Elbara : Melts The Coldest Heart

Peringatan Untuk Priska



Peringatan Untuk Priska

0Reza menatap keliling ruangan. Baru sepuluh menit sampai di rumah mewah ini, namun pikirannta langsung saja berkelana memikirkan dimana Alvira saat ini karena batang hidungnya tidak terlihat.     
0

Ingin bertanya pada El, sahabatnya yang satu itu sama sekali belum memunculkan diri karena tadi pamit untuk berganti pakaian.     

Mario? Jangan di tanya, tolong. Cowok satu itu sudah berlari ke arah dapur yang beralibi perutnya kelaparan. Padahal mah ingin mengambil jajanan yang ada di rak camilan El di dapur, atau mengambil beberapa minuman sebagai stok.     

Seperti biasa, rencana mereka memang-lah bermain PS di kamar sanga pemilik rumah.     

Karena tidak tau harus apa, Reza yang tadinya duduk manis di atas sofa pun langsung beranjak dari duduk. Sudah berkali-kali ke rumah El, dan juga SUDAH PASTI tau seluk beluk rumah ini. Namun, coba tebak apa yang dirinya lakukan di menit selanjutnya?     

Cowok itu malah melangkahkan kaki untuk mendekati beberapa bingkai foto yang memang terpajang di sana.     

Wajah cantik Alvira selalu memukau di indra penglihatannya, tanpa terkecuali.     

Tin     

Tin     

Mendengar klakson mobil, Reza yang baru saja ingin meraih satu bingkai yang di dirikan di atas meja pun langsung saja mengurungkan niat. Ia langkah memutar tubuh untuk melihat ke sumber suara.     

"Dih siapa sih? Norak banget pakai klakson segala, masuk tinggal masuk,"     

Mungkin karena terbawa sebal karena ia tak kunjung melihat Alvira, maka perasaan jengkel pun hinggap di hatinya. Namun, bersamaan dengan deretan kalimatnya yang merupakan protes-an itu, ia tetap melangkahkan kaki untuk mendekati pintu utama rumah.     

Reza membuka pintu, dan langsung saja melihat dua cewek yang tidak asing baginya.     

Dia adalah Alvira dan Priska. Tunggu sebentar, bagaimana bisa mereka berduaan? Bukannya El telah melarang Alvira untuk berhubungan dengan Priska, malah sekarang mereka terlihat seperti sahabat dekat karena… mereka saling berpelukan satu sama lain?     

Di sisi lain …     

Alvira sangat terkejut kala Priska membawa tubuhnya untuk di peluk dengan erat. Sungguh, ia tidak tau apapun mengenai hal ini. Dirinya benar-benar tidak tau harus merespon seperti apa.     

Kalaupun memang mereka harus berpelukan, kan seharusnya dirinyalah yang memeluk Priska, bukan sebaliknya.     

"Kak? Kakak kenapa nih?" tanya Alvira yang bingung menanggapi Priska. Namun tak ayal, kedua tangannya terjulur untuk memeluk balik tubuh mungil yang sama seperti dirinya.     

Priska menggelengkan kepala, lalu langsung melepas pelukan mereka dan kini posisi mereka sudah berhadapan satu sama lain, tak ada lagi pelukan atau apapun itu.     

"Sorry." ucap Priska, ia hanya mengatakan hal ini karena bingung. Ia memeluk Alvira tanpa alasan, dan begitu saat ini dirinya menjadi sedikit canggung namun ada perasaan yang lega di hati.     

Pernah merasakan pelukan yang sama hangatnya seperti pelukan yang baru di rasakan dengan Alvira, namun itu dulu, di saat pertemannya dengan Disty dan Nika masih terjalin erat. Maksudnya, sekarang kedua sahabatnya itu tidak pernah bisa paham dengan apa yang dirinya rasakan.     

"Kak Priska minum dulu deh yuk, masuk ke rumah aku." ucap Alvira pada akhirnya. Ia memang tidak tau seberapa beratnya di posisi cewek itu, namun ia pikir kalau mampir untuk minum terlebih dulu itu bisa membuat hati yang tadinya gerah bisa terasa adem kembali.     

