Elbara : Melts The Coldest Heart

Pengakuan Memuji El



Pengakuan Memuji El

0Sudah makan sandwich, sudah bersih-bersih tubuh. Dan kini, giliran waktunya untuk memanjakan diri dengan membaringkan tubuh di atas kasur miliknya yang empuk. Entah kenapa, pikirannya menjadi melayang ke saat dimana ia terbangun dan berada di kamar Bian.     
0

"Kira-kira Nusa dosa gak sih tidur satu ranjang sama cowok? Ya Tuhan, Nusa gak tau."     

Ia membenarkan letak kepalanya yang miring, kembali memposisikannya dengan benar supaya nanti lehernya tidak terasa sakit.     

Dirinya benar-benar bingung, namun percaya juga sih dengan Bian karena bangun-bangun sang bunda dari cowok tersebut juga dengan ramah mengetahui keberadaannya.     

Namun, kini pikirannya pun juga melayang ke arah El. Dimana ia juga berada satu kamar dengan cowok itu, dan lagi kejadiannya juga baru terjadi hari ini.     

Bukan, bukan maksudnya Nusa ingin kembali menikmati kejadin itu, tidak sama sekali. Namun rasanya malu saat mengira El yang melepas handuk itu tidak memakai apapun, mungkin saat ini hatinya sangat menjerit mengingat kejadian yang memang memalukan seperti ini.     

"Ya ampun, sekarang otak aku udah tercemar sama perut kotak-kotak Bian dan El." ucapnya sambil menepuk-nepuk kepala, berharap kalau bayangan dada telanjang kedua cowok tersebut segera terhapus dari memori otaknya.     

Sebenarnya sih melihat cowok bertelanjang dada itu adalah hal yang lumrah, apalagi memang juga El sering menampakkan perut kotak-kotaknya saat jam pelajaran olahraga begitupun dengan Bian.     

Namun entah mengapa, melihat Bian bertelanjang dada saat bangun tidur, juga mlihat El bertelanjang dada saat sehabis mandi, itu terasa berbeda. Jauh lebih… hot, mungkin? Ah entahlah!     

Berusaha untuk tidak memikirkan itu, Nusa langsung saja meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Ia menatap layar benda pipih tersebut, lalu melihat-lihat notifikasi media sosial. Sebelah alisnya menaik kala melihat akun milik El menyukai semua fotonya, bahkan di semua postingannya pun cowok tersebut berkomentar seperti :     

'Kamu cantik.' (dengan emoticon love merah)     

'Pacar gue manis banget.' (dengan emoticon cium)     

'Love you.' (dengan emoticon love merah)     

Itu hanya tiga contoh komentar El di postingan Instagram-nya. Membuat Nusa langsung membuka akun, dan benar-benar banyak sekali spam di notifikasinya. "Dasar, sekalinya cair malah gemesin banget." gumamnya sambil terkekeh kecil.     

Ting     

Ada satu notifikasi lagi, namun yang satu ini justru semakin membuat senyuman Nusa mengembang dengan sempurna.     

Terlihat akun milik El yang mention akunnya di story intagram. Ia langsung saja melihat sorotan terbaru, dan di sana langsung tertampil potret terbaru dan pertama mereka saat di kamar El tadi. Dengan caption 'official, love'.     

"Bucin banget." ucap Nusa sambil terkekeh. Namun tak ayal, ia menekan tombol untuk meneruskan postingan story El supaya ia juga membuat sorotan. Dan ya, ia me-repost story tersebut.     

Tadi saja beberapa murid sudah ramai, apalagi besok yang seluruh murid dapat menyaksikan bagaimana romantisnya seorang El saat ini.     

Yang dingin saja bikin meleleh, apalagi sifat El yang cair? Jangan di bayangkan.     

Setelah berhasil mem-posting story tersebut, Nusa langsung saja kedapatan panggilan telepon masuk di ponselnya. Oke, kali ini jangan di tebak karena El-lah yang meneleponnya.     

Nusa tidak ingik berbasa basi, apalagi terlihat seperti cewek jual mahal yang membiarkan panggilan masuk terlebih dulu dan menjawabnya nanti di ujung dering. Ia pun langsung saja menjawab, tanpa melakukan hal itu.     

"Haiiii." sapanya dengan senang. Entah bagaimana ia harus mendeskripsikan semua ini, namun tampaknya dirinya ini memang bahagia mengingat ini adalah hari yang sempurna di hidupnya.     

