Elbara : Melts The Coldest Heart

Bertahan dengan Rasa Sakit



Bertahan dengan Rasa Sakit

0Jam istirahat telah berbunyi, para murid dengan semangatnya langsung menuju ke tempat yang menjadi satu tujuan setelah mumetnya belajar yang entah mengapa memang menguras pikiran.     
0

Kantin menjadi destinasi yang sudah pasti dipilih oleh para pelajar seperti mereka. Berbagai macam makanan atau minuman pasti di beli mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga.     

"Lo mau beli apaan? Biar gue yang pesenin sekalian," ucap Nika pada Priska yang sedaritadi hanya melamun sambil menatap gamblang ke arah layar ponselnya. Ia sama sekali tidak napsu untuk memasukkan makanan atau minuman apapun ke dalam perutnya, rasanya sudah sangat kenyang.     

Disty memusatkan perhatian pada Priska, lalu menghembuskan napasnya dengan perlahan-lahan. "Jawab Ka, lo harus makan. Selalu aja pas banyak pikiran kayak gitu, gak mau makan jadi gak napsu lah kenyang lah begini lah." ucapnya yang memang sudah agak kesal dengan tingkah sahabatnya satu ini yang dimana terjerumus ke dalam buta karena percintaan.     

Priska menolehkan kepala secara bergantian ke arah Nika dan juga Disty, sejak El dan Nusa keluar dari kelas, dirinya tidak ingin berbicara apapun, begitu juga pada kedua temannya satu ini. Bungkam adalah salah satu cara untuk menyembunyikan betapa menyedihkannya seorang Priska yang baru pertama kali benar-benar merasakan patah hati yang terasa sangat mengerikan ini.     

"Gue gak laper, lo berdua aja deh yang makan." ucapnya sambil menghembuskan napas dengan perlahan, enggan menjawab lebih jauh lagi mengenai apa yang dikatakan oleh kedua temannya. "Gue kenyang, lo berdua gak perlu nyampe ngeluarin banyak effort buat bujuk gue." sambungnya dengan kedua alis yang menurun, rusak sudah suasana hatinya yang sedaritadi di tahan-tahan.     

Nika menghembuskan napas, ia sedaritadi berdiri karena sekalian ingin memesan makanan untuk mereka bertiga, jadi ibaratnya tengah stand by kalau apa yang teman-temannya ingin pesan sudah tersimpan di dalam otaknya. "Lo udah kurus kering kayak kita alias body goals, masa iya makan aja harus di tunda-tunda?" ucapnya sambil menjulurkan tangan untuk merain bahu Priska, ia mencoba untuk memberikan ketenangan.     

Tidak, tidak ada lagi ketenangan semenjak datangnya Nusa kesini sebagai murid baru yang polos dan langsung menyita perhatian El dan sampai sekarang malah mendapatkan cap sebagai ratu di dalam kehidupan cowok yang menjadi dambaannya.     

Menerawang jauh dengan pandangan lurus, Priska menghembuskan napasnya. "Gue bawa bekel, ada di tas." gumamnya.     

"Oh ya udah kalau gitu gua yang ambil biar Nika yang pesen makanan." ucap Disty yang ingin beranjak dari duduknya namun di tahan oleh Priska, gerakan tangannya sangat cepat sehingga belum memberikan waktu bagi dirinya untuk beranjak dari tempat duduk.     

Priska menggelengkan kepalanya. "Tapi bukan buat gue, buat El." balasnya dengan pelan.     

Mendengar itu, Disty dan Nika langsung berdecak pelan secara bersamaan.     

"Lo gak inget waktu lo ngasih bekel ke El, dan dengan gak punya hatinya dia malah kasih ke Mario?" ucap Nika yang mengingatkan kejadian lalu pada sang bos-nya itu.     

Throwback     

"Gue sayang sama lo."     

Sudah berkali-kali Priska tanpa rasa malu mengatakan hal tersebut pada El, namun hanya penolakan saja yang dirinya dapatkan dari semua pengungkapan perasaan itu.     

El menatap cewek yang berada di hadapannya dengan tangan yang membawa kotak bekal lalu di berikan dan diletakkan tepat di hadapannya, ia tidak pernah menerima jenis barang apapun dari seseorang yang mengaku fans karena dirinya tidak pernah meminta-minta atau hal apapun itu yang sejenisnya.     

