Elbara : Melts The Coldest Heart

Throwback Awal Bertemu El



Throwback Awal Bertemu El

0Alvira berada tepat di samping Priska yang sedang mengemudi dengan raut wajah begitu serius. Baginya, cara mengemudi cewek di sampingnya ini sangat selow alias tidak terlalu mengebut seperti pembalap walaupun jalanan di hadapan mereka benar-benar kosong dan hanya ada beberapa kendara saja.     
0

Ia memperhatikan ada banyak barang-barang di atas dashboard mobil, ada beberapa foto El yang menurut kesimpulannya di ambil secara diam-diam karena kebanyakan foto candid.     

Karena penasaran, bahkan dirinya sampai mencodongkan tubuh untuk meraih tumpukan foto polaroid yang cukup banyak.     

"Jangan pegang-pegang apapun, Ra. Lo numpang di mobil gue," ucap Priska sambil melirik Alvira dengan malas. Namun, ini bukan berarti dirinya melarang cewek tersebut. Ya mungkin hanya sebagai teguran saja.     

Mendengar itu, Alvira seakan tidak peduli. Ia semakin melihat-lihat semua foto itu. Polaroid foto El, foto Priska yang sedang selfie pun tampak cantik dan menawan dengan sapuan make-up, belum lagi foto Priska yang bersama dengan kedua sahabatnya.     

Tidak, Alvira sebenarnya juga memiliki polaroid seperti ini. Tapi bedanya, ia membuat hiasan di kamar dengan foto-foto yang telah di cetak itu. Jangan lupa di berikan lampu tumblr berwarna gold yang membuat hiasannya seperti terkesan sangatlah hidup.     

Namun, ketika sudah ingin ke bagian akhir, tumpukan polaroid itu di ambil secara paksa oleh Priska. Padahal, ia sudah ingin mencapai akhir melihat-lihat polaroid tersebut.     

"Udah cukup liatin fotonya, privasi." ucap Priska yang kembali menaruh polaroid tersebut di atas dashboard.     

Alvira hanya menurut, dan menganggukkan kepalanya. "Secinta itu ya Kak Priska ke Kak Bara?" tanyanya, kini perhatiannya sudah menatap Priska dengan sangat serius.     

Ia memang dengar beberapa kabar mengenai Priska yang begitu ambis dengan El. Namun, yang ia tau hanya tentang bagaimana cewek tersebut mengejar-ngejar El. Dan bukannya ambis sampai memiliki foto El secara diam-diam.     

"Urusan lo apaan nanya kayak gitu?" tanya Priska sambil melirik ke arah Alvira yang ternyata cewek itu sudah menatapnya seperti akan mendengar dongeng.     

Alvira menaikkan kedua bahunya. "Ya urusannya karena aku adik dari cowok yang Kakak suka." balasnya, hei tentu saja ia jujur.     

"Iya, maksud gue lo gak penting banget nanya gituan. Mau gue suka kek, sayang, atau cinta sekalipun, kan bukan urusan lo buat nanya-nanyain perasaan gue."     

"Iya juga sih, kan gak perlu di tanya juga ketauan Kakak ke Kak Bara itu gimana."     

Mungkin mulai memasuki jalanan yang cukup ramai apalagi lampu merah sampai dua menit lamanya, menjadikan Priska memiliki waktu untuk menatap cewek yang berada di sampingnya dengan sebelah alis yang terangkat.     

Alvira hanya tersenyum konyol, tidak ada lagi raut wajah sedihnya. Ya, memang kan yang dirinya butuhkan adalah teman untuk mengobrol seperti ini. "Ceritain dong gimana awalnya Kak Priska suka sama Kak Bara." ucapnya.     

Mendengar itu, tentu saja Priska dengan senang hati menceritakannya. Karena perawalan ketemu dengan El adalah salah satu hal sekaligus kenangan yang sangat manis. "Lo mau tau?"     

"Mau Kak,"     

"Oke…"     

Throwback     

Pagi-pagi sekali Priska sudah datang ke sekolah mengingat ini adalah hari pertama sekolah sekaligus memberikan waktu untuk dirinya menebar pesona.     

