Elbara : Melts The Coldest Heart

Meminta Pendapat Nusa



Meminta Pendapat Nusa

0Reza dan Mario saling ber-tosan. Mereka memilih untuk langsung ke rumah El dan membungkus makanan yang mereka beli. Coba tebak, apa mereka jadi ke cafe atau tempat-tempat terkenal lainnya sambil mencari para betina?     
0

Jawaban kalian dan tebakan kalian pasti salah. Mereka membeli nasi Padang dengan lauk yang beraneka ragam, ini semua ulah dan sesuai dengan pilihan Reza.     

"Untung kita beli nasi Padang, walaupun totalnya sampai di atas seratus ribu juga gue gak masalah. Ikhlas lahir batin, sumpah." komentar Mario yang mengganggam dua kantong kresek di tangannya, mereka masing-masing membawa.     

Reza menganggukkan kepala, setuju dengan apa yang dikatakan oleh Mario. "Untungnya juga dompet lo lagi tebel, Rio. Jadi gak bisa ngeluh terus drama pura-pura kekurangan uang." balasnya. Sesuai dengan siasat, ia menjadi ninja terlebih dulu untuk melihat-lihat isi dompet Mario saat berada di tangan sang pemilik dan ternyata uang berwarna merah terdapat berlembar-lembar.     

"Sialan lo, tapi gak apa-apa lah ya. Ibaratnya gue nih pengganti El, mumpung doi lagi pacaran."     

"Lo gak niat pacaran kayak bos? Udah lama juga gue liat lo jomblo terus, kayak gak ada kehidupan."     

Mendengar itu, Mario malah terbahak. "Mendingan jomblo lah, oneng. Daripada kayak lo, masa PDKT-in cewek yang belum rela dan belum move on sama masa lalunya? Sakit boy, sakitnya tuh disini." Sambil menunjuk dimana letak hatinya berada.     

Sebelum masuk ke dalam rumah, mereka berhenti tepat di rak sepatu. Lalu, kantung kresek yang dibawa masing-masing pun lebih dulu di letakkan pada meja yang memang lumayan bersampingan. Melepas sepatu dan kaus kaki, sekarang mereka sudah bertelanjang kaki.     

Mereka berdua berjalan beriringan masuk ke dalam rumah megah milik El yang memang luasnya tidak main-main. Hal yang pertama mereka lihat adalah ruang tamu yang jelas saja sepi, mereka berdua menghembuskan napas.     

"Ini El belum balik apa gimana sih ini?" tanya Reza pada Mario yang berada di sampingnya.     

Sedangkan Mario? Ia mengangkat senyuman meledek. "Helleh bilang aja nih lo lagi ngehindar dari topik pembicaraan, masa tiba-tiba nanyain El." ucapnya dengan nada bicara yang di buat mengayun juga.     

Reza menaikkan sebelah alis. Jika di kedua genggamannya tidak ada bungkusan nasi Padang, mungkin tangannya sudah menjitak Mario karena selalu saja salah paham. "Heran gua ah sama lo, minta di ributin banget jadi orang."     

Mario tertawa terbahak-bahak. Lalu pandangannya menangkap seseorang yang sedang duduk di hadapan televisi, sangat serius menikmati acara tontonan kartun Tom & Jerry.     

"Nusa?" panggilnya karena memang langkahnya dengan Reza juga sudah mulai memasuki kawasan ruang televisi.     

Mendengar namanya di panggil, Nusa pun menolehkan kepala ke sumber suara. "Hai kalian." sapanya dengan senyuman yang sangat manis.     

"Wah gila, baru ketemu udah bikin gue diabetes. Emang gak maen-maen El mah kalau milih cewek, damage-nya luar biasa bos!" ucap Mario sambil mengernyitkan dahi.     

Nusa hanya terkekeh kecil, kepalanya mengikuti arah Reza dan Mario yang sudah mendekat.     

"Ngomongin damage, pantes aja Sa nih Mario muji-muji lo. Dia kan damage-nya udah ilang." ucap Reza asal jeplak saja, lalu menaruh kantung kresek ke atas meja panjang yang berada di hadapan Nusa.     

Mario melakukan hal yang sama, selanjutnya malah menginjak kaki Reza. "Sialan lo, gini-gini gue yang paling ber-damage diantara lo sama El." ucapnya yang selalu memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi.     