"Udah?" Respon El yang tentu saja tidak bisa di harapkan kalau cowok satu ini akan berkata dan membalas dengan kalimat yang setimpal dengan perumpamaan perasaan tersebut.     

Priska tetap saja tersenyum, tidak mempedulikan tatapan penuh rasa kasihan yang diluncurkan pada dirinya oleh para teman-teman sekelas. Ia sudah biasa mempermalukan diri sendiri hanya untuk mengungkapkan perasaan kepada cowok yang dinginnya seperti tak tersentuh itu.     

"Udah dong, jadi… apa jawaban lo? Ya oke gue tau gue tau banget, tapi kali aja lo berubah pikiran."     

"Gak akan."     

"Yah kenapa? Gue kurang baik apa sih buat lo? Perlu gue deskripsiin lagi tentang diri gue sendiri?"     

Selama Priska mengungkapkan perasaan, ia selalu mengambil kesempatan dimana El sedang sendirian atau dalam artian tidak sedang bersama dengan Mario ataupun Reza yang suka sekali mengacau. Sedangkan Distu dan Nika? Tentu saja tugas mereka itu menjaga pintu jikalau kedua sosok cowok yang sesohib dengan El itu datang, ibaratnya di cegat terlebih dulu.     

"Gak perlu."     

El menyentuh kotak makan dari Priska dengan ujung jemari telunjuknya, ia mendorong supaya benda satu itu tidak berada di mejanya, melainkan di meja sampingnya yang jelas saja selalu kosong tanpa penghuni karena dirinya sendiri yang meminta.     

Priska melihat itu, lalu menaikkan sebelah alisnya. "Kok di jauhin sih kotak makannya? Kan gue mau kalau lo rasain masakan gue, biar suatu saat si ratu dari Elbara ini bisa unggul dalam membuat makanan untuk pasangan." ucapnya dengan pelan karena tidak ingin apa yang dikatakannya di dengar oleh orang lain, ya walaupun sudah pasti kedengaran sih karena susananya sangat sepi dan tenang karena pada menyaksikan drama gratis satu ini yang tersuguh secara langsung dihadapan mereka.     

"Gak suka." balas El dengan singkat. Padahal mau menu yang dibawakan oleh Priska adalah salah satu bekal yang paling disukai olehnya, yaitu sandwich. Roti lapis dengan isian yang menggiurkan tentu sangat sehat dan berprotein juga tidak membuat perutnya terlalu merasa kekenyangan, alias porsinya sangat pas.     

Tapi ingat, apapun yang diberikan oleh Priska —walaupun itu adalah hal yang memang disukai dirinya—, pasti tidak akan pernah diambil oleh El dengan alasan kalau di ambil pasti seperti mengizinkan dan memberikan peluang kepada cewek tersebut untuk kembali memasuki kehidupannya lebih jauh lagi, dan ia tidak menginginkan hal tersebut.     

Mulut Priska bungkam, lalu ia menundukkan kepala sambil kembali berjalan ke tempat duduknya tanpa berkata-kata. Membuat Disty dan Nika ikut kembali ke tempat duduk mereka, di saat bersamaan pun Mario dan Reza masuk ke dalam kelas dengan heboh dan duduk di kursi yang berada di hadapan El, langsung memutat badan.     

"Wih enak nih ada makanan, duh enaknya deket-deket sama orang famous." ucap Mario yang melihat kotak bekal makan Priska.     

El menganggukkan kepalanya. "Ambil aja, gak penting."     

Throwback off     

"Inget.." balas Priska yang memutuskan untuk menyudahi pikirannya yang kembali ke masa lalu, sebelum adanya Nusa.     

Belum ada Nusa saja dirinya sudah kalah, apalagi saat ini sudah ada cewek tersebut? Mungkin benar kalau dirinya sudah tak ada lagi kesempatan.     

"Jangan bertahan sama rasa sakit kalau kebahagiaan aja belum lo rasain bareng dia, ayo bangkit, lo udah terlalu jauh menyelam ke dasar laut dan akhirnya lo sendiri yang lama-lama kehabisan oksigen."     

…     

Next chapter     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.