Tatanan rambut panjang yang jatuh lurus dengan rambut yang beraroma caramel, serta sapuan natural make-up pada wajahnya pun terlihat kalau dirinya begitu cantik dan mempesona. Belum lagi, ia menggunakkan barang-barang branded terkenal yang tentu saat orang melihatnya sudah bisa mencium bau uang.     

Bahkan, ia di antar dengan mobil BMW keluaran terbaru pada saat itu yang tentu saja harganya masih mahal di pasaran.     

(Ya, di usia Priska yang belum menginjak 17 tahun, ia belum di izinkan untuk mengendarai mobil sendiri. Di kelas 1 SMA, ia akan di antar jemput oleh supir pribadi dan saat kelas 2 SMA dirinya sudah legal dan mendapatkan SIM.)     

Kala itu, Priska tersenyum miring saat melihat cowok ganteng yang baru saja turun dari atas motor besarnya.     

Yang benar saja, hari pertama sekolah sudah memikat hati para cewek dengan wajah tampan sambil naik motor besar? Sungguh, nikmat pagi hari dan menjadikan Priska berucap syukur karena kedatangannya di pagi hari.     

Semua pandangan murid cewek pun beralih ke arah seorang cowok yang baru saja turun dari motor dengan menyapu jambulnya. Semua orang juga tau kalau dia adalah cucu dari sang pemilik sekolah SMA Adalard ini.     

"Gila ganteng banget, itu adik kelas kita, kan?"     

"Kalau modelannya kayak gini, jadi mau mepet-mepet terus tuh sama si ganteng."     

"Ayo ayo kita kenalan, gue rasa dia tipe cowok yang playboy gitu. Rawrrr, buaya!"     

"Tapi sih menurut gue dia dingin loh, jangan sampai di pagi-pagi buta kayak gini lo malah dapet semprotan marah dari tuh cowok."     

"Kalau ganteng sih gak apa-apa, gue rela di marahin cogan."     

Mungkin percakapan para siswi terdengar sedikit euhm… genit, mungkin?     

Priska memutar kedua bola matanya. Ia masih setia berdiri di tengah-tengah jalan koridor awal yang membawa para murid masuk ke area gedung sekolah.     

Sampai pada akhirnya, ia tidak sadar kalau cowok tersebut sudah berada di hadapannya.     

"Ekhem."     

Akibat deheman itu, Priska pun tersadar dengan kedua mata yang bertabrakan dengan manik mata milik cowok tersebut yang terlihat benar-benar memabukkan.     

"Gue suka sama lo," ceplos Priska tiba-tiba.     

'Lo dehemin gue, gue yakin lo juga suka balik sama gue. Ya karena kan dehemin orang itu butuh effort, fix berarti dia juga suka sama gue.' batin Priska yang melanjutkan.     

Cowok di hadapannya itu malah menatap Priska dengan aneh, lalu tanpa merespon pun dia langsung mendorong pelan tubuh Priska dengan tangannya yang berurat sangat terlihat keren. Setelah itu, berlalu begitu saja tanpa mempedulikan jika barusan ada cewek yang menyatakan perasaan di awal masuk sekolah.     

"Gue harus dapetin dia."     

Dan ya, dari sini adalah awal obsesi Priska terhadap El yang memang sangat memaksakan takdir.     

Throwback off     

Mendengar cerita Priska yang mengalur begitu saja, menjadikan Alvira terdiam seribu bahasa.     

"Jadi ya gitu awal ketemu sama El," ucap Priska yang menyudahi cerita.     

Alvira terkekeh kecil setelah itu, lalu menghembuskan napasnya dengan perlahan. "Seriusan begitu? Kirain aku sih spesial kayak di drama-drama gitu. Awal ketemu saling tabrakan terus buku di tangan Kak Priska jatuh semuanya, di bantu sama Kak Bara." ucapnya. "Ternyata cuma di dehemin doang sama Kak Bara terus bisa langsung suka?" sambungnya cekikikan.     

Priska menganggukkan kepala, memang terdengar lucu, namun tetap saja baginya sangat teramat berkesan.     

"Yang penting itu cerita gue ketemu dia, gue mah juga gak pernah ya ngarepin pertemuan yang sempurna kalau ujung-ujungnya aja gue sama dia cuma sebatas kenal tanpa balas perasaan gue."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.