Terdengar suara kekehan dari seberang sana. "Hai." balas El, suaranya memang memabukkan.     

Bukan saja ada suara El sih, suara Mario dan Reza pun terdengar tengah bertengkar memperebutkan pemain di PS yang stik-nya sudah ada di genggaman masing-masing.     

"Kenapa nelpon? Tumben?" Padahal saat menanyakan ini, Nusa pun tengah mengulum senyumannya yang terlihat manis.     

Terdengar deheman dari seberang sana. "Ya karna lo pacar gue, makanya telponan." balas El dari seberang sana dengan suara bariton yang terdengar sangat sopan masuk ke indra pendengaran.     

"Boleh, boleh, malah aku bahagia."     

"Gue bahagia kalau lo bahagia, Sa."     

"CAILAHHHH, MENTANG-MENTANG UDAH OFFICIAL MALAH PAMER KEMESRAAN." ini adalah pekikan Mario, terdengar sangat jelas. Bahkan sampai membuat Nusa harus menjauhkan telinga dari speaker ponsel, lalu dirinya tertawa.     

"Ini kok Mario bisa denger suara aku, El?" tanya Nusa.     

"Bisa, lah. Orang El nyalain speaker-nya biar kedengeran," jawab Mario lagi.     

Entah mengapa, mendengar itu membuat Nusa merasa malu. Astaga, ia benar-benar tidak bisa berekspresi lagi. "El…." panggil Nusa dengan malu, rasanya ingin tenggelam saja.     

"Gemesin lo." Nah ini, ini baru suara El.     

Nusa menarik napas, lalu membuangnya dengan perlahan-lahan. "Ngomongnya bisa sedikit privasi gak? Soalnya malu banget kalau apa yang aku bilang bakalan di denger sama Reza dan Mario." ucapnya, malu-malu serta ragu karena takut kalau cowok di seberang sana tidak mengindahkan apa yang diucapkan olehnya.     

Terdengar suara kresek-kresek dari seberang sana seperti posisi ponsel yang tengah di pindahnya dari letak sebelumnya.     

"Udah, sayang." ucap El.     

Terdiam lebih dulu. Keadaan hati Nusa belum bisa baik-baik saja di saat cowok tersebut memanggilnya dengan sebutan 'sayang' yang dimana dirinya belum dan sangat tidak terbiasa.     

Setelah sekian detik berdamai dengan degup jantungnya yang seperti berlomba marathon, akhirnya Nusa bisa mengatur perasaanya menjadi normal kembali. "Nah gitu dong, soalnya Nusa malu." ucapnya dengan pipi yang sayangnya masih bersemu merah.     

Mungkin kalau El tau, cowok tersebut akan semakin membuat rona merah di pipinya semakin terlihat jelas. Untung saja mereka telponan.     

"Malu kenapa? Lo malu punya cowok kayak gue?"     

"Eh? Enggak dong! Jelas aku bangga punya cowok yang ganteng, di kejar-kejar sama hampir semua cewek di sekolah. Ngapain harus malu? Pacar Nusa kan keren banget, Reza dan Mario aja kalah." ucapnya yang langsung menjawab pertanyaan El agar cowok tersebut tidak salah paham dengan apa yang diucapkannya.     

"OH JADI GITU SA…"     

"ELLLLL!!"     

Pip     

Nusa segera mematikan sambungan telepon. Tadi yang memekik adalah Reza dan Mario, yang dalam artian El tengah mengerjai dirinya, mengatakan kalau panggilan mereka sudah menjadi privasi tanpa speaker yang aktifkan. Memang menyebalkan.     

Ia menjadi malu karena secara terang-terangan memuji El dengan begitu baik bahkan mengatakan kalau dua cowok yang memekik untuknya tadi bahkan mengakatan kalau Reza dan Mario kalau dari El, dirinya malu, astaga!     

Membuang ponsel ke sampingnya, lalu Nusa kini sibuk menutupi wajah dengan bantal yang tadinya menjadi penahan kepalanya.     

Bersama dengan seseorang yang bisa menghadirkan kebahagiaan adalah idaman semua manusia, apalagi di saat hubungan yang hampir renggang dan akhirnya bisa menyatu kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa.     

Banyak yang iri dengan Nusa.     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.