bertingkat aneh, ya? Terlebih lagi di saat waktu-waktu putus hubungan seperti layaknya dirinya dengan Bian.     

Menjulurkan tangan untuk mulai membuka kotak tersebut, namun…     

"Woy, Ra!"     

Kegiatannya terhentikan, lalu menolehkan kepala ke sumber suara karena gerakan refleks sekaligus juga tau kalau itu adalah panggilan untuk dirinya.     

"Iya!" serunya begitu melihat Nusa yang berjalan masuk ke dalam kelasnya dengan senyuman ceria yang selalu memukau di mata para orang yang memandang, begitu juga dengan dirinya.     

Ia memilih untuk menurunkan kotak kecil tersebut dari hadapannya dan kembali di letakkan pada laci, seperti posisi sebelumnya. Menunggu Nusa berada di hadapannya, tentu mereka menjadi pusat perhatian karena Nusa adalah orang yang sejauh ini sedang famous berkat berdekatan dengan seorang El yang tentunya memiliki banyak penggemar.     

Nusa sudah sampai di hadapan Alvira, langsung memberikan minuman ke hadapan cewek tersebut. "Ini jus alpukat, di tambah sama es krim vanilla di atasnya, pake boba juga, dari Ibu kantin." ucapnya sambil mengatur napas karena buru-buru kesini untuk memberikan minuman kepada sang adik kelas.     

Alvira menatap Nusa. "Ih Kakak, gak usah di bawain aturan. Vira kan bisa kesana, bukannya Vira gak mau bilang makasih, tapi kasian waktu istirahat Kakak kadi terkikis kayak gini cuka buat nganterin satu minuman doang buar aku." ucapnya dengan nada bicara yang tidak enak.     

"Nah justru itu aku nganterin buat kamu, ini mumpung masih banyak jam istirahat, jadi aku anterin kesini. Katanya Bara juga kamu bawa bekel buat dia, kan? Buat kamu makan aja kata Bara," balas Nusa sambil memberikan senyuman yang masih terlihat sangat terbaik.     

Menghembuskan napasnya, selalu saja El gak mau makan. Bukan karena tidak suka dengan masakannya —kalau hal ini kan tentu tidak mungkin El jujur seperti ini dengan sang adik kesayangan, iya kan?—, tapi karena cowok itu tau kalau dirinya cuma suka membuatkan satu bekal untuk El dan dirinya tidak akan makan walaupun jam istirahat.     

"Oh oke Kak kalau begitu, terimakasih ya Kak udah anterin ini buat aku, jadi ngerepotin banget. Bilang juga ke Kak Bara kalau aku bakalan makan, makasi banyak ya Kakak." ucapnya dengan nada bicara yang tak kalah ramah.     

Setelah itu, Nusa berpamitan dari hadapan Alvira dan langsung menghilang dari balik pintu kelas.     

Tidak memikirkan dengan apa yang dikatakan oleh Nusa mengenai El, saat ini Alvira kembali menaruh kotak dari Bian ke hadapannya.     

Tanpa banyak basa basi, ia langsung membukanya dan terlihat benda yang membuatnya terpaku …     

"Cantik banget."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.