Priska menatap ke arah bangunan megah nan mewah di hadapannya. Memang sih segala ornamen di rumah ini lebih unggul darinya. Ia juga memiliki keinginan juka suatu saat nanti bisa bersama El, ia pasti akan masuk ke dalam rumah ini dan di perkenalkan sebagai sang pacar. Namun sepertinya hal itu sudah kandas, dan sekarang malah Alvira-lah yang mengajak untuk masuk di rumah idamannya ini.     

"Gak dulu deh," tolak Priska secara halus.     

Alvira sedikit menaikkan sebelah alisnya, merasa heran kenapa Priska menolak. Padahal, ia tau kalau cewek di hadapannya ini ingin sekali masuk ke rumahnya. "Kenapa Kak? Biar gak sedih. Lagian juga mobil Kakak udah terparkir rapi di halaman rumah aku. Jadinya, ayo mampir dulu gak usah segan." ucapnya.     

Karena Priska yang kembali seperti menolak, akhirnya Alvira terpaksa untuk menarik pergelangan tangan cewek tersebut agar mengikuti langkah kakinya.     

Reza menghadang mereka di depan pintu masuk yang tentu membuat langkah Alvira dan Priska berhenti, setelah itu menaikkan sebelah alisnya.     

"Ngapain lo disini?" tanyanya pada Priska. Ia menatap tidak suka ke arah cewek sok akrab itu.     

Alvira menatap Reza dengan sorot mata seperti memohon. "Kan Kak Priska nganterin aku pulang, ya sebagai gantinya aku mau nawarin minum." Malah ia yang menjawab, padahal bukan dirinya yang ditanyakan.     

Reza menggelengkan kepala. "Gue gak nanya lo." ucapnya dengan mada malas. "Lagain juga gue denger jelas banget kok kalau Priska gak mau masuk, jadi biarin aja si dia pergi." sambungnya.     

Priska menghembuskan napas, namun di detik selanjutnya malah mendengus. "Iya ini gue mau pulang, gue juga tau diri kali. Gue kesini bukan gara-gara pengen modus apa gimana, lo gak tau gimana kejelasannya." balasnya sambil mengatakan pembelaan untuk dirinya sendiri.     

Reza memutar kedua bola matanya, agak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Priska namun saat melihat raut wajah Alvira yang memohon menjadikan dirinya menghembuskan napas dengan perlahan-lahan.     

"Ya udah lo masuk duluan, Ra. Gue mau ngomong sama Priska." ucapnya yang mengizinkan, namun membuat syarat.     

Mendengar itu, Alvira mendengus. Dari pada tidak boleh? Lebih baik menuruti apa yang dikatakan oleh Reza. "Oke." ucapnya sambil menganggukkan kepala, menurut. Lalu pandangannya menoleh ke arah Priska. "Kak, aku duluan ya." sambungnya, setelah itu berjalan lebih dulu masuk dengan tangan yang sudah melepaskan genggaman mereka.     

Tersisa Reza dan Priska saat ini yang saling berhadapan satu sama lain.     

Melihat Reza, tentu saja membuat Priska langsung menyilangkan tangan di depan dadanya. "Lo mau ngomong apa sama gue sih? Lama-lamain aja lo, gue abis minum niatnya mau balik, masih aja lo curigain apa gimana nih?" ucapnya dengan sebelah alis yang terangkat.     

Reza menghembuskan napas, lalu kepalanya lebih dulu menoleh ke belakang untuk memastikan tidak ada yang menguping pembicaraan mereka. Setelah memastikan keadaan aman, ia kembali menolehkan kepala ke arah Priska. "Lo tau gak apa kesalahan lo yang sekarang, Ka?" tanyanya dengan nada malas, ia sudah bosan berkata ini dan itu kepada cewek yang berada di hadapannya.     

Priska tentu saja menggelengkan kepala. Ia tidak merasa kalau dirinya melakukan kesalahan sehingga cowok di hadapannya ini bertanya seperti itu seolah-olah dirinya memang salah. "Kenapa? Gue gak ngerti apa yang lo bilang sama apa yang lo pikirin, Za." balasnya dengan sebelah alis terangkat.     

Reza berdecih, setelah itu mengangkat senyuman miring di wajahnya. "Jangan sekali-kalinya lo gunain Alvira buat bahan biar lo deket sama El, Ka. Camkan, lo bukan berhadapan sama gue aja nantinya. Ini peringatan buat lo,"     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.