"Pait kali." komentar Reza.     

Nusa tertawa, lalu beranjak dari duduknya saat melihat Reza dan Mario yang membawa makanan. "Ya udah, sebentar ya aku mau ambilin piring, mangkuk, sendok, garpu, dan yang lainnya." ucapnya dengan senyuman.     

Mario menahan pergelangan tangan Nusa, ketika cewek tersebut tidak jadi melanjutkan langkahnya pun langsung saja ia melepaskan tangan. "Jangan, biarin aja nanti gue suruh ART yang kerja disini. Lo mah duduk cantik aja, jangan ngapa-ngapain karena lo itu kan tamu." ucapnya.     

Nusa menganggukkan kepala. "Oh oke." Setelah itu berjalan sedikit dan duduk di lantai beralaskan karpet berbulu.     

Melihat itu, Reza dan Mario terkekeh.     

"Ngapain lo malah duduk di bawah? Duh cantik-cantik polos banget." ucap Reza sambil menghampiri Nusa, ia berjongkok.     

Nusa mengerjapkan kedua bola matanya. "Kan makan enaknya duduk di bawah, itu nasi Padang, kan? Enaknya tuh makan duduk di lantai, masa makan nasi Padang di meja makan?"     

Mario menganggukkan kepala, membenarkan apa yang dikatakan oleh Nusa. "Ya udah gue setuju sih kalau begitu, kita makan di lantai aja." ucapnya sambil mengembangkan senyuman. Setelah itu, ia langsung saja melangkahkan kaki mendekati salah seorang ART yang barusan melewati ruang Tv. "Bi!" serunya memanggil, setelah itu berlari kecil.     

Nusa pun langsung menoleh ke arah Reza. "Reza gak mau duduk? Masa jongkok begitu nanti kakinya pegal, loh." ucapnya yang mengingatkan. Setelah itu mendongakkan kepala ke arah layar televisi yang besar, lalu dirinya ketawa saat ada bagian yang lucu dimana Jerry mengerjai Tom seperti senjata makan tuan.     

Mendengar itu, Reza menganggukkan kepala. Setelahnya, mendaratkan bokong di samping Nusa.     

Memperhatikan cewek satu itu yang terlihat sangat serius walaupun hanya menonton kartun yang dominan di nikmati oleh anak-anak. "Lo tau gak sih apa yang harus gue lakuin, Sa? Mungkin gue salah kali ya minta pendapat ke cewek kayak lo yang masih polos, tapi gue butuh pencerahan."     

Saat pertama kali Reza mengeluarkan suara, Nusa pun langsung saja menolehkan kepala ke cowok tersebut dan menyimak perkataan. "Ya gak masalah, cerita aja sama aku. Aku bisa kasih saran," balasnya. Ia mengubah arah duduk menjadi menatap Reza dengan sorot mata yang sangat serius, karena dirinya juga penasaran.     

"Sebelumnya, El kemana?" tanya Reza, ia hanya tidak enak saja yang malah mengobrol dengan Nusa di saat tidak ada cowok tersebut yang takutnya malah salah paham. Padahal mah ia juga tau kalau El mungkin akan merasa biasa saja.     

"Di kamar, mandi." jawab Nusa.     

"Gue minta pendapat, menurut lo, gue harus gimana ke Alvira? Makin gue diem, makin banyak yang gue tau tanpa dia harus jelasin sendiri ke gue."     

"Misalnya?"     

"Dia masih sayang sama Bian, kenyataannya cuma kayak jadiin gue kayak pelarian doang."     

Nusa menganggukkan kepala, ia juga sadar untuk hal itu. "Gimana ya? Kan dari awal, Reza sendiri yang kekeuh mau deket sama Alvira. Kita semua juga tau kalau dia masih bersikap kayak dulu selayaknya pacaran sama Bian. Tapi jangan cuma gara-gara masalah ini, kamu ikut kebawa suasana yang malah jadiin hati kamu ragu."     

"Gimana gue gak ragu? Hati Alvira masih buat Bian." ucap Reza dengan sorot mata yang menampilkan kilatan kecewa.     

"Bohong, kata siapa aku masih sayang sama Bian dan jadiin kamu pelarian?" Tidak, suara lembut khas cewek itu bukan berasal dari Nusa.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.